Happy Reading
•
•
•
•Para siswa sudah berhamburan keluar dari bus mereka, bahkan ada yang sampai dorong-dorongan untuk keluar. Hampir saja Nasya terjungkal kalau tidak ada yang menahan lenganya.
Sebelum melakukan aksi mereka masing-masing semua siswa disuruh berkumpul terlebih dahulu sesui kelas masing-masing.
Pak Malvin, selaku pendamping dikegiatan ini mengambil alih pimpinan.
"Semua lengkap?" tanya pak Malvin kepada seluruh siswa.
"LENGKAP!" jawab seluruh siswa serentak.
"Bagus. Sebelum acara dimulai kita berdoa dulu menurut kepercayaan masing-masing. Agar kegiatan yang kita laksakanan sekarang berjalan dengan lancar." ucap pak Malvin yang langsung dilaksanakan oleh semuanya.
Berdoa sudah selesai kini saatnya untuk membagi kelompok. Pak Malvin menyuruh mereka untuk memilih kelompok mereka sesuka hatinya, karena jika harus dipilihkan pasti akan banyak yang menolak karena tidak setuju.
"Nasya..Dita...sini!" Nara menarik tangan Nasya dan Dita supaya bergabung dengan kelompoknya. Nasya mengangguk lalu bergabung dengan temanya. Jadi kelompok mereka berisi empat orang yaitu Nara, Nasya, Dita dan Salsa. Sedangkan satu tenda haru diisi lima orang karena tenda yang dipakai juga cukup besar.
"Kurang satu.." ucap Salsa setelah menghitung anggotanya.
"Udahlah berempat aja nggak papa, biar makin luas." ucap Nara
"Iya juga ya." sahut Dita
Setelah itu mereka mendirikan tenda mereka masing-masing.
"Eh emangnya kita bisa?" tanya Nara saat melihat tenda mereka yang masih tergeletak.
"Kita coba aja pasti bisa. Liat sebelah kita aja yang lagi masang, terus tiruin." ucap Nasya
"Pinter!" Nara mengacungkan jempolnya lalu mulai memasang tendanya.
Mereka berempat mulai mendirikan tenda mereka meskipun dengan susah payah.
"Raka! Raka!" panggil Nasya membuat Raka yang sedang berteduh dibawah pohon bersama dengan teman-temanya menoleh.
"Dipanggil masa depan...dipanggil masa depan!" dengan langkah semangat Raka menghampiri Nasya dengan tingkat kepercayaan dirinya yang tinggi.
"Apa sayang."
Plak!
"Sayang sayang gundulmu!" Dita menabok lengan Raka
"Apsih lo! Ganggu aja." sahut Raka lalu mendorong tubuh Dita. Dita mengeram kesal.
"Kenapa, Sya?" tanya Raka semanis mungkin.
Nasya tersenyum manis menatap Raka, membuat Raka sudah kepedean jika Nasya akan mengucapkan kalimat aku suka sama kamu.
"Bantuin diriin tenda dong." ucap Nasya sedikit memohon.
Teman Raka yang memandang dari kejauhan tidak dapat menahan tawanya supaya tidak meledak. Akhirnya mereka menertawakan Raka, membuat Raka mendengus kesal.
Raka memejamkan matanya sebentar lalu menatap Nasya "Oke, bakal gue lakuin." ucap Raka
Nasya menghela nafasnya lega, sudah setengah jam namun tendanya belum juga berdiri. Tidak semudah yang Nasya bayangkan jika memasang tenda itu mudah.
Nasya mengistirahatkan kakinya yang terasa pegal dengan duduk tanpa alas, tidak peduli celananya akan kotor.
Nasya melihat Raka dan teman-temanya yang sedang bekerja keras memasang tenda. Nasya mendongak keatas, matahari terasa sangat panas bahkan sampai menusuk kulitnya.
Nasya merasakan ada sesuatu yang dingin menyentuh pipinya lalu dia menoleh dan menemukan Raffa yang sedang berjongkok disampingnya.
Nasya meraih botol minuman itu lalu dengan cepat Nasya meneguknya hingga tersisa setengah.
"Kalau istirahat jangan disini. Liat wajah kamu udah merah kaya gitu." Raffa menghapus keringat didahi Nasya dengan tanganya tanpa merasa jijik.
Nasya menutup botol minuman itu "Temen aku belum selesai, nggak enak dong kalau aku pergi." ucap Nasya membuat Raffa mengangguk.
"Berdiri jangan duduk disitu, nanti kotor sayang..." Raffa menarik tangan Nasya supaya berdiri.
Lalu Raffa berdiri dibelakang Nasya dan menaruh kepalanya diatas kepala Nasya.
"Nggak panas kan?" tanya Raffa
"Enggak. Gini aja terus." jawab Nasya dengan tawa kecilnya.
Raffa mencubit hidung Nasya gemas "Kalau gitu aku yang kepanasan dong."
Tanpa sadari banyak orang yang menyaksikan ke-uwuan mereka berdua. Bahkan ada yang iri dan sekaligus tidak percaya jika Raffa sudah memiliki pacar yang ternyata adalah adik kelasnya sendiri.
Merasa diperhatikan, Nasya langsung mendongak menatap Raffa "Kak Raffa, udah ya malu tau dilihatin."
"Iya udah. Aku kesana dulu. Kalau kamu butuh apa-apa bilang aku. Kalau nanti malem nggak bisa tidur bilang aku juga, biar aku temenin." ucap Raffa membuat Nasya mengangguk. Intinya Nasya ingin Raffa segera menjauh darinya.
"Iya.."
"Iya doag?"
"Apa lagi ih kak Raffa."
Cup
Raffa mencium kening Nasya membuat Nasya melotot kaget, bisa-bisanya dia mencium didepan banyak orang. Nasya sangat malu, apalagi Raffa langsung mengindar darinya.
"Nasya!" panggil Dita membuat Nasya menoleh
"Sini!" ternyata tenda mereka sudah berdiri sampai Nasya tidak sadar.
Nasya mencari keberadaan Raka untuk berterimakasih karena sudah membantunya. Namun Raka sudah tidak ada.
"Potek hati gue Sya."
Tbc
Jangan lupa vote!
KAMU SEDANG MEMBACA
PACARKU ROMANTIS [END]
Novela Juvenil[FOLLOW TERLEBIH DAHULU] Kisah tentang gadis yang baru saja memasuki masa putih abu-abunya namun sudah dipetemukan dengan kakak kelasnya yang ternyata menyukainya. Akankah kisah cinta mereka bahagia? Atau malah sebaliknya karena sifat si gadis yang...