10❤

13.2K 646 9
                                    

Happy Reading...




"Kesana yuk." Raffa menarik tangan Nasya supaya mendekat kearah pantai.

"Nggak mau. Nanti basah sepatu aku." rengek Nasya

"Lepas aja." Raffa berjongkok didepan Nasya lalu melepas tali sepatunya. Setelah itu dengan paksa Raffa mengangkat tubuh Nasya.

"Turun ih. Nggak mau." Nasya meronta-ronta minta turun namun Raffa tidak menggubrisnya.

Akhirnya Raffa menurunkan Nasya setelah sampai didekat pantai. Ombak yang tidak terlalu besar dan semilir angin pantai menemani mereka berdua saat ini.

Saat ada ombak yang datang Nasya malah bersembunyi dibelakang Raffa dan memeluknya.

"Weh, kamu takut ombak ya?" tanya Raffa membuat Nasya mengangguk. Padahal Nasya tidak takut sama sekali. Ide jahil muncul diotak Nasya, dengan sekuat tenaganya Nasya mendorong tubuh Raffa sampai hampir terjungkal.

Nasya langsung berlari menghindari Raffa sambil tertawa.

Raffa yang merasa dijahili, tersenyum jahil menatap Nasya dan mulai mengejarnya.

"Nantang ya.."

"Sini kalau berani." Nasya memeletkan lidahnya mengejek Raffa.

Raffa berlari mengejar Nasya.

Nasya juga terus berlari mundur sambil melihat wajah kesal Raffa. Sampai Nasya tidak sadar jika ada batu dibelakangnya.

Bruk!

"Aaaa...!" jerit Nasya

Nasya terjatuh kebelakang, untung saja kepalanya tidak membentur batu. Namun malah sikunya terkena batu yang berada disampingnya.

Raffa memelototkan matanya kaget lalu menghampiri Nasya yang sepertinya sudah siap untuk menangis.

"Kamu nggak papa kan? Mana yang sakit hah?"

"Hwaaa..." Nasya menangis membuat Raffa semakin khawatir dan bingung.

"Jangan nangis dong, mana yang sakit biar aku obatin." Raffa mendekap tubuh Nasya.

Nasya memperlihatkan sikunya yang mengeluarkan darah.

Raffa melepas dasi yang dia pakai lalu membalut siku Nasya dengan dasinya.

"Gini aja dulu. Nanti diganti plester. Mending sekarang kita pulang aja, udah mau malem." ucap Raffa lalu menghapus sisa air mata Nasya

Nasya mengangguk lalu berusaha berdiri dibantu Raffa.

Mereka berdua berajalan beriringan sambil menikmati senja disore hari.


                             ⚬⚬⚬

Raffa sudah menghentikan mobilnya dihalaman rumah Nasya.

Lalu Nasya menuju kedalam rumahnya diikuti oleh Raffa.

"Mama kamu ada?" tanya Raffa membuat Nasya menghendikan bahunya.

"Kayaknya ad-eh bentar." Nasya melihat ada stiky notes yang ditempel di belakang pintu.

Nasya mengambilnya lalu membacanya, Raffa yang kepo juga ikut melihatnya

"Nasya, mama nemenin papa ke Medan.maaf kalo mama bilangnya dadakan soalnya rekan papa juga bilangnya baru tadi pagi. Mau nelfon kamu tapi hp kamu nggak aktif. Mama disini paling cuma tiga hari. Kamu dirumah hati-hati. Besok berangkat sekolah jangan bawa mobil sendiri, kuncinya mama umpetin jadi nggak usah kamu cariin. Yaudah sayang, makan malamnya udah mama siapin, kalau kamu pengen makan yang lain kalau mau beli juga nggak papa."

Nasya mengehela nafasnya setelah membaca tulisan itu. Lalu Nasya duduk disofa sambil menyandarkan tubuhnya. Berati selama tiga hari dia dirumah sendirian, hanya ada pak Dodi saja yang dirumah, kalau malam pak Dodi juga akan pulang. Karena rumahnya tidak terlalu jauh.

"Mau aku temenin?" tanya Raffa membuat Nasya menatapnya dengan mata berbinar

"Beneran? Tapi kak Raffa disini nginep juga ya." ucap Nasya.

Padahal Raffa hanya bercanda namun malah dianggap serius oleh Nasya

"Bercanda." Nasya mengerucutkan bibirnya mendengar ucapan Raffa.

Raffa mengacak pelan rambut Nasya "Mana mungkin sih aku tinggal berdua sama kamu disini. Lagian aku juga cowok normal, Sya. Kalau terjadi apa-apa gimana coba."

"Maksudnya?" tanya Nasya polos

"Nggak papa, aku pulang dulu ya udah malem."

"Iya. Hati-hati." ucap Nasya lalu mengantarkan Raffa kedepan

"Kak Raffa." Panggil Nasya

"Apa sayang?"

"Em...besok kak Raffa jangan jemput aku."

Raffa menaikkan sebelah alisnya "kenapa?"

"Pliss dong kak, ini tuh kesempatan aku bawa mobil sendiri. Selama dirumah kalau ada mama nggak dibolehin ya...please..."

"Apaan nggak boleh. Umur kamu itu belum cukup terus kamu itu masih bocil." ucap Raffa membuat Nasya mengerucutkan bibirnya

"Sama aja semuanya."

"Haha, yaudah jangan ngambek dong. Kamu juga dirumah hati-hati, nggak usah keluar rumah kalau nggak penting. Kalau butuh aku telfon aja." Raffa mencium kening Nasya lama

"Iya."








                             Tbc
                     Vote yaaa😍





PACARKU ROMANTIS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang