Gadis yang sedang duduk anteng dikamar sambil menikmati berbagai camilan itu terus fokus melihat televisi karena ada acara favoritnya sedang berlangsung.
Nasya terus menyuapkan makanan kedalam mulutnya, padahal mulutnya juga masih penuh sampai pipinya menggembung.
Brak
Saat sedang fokus-fokusnya menonton, Nasya dikagetkan dengan seseorang yang membuka pintu dengan tidak biasa.
"I MISS YOU SO MUCH NASYAAAAAA!!!!!" Teriak Dita dari ambang pintu lalu memeluk sahabatnya yang sudah hampir seminggu dia tidak bertemu karena memang pelajaran sudah mulai full, Apalagi sudah mendekati ujian.
"Ututu i miss you to...." ucap Nasya membalas pelukan Dita.
"Nih, gue bawain makanan kesukaan lo,"
"Lo kesini sama siap-"
"HALLO GAISS!!! Abang Izal ganteng datang!" Rizal nyelonong masuk kamar Nasya tanpa permisi membuat Dita dan Nasya menggelengkan kepalanya
"Ganteng banget, sampek muak gue liatnya," sahut Rara yang ternyata juga ikutan kerumah Nasya.
"Rara kesini juga?" tanya Nasya
Rara mengangguk "sama yang lain juga ikut tapi masih dibawah liatin ikan berenang,"
"Hah?"
"Sakit nggak, Sya?" tanya Rizal sambil menyenggol kaki Nasya yang dibalut selimut dengan sikunya, jadi posisi Rizal itu duduk dibawah dan menopangkan tanganya disamping kasur Nasya.
"Orang nggak kerasa sakit apanya," jawab Nasya santai.
"Kalau gue tendang?"
Dita menonyor kepala Rizal keras.
"Apaan sih lo," Rizal membalas Dita dengan menjambak rambut Dita yang dikuncir kuda.
Tidak lama lagi Salsa, Azka, Raka datang.
"Loh, kalian pada mau kesini kok nggak bilang-bilang sih," ucap Nasya lalu menaruh camilan yang dia pegang namun direbut Rizal.
"Ya biar surprise gitu loh," jawab Raka.
"Halah bilang aja lo kangen kan sama Nasya? Nggak usah modus lo jablay!" sahut Rizal sambil memakan sisa jajanan yang dimakan Nasya.
"Kangen juga udah ada yang punya," ucap Raka sok galau membuat semua menertawakannya.
"Gimana keadaan lo sekarang udah mendingan 'kan?" tanya Azka lalu mendekati Nasya.
"Udah kok Az," jawab Nasya, sedangkan Azka hanya mengangguk.
Salsa menyusul Dita yang sekarang sudah duduk anteng dikasur Nasya.
"Hayolo Dita senyam-senyum sendiri lo gila ya," ucap Salsa lalu melihat layar handpone Dita.
"Wah parah lo Dit, jangan-jangan lo baca yang begit- mpph..." ucapan Salsa terpotong karena Dita membungkam mulut Salsa, bisa gawat kalau pada denger.
"Ssst, diem lo lagi enak juga," ucap Dita membuat Nasya dan Salsa memelototkan matanya.
"Parah lo Dit, jangan-jangan juga lo baca yang 18+++ ya? Ngaku lu," ucap Salsa lirih sambil menunjuk wajah Dita.
Dita hanya meringis "kadang juga pernah yang 21+++ wahahaha,"
"Gila lo Dit, sama gue juga pernah tapi gue hapus dari perpustakaan malah, takut otak gue terkontaminasi."
"Halah sok-sokan banget sih lu,"
"Gue juga pernah baca gituan, tap-" ucap Nasya terpotong
"Baca yang begituan?" tanya Dita
"Iya haha tapi yang 17++ kok, cuma ciuman paling nggak. Tapi kemarin ketahuan sama kak Raffa langsung dicopot tuh aplikasinya padahal gue kan suka banget," ucap Nasya.
"Download lagi kan bisa,"
"Nggak mau ah, nanti kak Raffa marah lagi,"
"Iya juga sih,"
Setelah itu mereka bercanda tawa dikamar Nasya, untung saja kamar Nasya luas. Nasya juga senang memiliki teman yang peduli denganya, apalagi sebentar lagi mereka lulus pasti akan merindukan saat-saat yang seperti ini, ngumpul bareng, ketawa bareng, kadang juga hal-hal sederhana saja membuat mereka bahagia.
"Nggak nyangka ya bentar lagi kita udah lulus aja," ucap Dita lesu
"Iya, gue pasti kangen sama kalian semua," ucap Rara juga yang terlihat sedih, apalagi mukanya yang baby face membuatnya terlihat mengemaskan.
"Kangen sama akang Izal juga kan?" tanya Rizal sambil menggoda Rara.
Plak
"Ogah banget!"
"Permisi, boleh masuk kan?" percakapan mereka terhenti karena ada seorang lelaki bertubuh jangkung memasuki kamar Nasya, kenapa nggak ketok pintu dulu, ya karena pintu kamar Nasya sudah terbuka.
"Gila cuy, itu kak Raffa kan? Sumpah ganteng banget," bisik Rara pada Salsa.
"Tambah ganteng aja ya,"
"Sisain satu yang kaya gitu mau dong,"
"Aw!"
Raffa yang melihat teman-teman Nasya hanya tersenyum kikuk dan merasa tidak enak.
"Senyumnya itu lo bikin dede meleleh," gumam Rara yang bisa didengar Dita.
"Nyadar lu mbak," ucap Dita
"Iya-iya, aku mah cuma remahan rengginang bisa apa!"
"Yeee gitu aja ngambek,"
"Maaf ya ganggu kalian, cuma mau ngasih ini buat Nasya," ucap Raffa lalu menaruh segelas susu dimeja samping tempat tidur Nasya, karena tadi mama Nasya menyuruh Raffa untuk sekalian membawakannya.
"Biasa aja kak, nggak ganggu kok," jawab Rara sambil senyum-senyum gak jelas.
Raffa yang melihatnya hanya tersenyum lalu menatap Nasya "susunya diminum ya," ucap Raffa lalu mencium kening Nasya.
"Awww!! So Cute!!!" pekik Rara heboh.
"Berisik lu!" timpal Raka lalu melempar bantal kewajah Rara.
"Aku keluar dulu aja ya, nanti aku kesini lagi," ucap Raffa lalu mengelus rambut belakang Nasya.
"Iya kak tapi beneran! Jangan pulang dulu,"
"Iya sayang," Nasya mengacungkan kedua jempolnya sebagai jawaban.
"Yah kak Raffa minggat kan gara-gara lo!" Rara menyalahkan Raka.
"Kok gue?"
"Iya siapa lagi?"
🍁Bersambung🍁
KAMU SEDANG MEMBACA
PACARKU ROMANTIS [END]
Teen Fiction[FOLLOW TERLEBIH DAHULU] Kisah tentang gadis yang baru saja memasuki masa putih abu-abunya namun sudah dipetemukan dengan kakak kelasnya yang ternyata menyukainya. Akankah kisah cinta mereka bahagia? Atau malah sebaliknya karena sifat si gadis yang...