Bab 14

2.2K 161 10
                                    


Brak..

"KALIAN NGAPAIN?!"

Tria segera mendorong tubuh Dean dan bangun.

"Akhh.."
Dean yang terdorong pun terjatuh. Tria berdiri dan melihat kedua orang tua Dean.

"Ma..maaf ta..di sa.. say-" ucapan Tria terpotong dengan ucapan

"Kita bicarakan di bawah." Ucap Heri dingin dan pergi. Tria yang melihat wajah Heri yang mirip sekali dengan Dean dan wajah yang dingin. Tria merasa takut.

"Ayo Tria." Ucap Fira.

Tria berjalan mengikuti Fira keluar kamar Dean. Sedangkan Dean mengusap kasar wajahnya.

Dean berjalan ke arah meja makan dan duduk di kursi yang kosong tepat di sebelah Tria.

"Ayo makan." Ucap Heri.

Semua mengambil makanannya dan makan dengan tenang. Selesai makan Tria membantu Fira membereskan piring piring. Sedangkan Heri dan Dean menunggu di ruang keluarga. Setelah selesai Tria dan Fira menuju ruang keluarga. Tria duduk disebelah Dean dan Fira duduk disebelah Heri.

"Siapa nama kamu?" Tanya Heri dingin kepada Tria.

Tria yang sedari tadi menunduk mendengar ucapan Heri mengangkat kepalanya.

"Saya Tria. Saya guru Dean." Ucap Tria dengan takut takut.

"Guru Dean? Terus tadi kamu ngapain ke kamar Dean?" Tanya Heri lagi.

"Gini gini jadi Tria ini gurunya Dean. Tadi Mamah minta tolong buat panggil De-"

"Papa nanya Tria mah." Ucapan Fira terpotong oleh Heri.

"Maafkan saya." Ucap Tria sambil menunduk.

"Kalian akan menikah seminggu lagi dan besok kalian akan bertunangan." Ucap Heri final.

"APA?!"

"APA?!"

Ucap Tria dan Dean bersama.

"Nggak pa. Aku nggak mau. Itu nggak mungkin aku nikah sama Tria." Ucap Dean.
Tria mendengar ucapan Dean merasa sakit hati.

"Dean dia itu guru kamu. Bicara yang sopan." Ucap Heri.

"Tapi pa."

"Itu keputusan papa." Ucap Heri dan pergi ke kamarnya.

"Mah.."

"Itu keputusan papa kamu Mama nggak bisa menolaknya Dean." Ucap Fira dan pergi menyusul Heri.

"Tria ini nggak mungkin! Kita nggak bisa menikah." Ucap Dean. Dean teringat jika Tria berpacaran dengan Ghani. Ia tak merusak hubungan antara Tria dan Ghani.

"Tria jawab!"

"Kenapa nggak? Kanapa nggak bisa? Kita bisa menikah Dean. Kamu laki laki dan aku perempuan. Dan kita bukan saudara. Jadi kita bisa menikah." Ucap Tria menggebu. Kamarin Dean menembak nya dan sekarang ia akan menikah Dean menolak nya.

Dean terdiam. Ia tak tahu lagi harus berkata apa.
Tria mengambil tasnya dan berdiri.

"Aku pulang." Ucap Tria dan pergi keluar rumah.

"Tria tunggu!"

Dean mengejar Tria dan menahan tangan Tria.
"Maksud kamu apa?" Tanya Dean.

Tria melepaskan tangannya Dean dan pergi meninggalkan Dean.
"Tria!"

******

Tria sudah berada di rumahnya. Ia kembali menangis mengingat ucapan Dean. Di dalam hati Tria merasa bahagia tapi ada rasa takut dan sedih.

Apakah yang harus ia lakukan sekarang? Apakah ia harus menikah dengan Dean?

*****

Dean sedang berada di dalam kamarnya. Ia masih memikirkan ucapan Tria.

"Dia udah pacaran dengan Ghani. Gua nggak mungkin buat nikahin Tria. Walaupun gua sayang sama Tria. Tapi itu nggak mungkin."

******

Tok..tok..tok..

Tria mendengar suara pintu. Ia bangkit dan berjalan menuju pintu. Tria membuka pintu. Tria terkejut mendapati ayah dan ibunya.

"Ayah, ibu."

"Masuk Yah Bu."

"Ayah ibu apa kabar?" Ucap Tria sambil mencium telapak tangan orang tuanya.

"Alhamdulillah baik." Ucap Ira ibu Tria.
"Alhamdulillah baik nak." Ucap Bayu Ayah Tria.

Tria berjalan ke dapur dan membuat teh untuk ayah dan ibunya. Tria memberikan teh nya dan duduk dihadapan ayah dan ibunya.

"Ayah mau bicara sama kamu." Ucap Bayu
"Iya yah?"

"Ayah sudah tahu jika kamu mau menikah dan ayah menyetujuinya. Bapa Dean menghubungi ayah dan memberikan tahukan tentang ini." Ucapan Bayu membuat Tria terkejut.

"Tapi yah."

"Nggak ada tapi tapi an kamu harus menikah dengan Dean."

"Yah."

"Orang tua Dean akan datang malam ini. Kamu siap siap." Ucap Bayu

*****

Tria sudah bersiap ia memakai pakaian yang sopan. Ia sedang menunggu keluarga Dean. Tangan Tria bergetar. Tria gugup.

Ira masuk ke kamar Tria. Intan mendekati Tria dan duduk disamping Tria. Ira memegang tangan Tria dan tersenyum.

"Bu..."

"Tria kamu sudah besar umur kamu sudah cukup untuk menikah." Ucap Ira sambil mengusap tangan Tria.

"Tapi bu yang mau menikah dengan aku itu masih SMA dia murid aku Bu. Lagi pula aku sama Dean itu nggak ngapa-ngapain kok Bu cum-"

"Cuma apa? Udah ya nak ayo kita keluar." Ucap Ira.

"Tapi bu." Ucap Tria.

"Pokoknya kamu harus menikah dengan Dean." Ucap Intan dan saat itu keluarga Dean datang.

"Ayo keluar keluarga Dean sudah datang." Ira menarik tangan Tria dengan lembut menuntun Tria keluar dari kamar.

Dean dan keluarga datang membawa parsel dan kue. Ayah Dean memakai pakaian formal dan ibu Dean memakai kebaya yang terlihat sangat pas dan cantik. Sedangkan Dean memakai tuxedo warna hitam dan kemeja warna putih. Dean terlihat sangat tampan.

Tria duduk di samping Ira. Dan acara pun dimulai. Heri sebagai orang tua Dean membuka percakapan terlebih dahulu. Ia menyampaikan maksudnya dan ayah Tria menerima nya.

Fira mengeluarkan cincin dari dalam tasnya dan memberikan kepada Dean. Dean pun memasang kan cincinnya kepada Tria. Di dalam hati Tria merasa sedikit bahagia. Tapi ketika Tria melihat mata Dean. Mata Dean menatap Tria tajam.

Tria harus lebih bersabar lagi menghadapi Dean. Acara pun selesai. Hari pernikahan sudah ditentukan yaitu hari Jumat 3 hari lagi. Dan semua persiapan akan disiapkan oleh keluarga Dean.

Pernikahan pun hanya mengundang beberapa orang saja. Tidak banyak karena pernikahan ini akan dirahasiakan sampai Dean lulus.

Keluarga Dean pamit untuk pulang. Karena malam pun sudah mulai larut. Tria menghela nafas panjang setelah keluarga Dean pulang.

"Tria.."

"Iya Yah.."

"Kamu besok tolong jemput adik kamu yah di stasiun."

"Iya yah."

*****

Haiii..
Aku double up nih...

Masih ada yang nungguin..

Vote and comen nya jangan lupa ya...

See you..

I'm Different [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang