27.❤

8.1K 340 7
                                    

                  Happy reading



                             ☕





"Kalau begitu pelajaran cukup sampai disini. Kalian semua silahkan istirahat." ucap guru yang mengajar dikelas Nasya.

Para murid segera keluar kelas.

"Sya," panggil Dita saat mereka membereskan buku-buku yang berserakan dimejanya.

"Hm,"

"Lo tau nggak dari tadi Salsa diem mulu, ditanya jawabnya juga cuek banget nggak kaya biasanya," ucap Dita lalu melirik Salsa yang ingin keluar kelas.

Dan benar saja Salsa hanya melewati Dita dan Nasya tanpa menoleh.

"Sal!" Panggil Nasya lalu menyusul Salsa. Namun Salsa mempercepat langkahnya.

Tidak ada jawaban dari Salsa.

"Lo tu denger nggak sih dipanggil juga?!" ucap Dita sedikit membentak membuat Salsa menoleh kebelakang dan menatapnya malas.

"Kita salah apa sih Sal sama lo? lo sekarang berubah nggak kayak biasanya,"

"Tanya aja sama orang disamping lo," jawab Salsa lalu pergi meninggalkan Nasya dan Dita.

"Temen makan temen!" Batin Salsa.

Sedangkan Nasya menunjuk dirinya sendiri dan masih menatap punggung Salsa yang semakin menjauh.

"G-gue?"

"Gue juga heran sama tuh anak, aneh banget tiba-tiba marah nggak jelas. Yaudah kita kekantin aja," Dita menarik tangan Nasya yang masih bingung memimirkan ucapan Salsa.

"Gue salah apa Sal," gumam Nasya.

Sekarang Dita dan Nasya sudah sampai dikantin, dua gadis itu memilih tempat duduk paling pojok.

Sambil menunggu pesanan mereka, Dita mengajak Nasya untuk siaran live.

"Gue nggak mau Ditaaa! jangan maksa dong," kesal Nasya lalu menonyor kepala Dita.

"Nasya cepetan mumpung banyak yang gabung, ish,"

"OGAH!"

Namun Nasya tetap tidak mau menuruti permintaan temanya yang super pemaksa itu. Lalu pandangan Nasya tertuju pada Azka yang berjalan ke arahnya. Azka tesenyum lalu duduk didepan Nasya dan Dita.

"Eh Az, sendiri lo?" tanya Nasya

Azka cuma berdeham lalu melempar kulit kacang kewajah Dita yang sok manis didepan kamera.

"Woy apa-apaan nih! Ngerusak rencana gue aja!" Teriak Dita frustasi lalu kembali melempar Azka.

Nasya hanya tertawa melihat wajah Dita yang memerah karena marah.

"Sya jangan ketawa," peringat Azka membuat Nasya menatapnya.

"Kenapa?"

"Lo manis, ntar gue suka," gombal Azka, membuat Nasya memutar bola matanya malas. Karena Azka memang selalu menggoda Nasya dimanapun dan kapanpun.

"Yeeeee, ngipi sono lo. Nasya tuh udah pacar kale," sahut Dita saat pesanan mereka datang.

Azka memang tau jika Nasya sudah punya pacar, apalagi dia adalah orang yang memukul wajahnya saat dia menolong Nasya.

"Masih pacar, belum suami kan," ucapan Azka membuat Nasya menyipitkan matanya.

"Maksud lo?" tanya Nasya.

"Nggak papa, yaudah makan aja. Gue cabut dulu," Nasya mengangguk, dia tidak mau memikirkan ucapan Azka dan pikirnya mungkin cuma bercanda.

"Eh Azka, lo disini gue cariin juga," Nasya mendongak dan mendapati Salsa lalu memegang tangan Azka, namun Azka dengan cepat menepisnya.

"Jangan pegang-pegang," bentak Azka membuat mata Salsa berkaca-kaca.

"Kok lo gitu sih,"

"Lo yang harusnya sadar," ucap Azka.

Nasya dan Dita yang melihat keduanya menatapnya dengan bingung. Sedangkan Azka pergi begitu saja.

Nasya langsung menghampiri Salsa "Sal, gue tau perasaan lo. Cerita sama gue mungkin gue bisa bantu lo,"

Salsa menggelengkan kepalanya lalu pergi keluar kantin.

Lo yang harusnya sadar!

Lo yang harusnya sadar!

Kata itu terus berputar dikepala Salsa. "Iya gue sadar kok, emang lo nggak suka sama gue. Gue emang salah harusnya gue jujur dari dulu kalau gue suka sama lo Az. Dan gue juga lelah harus berjuang sama orang yang sama sekali nggak ngehargain gue," gumam Salsa lalu pergi meninggalkan kantin, banyak pasang mata yang melihatnya namun Salsa tidak peduli, perasaanya sudah terlalu sakit.

Nasya hanya menatap Salsa yang mulai menjauh, Nasya akhirnya tau apa yang membuat Salsa berubah dan benci dengan dirinya.

"Jadi lo suka sama Azka" batin Nasya lalu kembali duduk.

"Dit, menurut lo Salsa marah apa karena dia suka sama Azka ya? Kemarin kan dia liat gue sama Azka pas ditaman belakang," ucap Nasya.

Dita berfikir sejenak, lalu dia ingat sesuatu.

"Bisa jadi Sya, soalnya kemarin waktu lo pulang sama Azka, Salsa ngintip lo berdua tapi nggak lama setelah itu dia pergi," jelas Dita.

"Jadi nggak enak sama Salsa gue,"

"Lo nggak salah Sya, mungkin Salsa cuma salah paham sama lo. Nggak usah dipikirin, lo sama Azka juga nggak ada hubungan apa-apa lebih dari teman. Nanti Salsa juga bakalan tau mana yang benar, kalau sekarang kita bujuk dia nggak mungkin bisa mending biarin aja dulu," ucap Salsa membuat Nasya speechless.

"Lo waras juga ya Dit kalau gini,"

Dita langsung menonyor kepala Nasya "gue emang waras cuk!"

Nasya langsung melanjutkan acara makanya yang sempat terganggu keburu bel masuk berbunyi. Namun sayangnya saat Nasya memasukan baksonya kedalam mulutnya, belum sampai masuk dan baru didepan mulut--

Tet tet tet.....










TBC!

VOTE...:)

PACARKU ROMANTIS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang