9.❤

13.1K 681 8
                                    

Happy Reading.....




Nasya berjalan melewati koridor dengan langkah malas. Gadis yang menggunakan cardigan sebagai pelapis bajunya itu menengok kebelakang mendengar ada yang memanggil namanya.

Dita menepuk bahu Nasya saat sudah berada disampingnya.

Dengan nafas yang belum teratur Dita menyamakan langkahnya dengan Nasya.

"Sya! Lo ada hubungan apa sama kakak kelas itu? Kalau lo tau kemarin dia it-mmpph." Nasya menutup mulut Dita dengan kedua tanganya. Pasalnya suara Dita terlalu keras membuat semua siswa menatap kearahnya.

Nasya langsung menarik tangan Dita supaya lebih cepat sampai dikelas mereka.

Sesampainya dikelas Nasya dan Dita langsung duduk dibangkunya. Dita menatap Nasya penuh intimidasi.

"Lo ada hubungan apa sama dia? Kok nggak cerita sama gue. Kalau lo tau kemarin pada heboh semua gara-gara tuh kakak kelas gendong lo dari kelas sampai parkiran. Awalnya gue udah negalarang dia. Dan supaya bangunin lo dulu t-tapi dia bilang kalau....." Dita menggantung ucapanya membuat Nasya menatap Dita serius "lo itu pacarnya."

Nasya melongo tidak percaya, bisa-bisanya dia bilang kalau Nasya adalh pacarnya.

"T-terus dia bilang apalagi?" tanya Nasya

"Nggak bilang apa-apa dia langsung gendong lo aja."

"Huaa..." Nasya menutup wajahnya dengan kedua tanganya.

"Jangan sedih. Kalau gue jadi lo gue juga bakalan seneng banget. Yang pertama dia itu most wanted di sekolah ini, tampan, terus di-"

"Stop Dita!"

⚬⚬⚬

Bel pulang sudah berbunyi, sambil menunggu pak Dodi menjemputnya, Nasya memilih memainkan hpnya.

Nasya merasa ada yang menusuk pipinya, lalu dia menoleh dan mendapatkan Raffa yang sudah duduk disampingnya.

Nasya tersenyum kikuk sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Kok belum pulang?" tanya Raffa

"Belum."

"Ikut gue." Raffa menarik tangan Nasya namun Nasya masih diam ditempat

"Kemana?"

"Gue mau ngomong sesuatu sama lo. Tapi jangan disini." ucap Raffa lalu membawa Nasya masuk kedalam mobilnya.

Raffa melajukan mobilnya menuju suatu tempat. Sedangkan Nasya hanya menurut saja.

Selama perjalanan Nasya hanya melihat jalanan lewat kaca disampingnya.

Tidak butuh waktu lama lagi, Raffa menghentikan mobilnya disuatu tempat yang belum pernah Nasya datangi.

Nasya keluar dari mobil dan mengikuti langkah Raffa. Ternyata Raffa membawanya kesebuah pantai. Lalu Raffa menyuruh Nasya duduk disampingnya.

"Kenapa kak Raffa bawa aku kesini?" tanya Nasya membuat Raffa menatapnya sambil tersenyum.

"Ada yang mau gue omongin. Gue harap lo jangan kaget." jawab Raffa membuat Nasya mengangguk.

"Iya."

Raffa menatap lurus kedepan, begitu juga Nasya. Hari juga sudah mulai sore ditambah sinar matahari mulai berwarna sedikit orange membuat pemandangan disekitar pantai menjadi lebih indah.

Detik kemudian Raffa meraih kedua tangan Nasya.

Nasya yang kaget, langsung menatap Raffa bingung.

"Biasa aja mukanya, nggak usah tegang." cibir Raffa membuat Nasya mendengus.

Raffa tertawa singkat lalu menyelipkan anak rambut Nasya yang menutupi sedikit wajahnya akibat terkena angin.

Raffa menatap mata Nasya intens, membuat Nasya semakin salah tingkah.

Ingin sekali Nasya menjebur kedanau saja saat ini.

"Aku suka sama kamu." ucap Raffa

Nasya tidak menyangka jika Raffa akan mengucapkan kalimat itu. Susah payah Nasya meneguk salivanya.

"Gue tau, waktu ini emang singkat. Tapi bukankah rasa cinta itu datang tiba-tiba? Tapi gue juga nggak maksa buat lo balas perasaan gue. Cukup lo tau perasaan gue itu udah cukup, Sya." Raffa tersenyum lalu menyentil kening Nasya

"Tapi kalau lo mau balas perasaan gue juga nggak papa. Gue seneng malahan, seneng banget." Raffa tertawa singkat

"Caranya gimana?" tanya Nasya sambil menatap Raffa

"Caranya... lo harus jadi pacar gue."

Nasya mematung ditempat, benarkah Raffa barusan menyatakan perasaanya? D-dan menembaknya?

Nasya tidak menyangka, ada rasa senang yang dirasakan Nasya saat ini. Bahkan hatinya juga terasa berbunga-bunga sampai Nasya tidak dapat menahan senyumnya.

"Gimana mau nggak?" tanya Raffa membuat Nasya mengangguk

"Bilang dong kalau mau."

"M-mauuuu...."

Tanpa aba-aba Raffa langsung memeluk tubuh Nasya dan mencium puncak kepalanya. Entahlah, Raffa tidak bisa mendiskripsikan perasaanya saat ini. Bahagia, hanya itu yang Raffa rasakan saat ini.

Begitupun Nasya, pelukan Raffa membuatnya sangat nyaman bahkan serasa tidak ingin melepaskanya.

"I love you..."














                               Tbc

                Jangan lupa vote😍

PACARKU ROMANTIS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang