Happy Reading
•
•
•
•Gadis berambut panjang dan tegerai itu menopang dagunya dengan kedua tangan sambil melihat layar handponenya yang disandarkan di depan tumpukan bukunya.
Dilihatnya wajah seseorang yang menurutnya setiap hari semakin tampan saja. Sedangkan dalam hati Nasya rindunya sudah menggebu-gebu ingin bertemu dengan kekasihnya.
"Kak sibuk banget ya?" tanya Nasya diseberang telfon karena melihat Raffa masih sibuk membolak-balik kertas.
"Nggak Nasya, ini udah selesai kok. Kamu udah makan?"
Nasya mengangguk "udah, kakak jangan suka tidur larut malem,"
"Enggak sayang, jangan manyun gitu dong. Kenapa? ada masalah sini cerita." ucap Raffa karena melihat gadisnya terus cemberut.
"Aku kangen sama kak Raffa,"
"Kamu pikir aku enggak kangen gitu? Aku juga kangen sama kamu sayang," Jawab Raffa lalu mendekatkan wajahnya ke layar handpone dan tersenyum.
"Jangan senyum terus," Nasya melihat Raffa mengerutkan keningnya.
"Ntar aku sayang," tambah Nasya.
"Sekarang pinter gombal ya, siapa yang ajarin? Hm,"
"Nggak ada," jawab Nasya seadanya.
"Aku mau tidur dulu ya sayang capek banget, kamu semangat sekolahnya jangan nakal, jangan genit sama cowok lain. Inget!"
"Iya-iyaaaaaaa bawel banget sih,"
"Tapi kamu sayang kan?"
"Nggak!"
"Yakin? Yaudah aku cari cewek lain aja disini cantik-cantik loh," Nasya melihat Raffa menaik turunkan alisnya membuatnya geram.
Nasya hanya diam dan menatap ke arah lain membuat Raffa merasa bersalah padahal dia hanya ingin bercanda.
"Sayang jangan marah dong aku tadi cuma bercanda,"
"Emang aku nggak cantik," ucap Nasya ketus.
"Tapi kamu terlalu istimewa buat aku," lanjut Raffa membuat Nasya menahan senyumnya.
"Yaudah kalau gitu, kakak istirahat dulu. Aku matiin ya?"
Raffa mengangguk "iya cantik,"
Nasya kembali merebahkan tubuhnya dikasur lalu melempar handponenya asal. Meskipun mereka jauh namun hubungan mereka terjalin baik, jarak boleh jauh, tapi hati selalu dekat.
__________
Setelah memakai seragamnya Nasya segera turun ke bawah untuk sarapan. Namun saat sampai dapur tidak ada siapa-siapa.
Nasya pikir mungkin papanya sudah berangkat dan mamanya ada urusan mendadak.
Nasya duduk dimeja makan lalu mengambil roti yang sudah diolesi selai coklat.
"Eh non udah disini, kirain bibi masih diatas mau bibi samperin," ucap bi Ana.
"Udah kok bi, mama kemana?" tanya Nasya sambil mengunyah roti.
"Katanya tadi ada urusan gitu non bibi juga nggak tau," jawab bi Ana sambil mencuci piring.
Nasya ber-oh ria.
Tok tok tok
"Biar bibi aja yang buka," ucap bi Ana saat melihat Nasya berdiri akan membuka pintu. Nasya mengangguk lalu melanjutkan kegiatan sarapanya.
"Siapa bi kok pagi-pagi udah ada tamu?" tanya Nasya pada bi Ana.
"Temen kamu tuh yang rumahnya sebelah," jawab bi Ana lalu melanjutkan mencuci piringnya yang tertunda.
Nasya tau dia pasti Azka. Kadang Nasya juga heran tuh anak suka benget kerumahnya hanya tanpa alasan, kadang juga cuma duduk sambil mainan handpone, cuma tanya-tanya gak jelas dan lainya pokoknya gak jelas banget Azka menurut Nasya.
Akhirnya Nasya memutuskan untuk menyusul Azka diruang tamu setelah menyelesaikan sarapanya.
Nasya melihat Azka meletakan kaki kirinya diatas kaki kananya, sungguh tidak sopan euh, kaya dirumah sendiri aja.
Nasya duduk disamping Azka dan melihat penampilan Azka dari atas sampai bawah. Azka tidak memakai seragam hanya memakai jaket hitam dan celana pendek berwarna mocca.
"Heh," panggil Nasya. Pasalnya Azka tidak menoleh kearah Nasya.
Azka tetap fokus pada handponenya membuat Nasya geram lalu merebut handpone Azka dan menatapnya tajam, namun sangat menggemaskan bagi Azka.
"Ngapain lo kesini pagi-pagi, gue nggak punya receh!" Nasya meletakan handpone Azka diatas meja.
Azka menatap Nasya sinis, apa dia tidak bisa melihat orang ganteng kaya gini dibilang minta receh "Sory mbak saya nggak minta uang, saya cuma minta cinta dan kasih sayang mbak aja," ucap Azka membuat Nasya tertawa karena wajah Azka sangat lucu.
"Ngapain ketawa?" tanya Azka sinis lalu mendekatkan wajahnya ke wajah Nasya. Nasya meneguk ludahnya kasar lalu mendoring wajah Azka keras.
"Muka gue Sya!!!" Teriak Azka tidak terima.
"Lagian lo ngapain juga deket-deket gue," ucap Nasya sambil menyilangkan tanganya didepan dada dan menatap Azka malas.
Azka hanya diam.
"Lo nggak sekolah apa? Gue mau berangkat dulu keburu telat. Lo juga nggak ada tujuan kan datang kerumah gue." ucap Nasya lalu berdiri menuju kamarnya untuk mengambil tasnya.
Namun Azka menahan tangan Nasya, Nasya menatap Azka yang juga menatapnya. Kok jadi kaya sinetron gini sih, pikir Nasya.
"Gue nggak masuk, izinin gue," ucap Azka tanpa melepaskan tangan Nasya.
"Iya-iya nanti gue izinin tapi lepasin Az, gue mau berangkat," ucap Nasya kesal lalu meninggalkan Azka.
Nasya berjalan kekamarnya dengan kaki yang dihentak-hentakan seperti anak kecil, membuat Azka terkekeh pelan.
Saat Nasya turun dari kamarnya wujud Azka masih terlihat "Azkaaaaa lo ngapain masih disini?"
Nasya berkacak pinggang didepan Azka lalu meninggalkan Azka yang berada diruang tamu.
Namun saat Nasya sudah didepan pintu Azka menahan lengan Nasya dan menarik Nasya kedalam pelukanya.
Nasya kaget, saat Nasya ingin melepaskan pelukanya, Azka malah semakin memeluknya erat.
"Sya gue mau ngomong," ucap Azka.
"Yaudah ngomong aja nggak usah peluk-peluk segala Azka!" geram Nasya.
"Gue sayang sama lo,"
Bersambung
Jgn lupa vote!
KAMU SEDANG MEMBACA
PACARKU ROMANTIS [END]
Teen Fiction[FOLLOW TERLEBIH DAHULU] Kisah tentang gadis yang baru saja memasuki masa putih abu-abunya namun sudah dipetemukan dengan kakak kelasnya yang ternyata menyukainya. Akankah kisah cinta mereka bahagia? Atau malah sebaliknya karena sifat si gadis yang...