Bab 24

1.9K 151 13
                                    


Setelah jalan jalan itu. Hubungan mereka bertambah baik. Dean juga tak dingin lagi kepada Tria. Tria pun merasa bahagia. Sesekali Tria merasa kesal dengan Dean karena sifat jail Dean disekolah maupun di rumah.

***

Sekarang Tria sedang berada di ruang guru. Ia sedang mengerjakan tugas tugasnya. Saat ini sedang waktunya istirahat. Tria merasa pusing sekali hari ini. Dikarenakan Dean berbuat ulah lagi.

Tadi Dean dan kedua temannya membully salah satu siswa yang berpenampilan culun. Dean menaburkan tepung dan telur ke kepala siswa itu.

Jadilah Dean dan kedua temannya dihukum. Mereka bertiga disuruh mengepel satu sekolah saat pulang sekolah.

Bel masuk berbunyi. Tria merapikan buku dan laptop nya. Ia berjalan keluar ruang guru menuju ruang kelas. Dan sekarang Tria harus mengajar di kelas XI IPA 1. Beruntung sekali ia tidak mengajar di kelas Dean.

Tria memasuki ruang kelas yang damai itu. Tria paling suka dengan kelas ini. Murid muridnya yang mudah diatur. Tria masuk sambil mengucapkan salam. Tria.

Hari ini jadwal ulangan harian untuk kelas ini. Tria pun menyuruh murid murid nya untuk belajar 10 menit terlebih dahulu. Setelah sepuluh menit Tria membagikan lembar soal yang sudah ia buat.

Sambil menunggu murid muridnya yang sedang mengerjakan soal. Tria berkeliling kelas. Melihat jawaban dari salah satu siswa.

Tria pun berjalan kembali ke tempat duduknya. Sudah 20 menit berlalu. Tria bosan menunggu. Tria berjalan keluar kelas dan berjalan ke balkon. Ya memang kelas ini berada di lantai 2. Tria melihat ke bawah. Tepat dibawah itu lapangan.

Tria melihat ke lapangan dan disana ada kelas yang sedang melakukan olahraga. Dan yang sedang melakukan olahraga itu kelas Dean. Tria melihat siswa laki laki sedang bermain basket.

Tria melihat Dean yang sedang mengiring bola. Banyak sekali yang histeris melihat Dean. Ya karena Dean itu most wanted sekolah.

'Dean semangat!'

'Dean ayo Dean!'

'go.. go.. Dean!'

'ya ampun ganteng banget Dean nya gua'

Begitulah kira-kira teriakan dari siswi siswi alay sekolah ini yang mengidolakan Dean. Tria memutar mata malas.

Dean yang sedang berlari melihat ke atas. Dan menumukan Tria yang sedang melihat ke arah nya. Dean tersenyum dan mengedipkan sebelah matanya kepada Tria.

Tria yang melihat itu mencibik kesal dan langsung masuk ke kelas. Ia tak mau siswi siswi yang mengidolakan Dean melihat nya.

Dean yang melihat Tria hanya terkekeh. Akibatnya banyak fans Dean yang berteriak histeris melihat Dean. Tria yang sempat mendengar Tria dari para fans Dean hanya memutar bola mata malas.

'Waaah Dean Senyum guys.'

'Senyum ke gua itu.'

'Bukan ke gua!'

'Manis banget!'

'Aaaaa.. Diabetes gua.'

Begitulah teriakan dari fans berat Dean. Dean yang mendengar teriakan dari para fans nya hanya diam. Ia sudah bosan mendengar ucapan ucapan seperti itu.

****

Sepulang sekolah Tria sedang berjalan menuju halte depan sekolah. Tria duduk dan membuka ponselnya dan bermain game. Tria menunggu Dean untuk menjemput nya. Dean akan menjemputnya jika sekolah sudah sepi. Dean pun juga sedang menjalankan hukumannya.

Sepuluh menit kemudian. Sebuah mobil datang. Siapa lagi jika bukan Dean. Tria berjalan dan membuka pintu mobil dan duduk di samping Dean.

"Lama banget." Ucap Tria cemberut.

"Hehe.. Maaf maaf kan aku nunggu sepi dulu."

"Yaudah yuk pulang aku laper."
Dean langsung menjalankan mobilnya menuju apartemen mereka.
Di luar mobil. Terdapat seseorang yang sedang tersenyum miring melihat Tria bersama Dean. Ia memegang ponselnya yang terdapat foto Dean dan Tria.

******

Sampai dengan apartemen Tria langsung memasak. Sedangkan Dean menonton film di TV. Lima belas menit Tria sudah selesai memasak. Tria berjalan untuk memanggil Dean.

"Mas ayo makan." Ucap Tria.

"Hah? Iya ayo." Ucap Dean berdiri dan melangkah sambil merangkul Tria.

Mereka makan dengan diam. Tidak ada yang berbicara. Sampai selesai makan Tria membereskan piring piring. Dean pun ikut membantu Tria menaruh lauk sisa lauk ke lemari makan.

"Aku ke kamar ya." Ucap Tria.

"Iya"

Tria berjalan ke kamar dan membersihkan diri. Setelah membersihkan diri, Tria berjalan menuju kasurnya dan mendudukkan dirinya. Tria mengambil tas dan mengeluarkan ponselnya.

Tria membuka aplikasi chatnya dan ada satu notifikasi chat dari nomor yang tidak ia kenal. Tria membuka chat tersebut dan Tria terkejut. Isi pesan dengan tersebut.

Isi pesan tersebut beberapa foto Tria dan Dean sedang bersama. Foto Tria dan Dean sedang bermain di di dufan, foto Tria dan Dean sedang bermain di pantai, foto Tria dan Dean yang sedang berpelukan di pantai sampai foto Tria yang sedang masuk ke mobil Dean.

"Ini foto aku tadi." Ucap Tria. Tria bangkit dan berjalan keluar kamar. Ia berjalan menghampiri Dean yang sedang bermain ponsel di ruang tamu.

Tria duduk di samping  Dean dan langsung menyerah kan ponselnya. Dean melihat Tria yang seperti orang ketakutan bingung.

"Kenapa." Tanya Dean.

"Lihat." Dean mengambil ponsel Tria dan melihat nya.

Dean pun terkejut.

"Ini siapa?" Tanya Dean.

Tria menggeleng tanda tak tahu. Dean mengembalikan ponsel Tria. Dean menghela nafas panjang.

"Sudah aku duga pasti ini semua akan terbongkar."
Tria yang duduk di sebelah Dean hanya diam. Dean menarik tangan Tria untuk mendekat. Dean melingkar kan tangannya di pundak Tria. Ia menarik Tria kedalam pelukannya.

"Kita jalani ini bersama sama ya." Ucap Dean sambil mengelus kepala Tria.
Tria diam. Ia tak bisa berbicara. Tria hanya mendengarkan Dean. Tria memeluk Dean dan menaruh kepalanya di dada Dean. Ia memejamkan matanya sambil menghirup aroma tubuh Dean yang wangi.

"Apa sebaiknya aku keluar aja dari sekolah." Ucap Tria.

"Jangan! Kamu jangan keluar." Ucap Dean.

"Tapi kalau satu sekolah tau gimana?" Dean diam.

"Biarkan saja. Aku tidak peduli." Ucap Dean.

"Tapi kalau kamu di keluarkan dari sekolah gimana?" Ucap Tria.

"Sekolah itu tidak berani mengeluarkan aku sayang. Papa adalah donatur terbesar disana. Jadi sekolah itu nggak bakal berani untuk ngeluarin aku."

"Tapi aku takut."
Dean mengeratkan pelukannya. Dean mencium kepala Tria lama.
"Jangan takut. Ada aku disini."

******

Assalamu'alaikum man teman...

Minal aidzin walfaidzin ya.. Mohon maaf lahir dan batin... Maaf kalau aku punya salah disengaja ataupun tidak disengaja🙏🙏

Maaf ya lama..

Kemarin harus bantuin ibu aku bikin ketupat jadi nggak sempat buat up🙏😞 mana capek banget lagi😞😞

Vote dan comennya ya guys😁😁😄 biar aku tambah semangat buat lanjutin cerita ini😄😄

See you guys...

I'm Different [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang