Hanya butuh waktu 30 menit mereka sampai dirumah baru mereka. Raffa membuka pintu rumah yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil juga. Didepan halaman mereka juga ada taman kecil yang dipenuhi berbagai jenis bunga. Nasya melihat taman kecil itu lalu memetik satu tangkai bunga mawar putih.
"Ngapain kesana?" tanya Raffa sambil membuka pintu dengan kunci saat Nasya sudah disampingnya.
"Ambil ini," Nasya memperlihatkan bunga yang dia petik kehadapan Raffa.
Raffa mengacak rambut Nasya gemas lalu pintu sudah terbuka. Raffa menggandeng tangan Nasya saat mereka memasuki rumah.
Nasya duduk disofa lalu melihat sekelilingnya.
"Aku ke mamar dulu naruh koper, kamu nyusul aja," ucap Raffa lalu menaiki tangga menuju kamar mereka yang berada diatas.
"Iya,"
Karena Nasya merasa sudah lapar lagi dia melangkahkan kakinya menuju dapur lalu membuka kulkas yang ternyata tidak ada isinya, ya wajar memang baru saja ditempati.
"Kosong lagi," Nasya akhirnya hanya meminum air putih saja.
Setelah minum, Nasya menyusul Raffa yang berada diatas.
"Kak Raffa!!" Nasya langsung menjatuhkan tubuhnya dihadapan Raffa yang sedang duduk sambil memainkan hp nya.
"Kenapa, hm?" Tanya Raffa sambil mengelus pipi Nasya.
"Laper,"
"Makan dong sayang,"
"Nggak ada makanan," ucap Nasya lesu
Raffa mencubit hidung istrinya "makan diluar aja yuk,"
"Ayuk,"
Skip
Skip
Setelah perut mereka kenyang, Nasya dan Raffa memutuskan untuk membeli stok bahan-bahan makanan dan juga camilan.
Raffa yang mendorong trolinya dan Nasya yang mengambil satu-persatu bahan yang mereka butuhkan.
"Kita beli ini aja dulu," Nasya membeli berbagai macam bumbu dapur sedangkan Raffa hanya menurut saja.
Setelah 15 menit, Nasya merasa sudah cukup untuk membeli bahan dapur lalu Nasya menuju tempat makanan ringan.
"Ini satu, ini dua, ini lima,..." Nasya mengambil satu persatu jajanan yang menututnya enak dan suka.
"Ini ti-"
"Satu aja!" potong Raffa saat Nasya mengambil tiga bungkus coklat yang berukuran besar.
"Ihh kenapa? Nggak boleh," rengek Nasya
"Ntar gigi kamu ompong. Udah satu aja pokoknya!"
Nasya tidak bisa melawan Raffa dan akhirnya hanya mengambil satu bungkus coklat saja.
"Gitu dong," Raffa mencium kening Nasya.
.
.
.
.
.//pukul 16:00//
Setelah mereka belanja tadi Raffa mengajak Nasya jalan-jalan dulu. Dan mereka berdua sekarang duduk disofa sambil melihat televisi sedangkan Raffa memainkan game dihpnya.
"Kak!" Nasya yang melihat suaminya masih asik memainkan game nya.
"Hm,"
"Ihh!"
"Main apaan sih?"
"Sini deh lihat aku main pasti kamu pengen," Raffa menaruh hpnya lalu mengangkat tubuh mungil Nasya kepangkuanya.
"Liat ya," ucap Raffa membuat Nasya mengangguk.
"Apaan sih nggak paham deh," Nasya memutar bola matanya malas.
"Yaudah makanya diem,"
Nasya yang merasa bosan memutar badanya menghadap Raffa dan memeluk leher Raffa.
"Tidur aja kalau ngantuk," ucap Raffa sambil mengelus punggung Nasya.
Tidak lama kemudian Raffa mematikan hpnya lalu merasakan nafas Nasya mulai beraturan berati sudah tidur.
Raffa menggendong Nasya menuju kamarnya.
Setelah menidurkan istrinya, Raffa tidak menyelimuti Nasya karena melihat keringat membasahi wajah Nasya karena cuaca memang sangat panas. Raffa menuju kamar mandi untuk mengguyur tubuhnya yang terasa gerah.
Setelah Raffa mandi dia memakai celana pedek diatas lutut dan kaos putih polosnya. Raffa sengaja tidak membangunkan Nasya, kaki jenjangnya melangkah kedapur untuk meminum air putih.
Sekarang sudah malam dan Nasya sama sama sekali belum bangun.
"Kebo juga nih anak, belum mandi lagi," Raffa memandang sebentar wajah istrinya lalu menjepit hidungnya agak lama.
Nasya terbangun dan kaget.
"Mau bunuh aku? Iya!" teriak Nasya marah karena hampir saja dia mati tidak bisa bernafas.
Raffa menutup telinganya "kamu nggak bangun-bangun kok dari tadi kirain uda mati,"
Plak
"Aww!"
"Rasain!" ucap Nasya lalu menuju kamar mandi.
Setelah Nasya mandi dan menggunakan baju tidurnya yang bercelana pendek sepaha dia mengampiri Raffa yang berada dibawah.
"Eh udah wangi aja istriku," goda Raffa saat Nasya duduk disampingnya dan memeluk lenganya.
Raffa mencium rambut Nasya yang sangat wangi.
"Kak Raffa laper nggak?" tanya Nasya
"Iya,"
"Aku masakin ya, kak Raffa tunggu sini aja. Oke?"
"Iya sayang,"
Setelah itu Nasya menuju dapur untuk memasak yang simpel saja.
Dan akhirnya Nasya memutuskan untuk memasak nasi goreng dan mulai memotong bumbu-bumbu nya
Nasya memasukan telur lalu nasinya, setelah itu dia mencicipi masakanya.
"Kok nggak ada rasanya sih," lalu Nasya menambahkan garam.
"Kok gini rasanya," Nasya menambahkan garam lagi dan akhirnya selesai.
Raffa yang merasa istrinya tidak kunjung datang segera menghampirinya kedapur.
Raffa memeluk Nasya dari belakang "lama banget sih istriku masaknya," ucap Raffa lalu mencium leher Nasya membuat Nasya kegelian.
"Ih geli tau! Nah ini udah jadi," ucap Nasya lalu mengangkat sepiring nasi goreng.
"Makanya dimana?"
"Sini aja,"
Lalu Nasya dan Raffa duduk berhadapan dimeja makan, Nasya hanya senyam senyum sendiri melihat Raffa yang hendak memakan nasi gorengnya.
"Buruan makan, pasti enak," Nasya mengangkat jempolnya.
"Oke siapa takut," Raffa mulai memasukan satu sendok nasi goreng kedalam mulutnya.
Nasya sangat antusias melihat reaksi Raffa namun berbeda dengan Raffa yang sudah siap memuntahkan isi mulutnya. Asin, satu kata yang ingin Raffa lontarkan kepada istrinya namun tidak tega melihat Nasya yang wajahnya sudah berbinar.
"Gimana enak kan?" Nasya tersenyum sambil memperlihatkan gigi rapinya.
"Enak banget," dengan terpaksa Raffa mengunyah terus makanan yang berada dimulutnya karena tidak mau mengecewakan istrinya.
"Kamu cocok jadi koki..."
Bersambung❤
Kalau nggak mau vote nggak lanjut! Wehehe
See u:)
KAMU SEDANG MEMBACA
PACARKU ROMANTIS [END]
Teen Fiction[FOLLOW TERLEBIH DAHULU] Kisah tentang gadis yang baru saja memasuki masa putih abu-abunya namun sudah dipetemukan dengan kakak kelasnya yang ternyata menyukainya. Akankah kisah cinta mereka bahagia? Atau malah sebaliknya karena sifat si gadis yang...