20.❤

10.7K 513 13
                                    

Happy Reading

😘


Gadis berambut hitam kecoklatan itu menatap layar hpnya berulang kali berharap Raffa membalas pesanya.

"Huh kak Raffa kenapa sih?" Ucap Nasya sambil membaringkan tubuhnya diatas kasurnya. Matanya sembab karena habis menangis.

Nasya menatap langit kamarnya, Nasya ingat saat Raffa menggandeng tangan Dinda waktu dikantin. Rasanya hati Nasya sangat sakit, tidak dianggap oleh pacar sendiri.

"Argh." Nasya mengacak rambutnya frustasi.

Sudah dari tadi Nasya dikamar, dan mengunci kamarnya supaya tidak ada yang menganggunya. Namun itu hal yang sangat tidak mungkin dari tadi mama Nasya sudah mengetuk pintunya kamar Nasya berulang kali.

"Nasya makan dulu, kamu belom makan lo dari tadi." panggil mama Nasya diseberang pintu.

Nasya mendengus kesal tidak makan semalam tidak membuat Nasya mati juga, lagian tadi sore Nasya juga sudah makan. Mamanya saja yang terlalu protektif "Aku nggak laper ma, jangan gangguin aku." teriak Nasya dari dalam kamar.

Mendengar jawaban anaknya yang keras kepala itu mama Nasya hanya geleng kepala. Lalu Risa kembali turun kebawah.

Ting nong

Bel rumah berbunyi, Rise segera membuka pintunya.

"Assalamualaikum tante."

"Walaikumsalam, Dita. Tumben kesini malem-malem." jawab mama Nasya lalu mempersilahkan Dita duduk.

"Nasya ada kan tante? Mau ajak Nasya cari makan udah lama nggak keluar sama Nasya." ucap Dita.

"Ada kok, tuh dia didalam kamar mulu dari tadi nggak mau keluar. Susul aja."

Dinda mengangguk mendengar ucapan Risa, mungkin Nasya sedang broken heart "Oke tante makasih."

Dita meuju kamar Nasya yang berada dilantai atas. Diketoknya pintu berwarna merah muda itu.

"Nasyaaa yuhuuuu, buka dong gue Dita!" suara cempreng Dita membuat Nasya terbangun. Nasya membuka pintu kamarnya lalu mendapati Dita yang tersenyum lebar.

"Apaan sih lo, malem-malem datang kerumah orang. Ganggu aja." ucap Nasya lalu kembali merebahkan tubuhnya diatas kasur.

"Temenin gue makan diluar yuk." Nasya mengerutkan keningnya, tumbenan Dita mengajaknya makan malam.

"Males gue Dit, gue mau tungguin kak Raffa bales pesan gue dulu." ucap Nasya lalu menarik boneka panda besar disampingnya.

"Ish, ayo Nasya temenin gue sekarang juga. Emang lo tega liat temen lo yang cantik ini mati kelaparan?"

Nasya memutar bola matanya malas "Mending lo sendiri aja deh. Sumpah gue males banget Ditaa! Lo ngertiin gue dong. Hati gue sakit Dit! Bayangin kalo lo jadi gue." Nasya mengusap air matanya kasar. Membuat Dita tidak tega melihatnya.

Kelakuan Raffa sungguh kurang ajar.

"Makanya daripada lo galau gue ajak lo makan sekalian jalan-jalan, gimana?" Dita menaik turunkan alisnya.

Dita menarik tangan Nasya paksa membuat Nasya tidak bisa menolak.

"Ganti baju dulu dong Syaaa, masa lo pakek baju tidur sih." suruh Dita membuat Nasya semakin geram.

"Mager! Ngapain sih repot amat, lagian cuman makan doang kan?" keluh Nasya. Akhirnya Dita tidak memaksa Nasya untuk berganti baju daripada mogok lagi.

"Yaudah terserah tuan putri aja." Dita mengalah.

Ini baju tidur yang dipakai Nasya 👇

Dita melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, dia melirik Nasya yang masih sibuk mengutak-atik handphonenya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dita melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, dia melirik Nasya yang masih sibuk mengutak-atik handphonenya.

Sudah 15 menit berlalu tapi masih belum sampai juga sebenarnya mau makan dimana sih.

"Dit, lo nggak lupa kan?" tanya Nasya

"Hah? Lupa apaan sih?"

"Lupa kita mau kemana. Lagian dari tadi nggak sampek-sampek," kesal Nasya sambil menyedekapkan tanganya didepan dada.

Nasya memandang jalanan yang sangat ramai. Pikiranya hanya Raffa, dia khawatir pada Raffa. Jangan-jangan Raffa sedang punya masalah terus menjauh dari Nasya, tapi kok malah sama kak Dinda? Apa jangan-jangan Raffa dijodohkan?

Oh tidak. Nasya harus membuang pikiran itu jauh-jauh.

Nasya terus melamun hingga mobil Dita berhenti disebuah cafe yang cukup besar dan elite.

"Tumben lo ajak gue kesini, biasanya juga mi ayam deket sekolah aja udah seneng lo." ucap Nasya sambil merapikan rambutnya yang sedimit berantakan.

"Naik kasta dikit lah Sya." jawab Dita pede lalu mearik tangan Nasya menuju kedalam cafe

Suasana kafe belum terlalu ramai, bahkan belum ada siapapun mungkin masih jam 7, lagian ini hari biasa bukan malam minggu yang selalu penuh anak-anak remaja nongkrong.

Dita mengajak Nasya ke lantai atas suapaya lebih enak dan duduk didekat kaca supaya bisa melihat keadaan luar yanga sangat padat namun jika malam hari terlihat sangat indah.

"Lo mau makan apa?" tanya Dita pada Nasya.

"Terserah aja. Atau nggak samain aja." jawab Nasya, karena dia sedang tidak mod untuk makan.

"Oke gue kesana dulu."

"Kan bisa panggil mbak-mbaknya?"

"Sekalian mau ketoilet, lo disini aja jangan kemana-mana " ucap Dita lalu meninggalkan Nasya.

Nasya menopang dagunya. Dia membuka aplikasi berwarna hijau berharap ada pesan masuk dari Raffa. Namun nihil tidak ada sama sekali.

Nasya menghembuskan nafasnya kasar.

Sudah beberapa menit dia menunggu Dita tapi tidak balik juga.

"Tuh anak ke toilet apa semedi sih." gumam Nasya kesal.

Tap

Tiba-tiba lampu yang berada didalam kafe mati semua, tidak ada cahaya sedikitpun. Nasya kaget, dia sangat takut gelap. Ingin rasanya Nasya berteriak namun Nasya hanya diam berharap lampunya kembali menyala.

Saat Nasya akan menyalakan handpone nya tiba-tiba lampu menyala namun berubah menjadi warna-warni dan banyak balon berterbangan.

Nasya menoleh kesana kemari mencari orang yang berada didalam ruangan itu namun tidak ada sama sekali. Nasya jadi bingung sebenernya ada apa sih ini?

Nasya berdiri hendak keluar kafe dan berbalik, tiba-tiba....

Dorrr!

Nasya melihat Raffa membawa kue berukuran sedang lalu berjalan kearahanya. Nasya menatap Raffa,otak dan pikiranya belum berjalan.

Sedangkan Raffa semakin mendekat.

"Selamat ulang tahun, Sayang,"

















Jangan lupa vote!
Tbc!

PACARKU ROMANTIS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang