43. ❤

8K 357 17
                                    

Setelah ke pemakaman tadi Raffa dan Nasya langsung pulang karena cuaca mendung dan mungkin sebentar lagi hujan. Namun dari tadi Nasya merengek meminta eskrim padahal cuaca sedang dingin, tapi bukan Nasya kalau keinginannya tidak dituruti.

"Iya-iya bentar tapi kamu disini aja nggak usah ikut," ucap Raffa setelah memarkirkan mobilnya.

"Ikut!"

"Disini aja udah mau hujan loh," Raffa menengadahkan tanganya dan benar saja sudah gerimis.

"Yaudah, beliin lima ya," ucap Nasya mengangkat tanganya dan menunjukan kelima jarinya.

"Kok banyak banget?" tanya Raffa

"Ish! Yaudah kalau nggak mau beliin nanti aku minta sama Rangga aja," Nasya menyilangkan kedua tanganya didepan dada.

Raffa mengangkat sebelah alisnya "Rangga?"

"Iya. Emang kenapa?"

"Cemburu?" lanjut Nasya

Raffa meninggalkan Nasya dan mengabaikannya membuat Nasya mendengus kesal.

"Masa sih sama monyet aja cemburu, Rangga kan monyetnya tetanggaku." gumam Nasya sambil menyandarkan tubuhnya lalu memejamkan matanya karena rasanya sangat ngantuk.

Raffa membelikan eskrim sesuai pesanan Nasya yaitu lima buah.

"Enam aja deh, biar genap," Raffa mengambil satu buah eskrim lagi.

Setelah membayarnya Raffa segera kembali kedalam mobil, dia melihat Nasya yang sudah tidur.

Raffa mengetukan jari telunjuknya di hidung Nasya, tapi Nasya sama sekali tidak terusik. Raffa mulai menjalankan mobilnya, tapi sebelumnya dia mencium kening Nasya cukup lama.

.
.
.
.
.

"Hey...bangun," Raffa mengelus pipi Nasya supaya bangun.

"ngh..."

"Bangun dah sampe rumah,"

Nasya membuka kedua matanya, Raffa keluar dari mobil dan membuka pintu mobilnya sebelah.

"Sini..."

Nasya menatap Raffa bingung yang merentangkan kedua tanganya

"Ngapain?" tanya Nasya antara sadar atau tidak.

"Yaudah kalau kamu mau jalan sendiri," ucap Raffa kesal dan hendak meninggalkan Nasya

"Eh jangan!"

"Makanya sini, nih bawa," Raffa menggendong Nasya dan Nasya mengalungkan tanganya dileher Raffa

"Wah makasih," Nasya mencium pipi Raffa.

"Sama-sama," Raffa membalas Nasya mencium kedua pipinya.

Sampai didepan pintu Nasya memencet bel rumah

Ting nong

Keluarlah Risa yang masih membawa spatula, karena memang sedang memasak.

"Ya ampun sini masuk cepetan," Risa menutup pintu saat Raffa sudah masuk.

"Nggak bisa cepet-cepet, bun. Nasya nya berat pasti banyak dosa nih,"

Plak

"Enak aja banyak dosa!" ucap Nasya tidak terima.

"Aku mau kekamar aja nggak mau disini," ucap Nasya lagi saat Raffa menurunkannya di sofa ruang tamu.

"Beneran?"

Nasya mengangguk, Raffa menggendong Nasya menuju lantai atas dan harus menaiki tangga, kebayang nggak rasanya jadi Raffa? Tapi tidak masalah, apa saja akan Raffa lakukan demi cinta, eh.

Setelah sampai kamar, Raffa menurunkan Nasya dikasur empuknya.

"Aku keluar aja ya," ucap Raffa membuat Nasya cemberut.

"Kamu nggak takut apa? Aku juga cowok normal kalau terjadi apa-apa gimana?" tanya Raffa membuat Nasya menggelengkan kepalanya.

"Orang aku cuma minta ditemenin doang kok,"

"Tapi kamu harus jujur dulu ya, janji"

Ucap Raffa lalu duduk disamping Nasya.

"Janji deh,"

Nasya menyandarkan kepalanya didada Raffa, dan sesekali tangan mungilnya membuat pola abstrak.

"Kak Raffa kenapa sih nyuruh jujur segala, aku ada salah ya?" tanya Nasya lesu.

Raffa mengelus rambut Nasya dan mencium puncak kepalanya.

"Ada, dan itu buat aku curiga sama kamu,"

"Tanyanya nanti aja ya kak, aku pengen makan eskrim dulu," Nasya membuka eskrim rasa coklat kesukaannya.

"Sini aku aja yang bukain," Raffa mengambil eskrim yang dipegang Nasya.

"Nih,"

"Hehe makasih," ucap Nasya dan memperlihatkan senyum manisnya.

Hanya hening diantara mereka, sampai eskrim yang dimakan Nasya tinggal setengah.

"Kak Raffa mau tanya apa?" tanya Nasya yang masih setia memakan eskrimnya.

"Rangga itu siapa?" tanya Raffa dingin.

Nasya tidak bisa menahan tawanya, pipinya sudah menggembung ingin meledakkan tawanya.

"Kok malah ketawa, ada yang lucu?"

Nasya menggeleng dan masih tertawa.

"Nasya!!" ucap Raffa sedikit membentak membuat Nasya menghentikan tawanya.

"Kak Raffa beneran pengen tau?"

"Iyalah," jawab Raffa tidak santai

"Monyet,"

Raffa memelototkan matanya tidak percaya.

"Kamu ngatain aku monyet iya?"

"Ish, gimana sih kak. Katanya tanya siapa Rangga, ya monyet itu tadi," ucap Nasya membuat Raffa bernafas lega.

"Beneran monyet?" tanya Raffa memastikan

"Iya,"

Raffa tersenyum lalu mencium hidung Nasya.

"Makan kok kayak anak kecil," Raffa membersihkan eskrim yang belepotan diujung bibir Nasya dengan bibirnya.

Nasya memelototkan matanya kaget, awalnya Raffa hanya menciumnya namun tiba-tiba Raffa melumat bibirnya.

Nasya tidak membalasnya, namun lama-kelamaan Nasya mengalungkan tanganya dileher Raffa lalu membalas ciumannya.

Ciuman mereka semakin dalam dan.......

"Astagfirullah, kalian!!!!"













🍁Bersambung...🍁


PACARKU ROMANTIS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang