Happy reading..
Tria menghempaskan tubuhnya ke kasur nya. Ia lelah. Lelah dengan semua nya.
Tingg..
Ponsel Tri berbunyi tanda pesan masuk.
Tria membuka ponselnya. Dan membuka aplikasi berwarna hijau yang berlogo telepon.Dan disana grup sekolah SMA nya mengadakan acara reuni yang dilaksanakan seminggu lagi.
"Hah reuni."
"Pasti disana udah pada punya pasangan. Gua aja nggak punya pasangan. Jangankan pasangan gebetan aja nggak punya. Bukan nggak punya sih tapi nggak mau." Ucap Tria tersenyum miris.
Tria pernah menyukai kakak kelasnya tapi malah ia dibully.
Flashback on.
Seorang gadis gendut tengah berjalan di koridor sekolah.
Dia berjalan dengan kepala menunduk.
Tria gadis gendut itu Tria.Tria menggunakan baju seragam yang serba panjang. Baju putih yang berlengan panjang. Rok yang panjang serta rambut yang dikepang dua. Culun? Ya memang Tria bergaya culun.
Maka dari itu banyak teman temannya sering membully Tria dikarenakan ia gendut dan culun. Tetapi masih ada saja yang masih ingin bersahabat dengan Tria.
Risna Alfia Ninda
Dan
Lisna Alfia Ninda.Ya mereka berdua kembar. Risna lebih dulu lahir dari Lisna. Risna 5 menit lebih dulu dari pada Lisna.
Lisna berparas cantik, berkulit putih, bermata sipit. Lisna lebih tinggi dari pada Risna.
Sedangkan Risna berparas cantik, berkulit putih bermata sipit dan punya tahi lalat di samping mata sebelah kirinya.Itu yang dapat membedakan mereka.
Tria telah sampai di kelasnya. Ia duduk di bangku belakang. Alasannya karena jika Tria duduk di depan maka teman temannya akan meneriaki nama nya untuk menyuruhnya menunduk dan tidak kelihatan karena tertutup oleh badannya.
Tria mengeluarkan buku novelnya dan membacanya. Tria memang gemar membaca maka dari itu ia pintar.
"Triaaa.... Enduttt.."ucap seseorang dengan suara cempreng nya. Siapa lagi kalo bukan Risna.
Risna datang bersama Lisna. Dan Risna langsung duduk di samping Tria sedangkan Lisna di depan mereka berdua.
"Apa?"jawab Tria
"Tria. Lu tau nggak tadi kita liat kak Ghani nembak Lyra." Ucap Risna.
"Iya tadi di lapangan rame. Daan pas kita liat kak Ghani lagi nembak Lyra." Tambah Lisna.
Tria langsung terkejut dan menutup bukanya. Tria melangkah keluar kelas menuju lapangan. Dan itu benar Tria melihat Ghani sedang berlutut sambil memegang bunga dihadapan Lyra.
"Lyra mau kah kamu menjadi pacar ku?" Tanya Ghani.
Lyra tersenyum dan mengangguk menjawab pertanyaan Ghani.Hati Tria hancur. Ia menyukai Ghani. Dari awal ia masuk sekolah ini ia menyukai Ghani. Ia menyukai Ghani dalam diam. Jika ia mengatakan pada Ghani itu tidak mungkin.
Risna dan Lisna berdiri disamping Tria.
"Sabar ya Tri.." ucap Lisna."Iya Tri sabar ya.. masih banyak cowok yang lain. Mungkin Ghani bukan jodoh lu." Tambah Risna.
"Dan itu impossible." Tambah Tria dengan tersenyum kecut.
Risna dan Lisna langsung melihat ke arah Tria.
"Nggak mungkin Ghani suka sama gua. Secara gua gendut, jelek, dan semua orang memandang gua jijik." Ucap Tria dengan mata berkaca-kaca."Nggak Tri lu tuh cantik. Lu tuh cuma berisi bukan gendut. Pasti pasti ada yang mau sama lu Tri . Pasti." Ucap Lisna menyemangati Tria.
Tria melihat sahabat sahabatnya itu dan tersenyum. Ternyata dibalik semua orang yang tidak ingin berteman dengannya, ada saja yang suka dan mau berteman dengan nya.
Tria bersyukur mempunyai sahabat seperti mereka.
******
Flashback off
Tria mengingat itu tersenyum miris. Hah mengapa ia tidak ditakdirkan untuk menjadi seorang wanita yang cantik. Mengapa?
******
Kebesokan harinya Tria datang ke Sekolah dan berjalan lesu. Tria memasuki ruang guru dan duduk ditempatnya.
"Miss Tria.." panggil Kaila.
Tria yang dipanggil menengok ke kanan menghadap ke Kaila
"Kenapa Miss?"
"Saya dengar ada guru baru yang mau gantiin Mr. Rafa." Ucap Kaila.
"Siapa Miss?" Tanya Tria.
"Kata kepala sekolah belum datang tapi sebentar lagi datang."
Tria hanya mengangguk mendengar ucapan Kaila."Semua guru guru boleh berkumpul dulu sebentar." Minta pak kepala sekolah.
Tria berjalan berkumpul ke arah pak kepala sekolah.
"Saya akan memberitahukan bahwa kita kedatangan guru baru mengantikan pak Rafa yang sudah keluar. Silahkan pak masuk." Perintah pak kepala sekolah.
Dan datanglah laki laki yang berbadan besar dan berkulit putih.
Tria terkejut. Bagaimana tidak laki laki itu amat dikenal oleh Tria. Dia adalah.."Perkenankan saya Ghani Julio Evlio. Saya disini menggantikan pak Rafa yang sudah keluar. Dan saya akan mengajar pelajaran penjaskes." Ucap Ghani.
Baru saja kemarin Tria mengingat tentang nya dan sekarang orangnya muncul. Dan Tria harus satu sekolah dengan nya.
Ghani lelaki itu melihat sekelilingnya dengan tersenyum. Sampai matanya berhenti Di salah satu orang yaitu Tria.
"Baiklah karena pak Ghani telah mengenalkan diri nya. Kita semua bisa masuk ke kelas. Dikarenakan sudah waktunya masuk." Perintah pak kepala sekolah.
Guru guru pun pamit untuk ke ruang kelas masing masing untuk mengajar.
Kecuali Tria ia tidak ada kelas. Tria melihat Ghani yang masih mengobrol dengan guru yang lain.Tria memeras tangannya sendiri.
'Kenapa lagi gua harus ketemu dia '- ucap Tria dalam hati.Sampailah di waktu yang Tria takutkan. Tria berdua dengan Ghani. Memang Ghani juga belum ada waktu mengajar nya.
Tria menyibukkan dirinya dengan memeriksa tugas tugas anak muridnya.
"Hmm.. Tria.." panggil seseorang. Tria memejamkan matanya. Ia tahu jika yang memanggilnya itu Ghani.
"Iya ada apa?" Ucap Tria tegas sambil menghadap ke Ghani.
"Kamu lupa ya sama saya." Ucap Ghani.
"Mana mungkin lupa sama orang yang udah mempermalukan saya ditempat umum." Ucap Tria sinis.
"Saya minta maaf untuk kejadian itu. Say minta maaf sa-" belum sempat Ghani menyelasaikan ucapannya Tria sudah memotong nya.
"Sudah Mr Ghani tidak perlu membahas tentang itu. Saya sudah tak mau mengingatnya. Mengingatnya membuat saya merasa sedih sekaligus kecewa. Orang yang saya suka dan saya cinta malah mempermalukan saya. Jadi jangan mengungkit kejadian itu." Ucap Tria dengan tersenyum miris dan pergi meninggalkan Ghani sendiri.
******
TBC
Misi numpang lewat....🏃
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Different [END]
Teen FictionAku berbeda Aku tidak cantik Aku tidak sempurna Aku gendut. ***** "Beri aku sedikit kebahagiaan agar aku merasakan apa yang disebut dengan bahagia." Pria itu mengangguk dan tersenyum. "Akan aku berikan rasanya bahagia untuk mu." ****** don't forget...