40. ❤

8.3K 350 9
                                    

Sesampainya dirumah sakit, Raffa dan Alin langsung mencari kamar pasien setelah bertanya dimana mama Alin dirawat.

Saat mereka berjalan ide jahil muncul diotak Raffa.

"Eh eh ada monyet ngamuk!!" Ucap Raffa sambil menunjuk belakang Alin.

Alin yang kaget langsung memeluk lengan Raffa dengan kuat karena dia sangat takut dengan hewan itu.

"Aaaa..... manaa?!" teriak Alin sambil menutup kedua matanya.

Raffa hanya diam dan kemudian disusul tawanya. Alin yang merasa tubuh Raffa bergetar langsung membuka matanya lebar-lebar.

"Dasar tukang bohong!!!"

"Siapa juga yang bohong, orang ada beneran monyetnya," elak Raffa.

"Mana tuh monyet? Mana? Hah!?"

"Noh," Raffa menunjuk wajah Alin lalu tertawa melihat wajah Alin yang menahan amarahnya.

"Ihh Raffa!" Alin memukuli Raffa kesal.

Sampai mata Raffa menatap seseorang yang yang sangat dia kenal, bukan hanya kenal bahkan dia yang selalu membuat Raffa tersenyum dan bahagia meskipun dengan hal yang sederhana.

Mata mereka sempat bertemu sebentar namun gadis itu segera memalingkan wajahnya.

Raffa menyipitkan kedua matanya untuk meyakinkan jika itu benar-benar gadisnya.

Kedua sudut bibir Raffa terangkat, itu benar-benar gadisnya. Raffa sangat rindu sekali wajahnya pun semakin cantik dan terlihat lebih dewasa.

Tapi kenapa dia disini? Itu bukan hal yang harus dipikirkan. Raffa segera menghampirinya dan mengembangkan senyumnya.

🍁

Nasya yang melihat pemandangan itu langsung mengajak Dita pergi. Dia belum siap jika harus bertemu Raffa saat ini, apalagi dia dengan keadaan seperti ini.

"Dit...balik aja yuk ngantuk gue pengen tidur," ucap Nasya bohong jika dia ingin tidur. Padahal Nasya melihat jika Raffa menghampirinya dengan senyuman yang masih sama. Sungguh, Nasya sangat merindukannya. Tapi Nasya memang belum siap untuk bertemu, bagaimana dengan gadis yang tadi disamping Raffa, lalu apa hubungan mereka? Mata Nasya berkaca-kaca dia takut jika Raffa mencintai orang lain.

Nasya bingung harus sedih atau senang karena dua hal itu datang bersamaaan. Senang karena Nasya bisa bertemu dengan Raffa, karena memang Nasya sangat rindu. Lalu sedih saat melihatnya bersama orang lain.

"Hah!? Ngantuk? Ini masih pagi Nasyaaaa," Dita memutar kedua matanya malas mendengar ucapan Nasya ngawur, sedangkan saat Dita menjenguknya baru bangun tidur.

"Ayo cepetan!" Ucap Nasya memaksa.

"Iya-iya bawe-"

Belum sempat pergi tiba-tiba lelaku bertubuh jangkung berdiri dihadapan Nasya membuat Dita dan Nasya kaget.

Dita memelototkan matanya

"Loh, ini k-kak Raffa kan?" tanya Dita.

Raffa hanya mengangguk lalu berjongkok dihadapan Nasya yang hanya menunduk.

Nasya merasakan detak jantungnya yang semakin cepat, sungguh dia sangat benci jika harus seperti ini dalam situasi yang tidak tepat.

Raffa mendekatkan wajahnya kearah Nasya.

"Hey...." ucap Raffa lembut lalu mengangkat dagu Nasya membuat Nasya mau tidak mau menatap wajah tampan Raffa.

"Kok diem sih nggak kangen gitu," sindir Raffa yang melihat Nasya hanya diam.

Tanpa aba-aba Raffa langsung mendekap tubuh mungil Nasya dan mencium puncak kepala Nasya berkali-kali.

Raffa sangat rindu dengannya, wangi rambutnya yang berbau greentea segar.

Raffa melepas pelukanya lalu menatap lekat mata Nasya.

"Kamu kenapa disini, hm?" tanya Raffa sambil mengelus rambut Nasya.

"E-eh aku...."

"Raffaaaaa dicariin juga ternyata lo disini," tiba-tiba Alin datang namun dia melihat seseorang yang sangat mirip difoto yang Alin lihat tadi pafi dikamar Raffa.

Raffa menggaruk tengkuknya yang tidak gatal lalu kembali menatap Nasya yang mengerutkan keningnya.

Tak

Arga datang bersama Dita, karena tadi Dita sengaja memberitahu Arga jika Raffa datang. Arga menjitak kepala Raffa cukup keras membuat sang empu meringis.

"Cuih, tambah ganteng aja lu bro," Arga mencolek dagu Raffa yang langsung ditepis.

"Jijik,"

Tanpa menggubris ucapan Raffa, Arga langsung menatap Alin.

"Gebetan baru ya?" tanya Arga menggoda Raffa

Sedangkan Nasya yang mendengarnya hanya menghela nafas

"Auw," ringis Arga karena Dita mencubit perutnya.

"Sakit tau,"

"Em... yaudah kalau gitu aku pergi dulu ya Raf. Nanti kamu nyusul aja," pamit Alin lalu meninggalkan mereka yang menatapnya bingung.

Aku?

Kamu?

Apa-apaan ini?

Nasya tidak bisa menahan air matanya dan jatuh begitu saja, Raffa yang melihatnya merasa bersalah.

"Heh kenapa nangis?" tanya Raffa lalu mencium kedua mata Nasya.

Nasya menggeleng

"Aku mau pulang aja," ucap Nasya sambil menatap Dita.

Dita yang mengerti langsung menghampiri Nasya.

"Aku yang antar ya..." pinta Raffa.

"Udah biar aku aja kak, duluan ya," ucap Dita lalu meninggalkan Raffa dan Arga.

"Nasya kenapa?" tanya Raffa

"Dia lumpuh.."

"Hah! Kok bisa?!"

"Biar gue jelasin tapi jangan disini,"



















                    🍁Bersambung🍁                                        

PACARKU ROMANTIS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang