Kini pernikahan Nasya dan Raffa sudah hampir 2 bulan.
Sedangkan sekarang Nasya sedang berada dirumah sendiri karena Raffa berada dikantor.
"Kok jadi kangen kak Raffa ya," Nasya menghela nafasnya lalu menyandarkan tubuhnya disofa.
"Nyusul aja deh," Nasya bangkit lalu menuju kamar untuk mengganti bajunya, entah kenapa Nasya merasa senang saat dia akan bertemu Raffa.
Sampai dikamar Nasya mengambil baju yang menurutnya cocok untuk dia gunakan. Tapi sebelumnya dia menelfon Raffa dulu jika mau kesana.
.
.
.
.
.Nasya mengetuk pintu ruangan Raffa, namun tidak ada sahutan dari dalam. Nasya ragu jika mau membuka pintunya karena takut jika ada klien yang datang.
Setelah Nasya pikir-pikir akhirnya Nasya membuka pintunya dan ternyata benar sedang ada seseorang yang sedang berbicara serius dengan Raffa.
Raffa yang melihat istrinya berdiri didepan pintu lalu menghampirinya.
"M-maaf aku nggak tau," ucap Nasya takut jika Raffa marah, padahal Raffa sangat senang jika Nasya datang.
"Nggak papa,"
"Beneran?" Nasya mendongak untuk melihat wajah Raffa
"Iya, kamu kekamar aja dulu aku masih ada urusan bentar lagi selesai kok," Raffa mencium kening istrinya.
Sedangkan Nasya menuju kamar yang memang sudah disediakan diruangan Raffa. Nasya menyalakan televisi supaya tidak kesepian.
"Apaan sih! Acara nggak asik semua," ucap Nasya lalu mematikan televisinya dengan wajah ditekuk.
Nasya mengambil hp Raffa yang tergeletak disampingnya.
Nasya senyam-senyum sendiri saat melihat foto masa kecil Raffa yang telihat sangat cupu dan polos. Beda dengan sekarang yang mempunyai wajah yang sangat tampan, bahkan kadang membuat Nasya bingung apa benar dia manusia atau bukan.
Raffa yang melihat tingkah istrinya hanya tersenyum lalu menghampirinya.
"Kenapa senyum-senyum, hm?" tanya Raffa saat sudah disamping Nasya.
"A-eh nggak papa kok, emang kak Raffa udah?"
"Udah kok, kan aku tadi udah bilang kalau cuma sebentar,"
Nasya hanya mengangguk
"Kamu udah makan?" tanya Raffa
"Udah,"
"Tumben kamu kesini, biasanya ada maunya nih," Raffa mengusap-usap pipi Nasya.
Nasya menggeleng "nggak kok, cuma kangen aja sama kak Raffa," Nasya memeluk Raffa lalu mencium pipinya.
Raffa yang gemas melihat istrinya lalu mengelus rambut Nasya dan menghirup aromanya
"Kangen banget ya," ucap Raffa.
"Pulang aja ya," ajak Raffa
"Kak Raffa udah kerjanya?"
"Belum sih, tapi kalau kamu mau pulang ya nggak papa," Raffa mencium kening Nasya
"Nggak usah pulang, aku tunggu aja sampai selesai. Lagian aku males dirumah sendirian,"
"Kamu kesepian ya dirumah, atau mau kerumah mama aja kalau aku kerja?" Ucap Raffa membuat Nasya menggeleng.
"Nggak mau,"
"Yaudah iya,"
"Tidur aja kalau ngantuk," ucap Raffa lalu menarik kepala Nasya supaya bersandar didada bidangnya.
"Aku nggak ngantuk,"
"Kamu kenapa sih?"
"Aku?" tanya Nasya
"Hm,"
"Perut aku nggak en-huek" Nasya merasa mual dan ingin memuntahkan isi perutnya. Raffa dengan cepat membawa Nasya menuju kamar mandi.
"Kamu nggak papa kan?"
Nasya menggeleng lalu memeluk Raffa dari depan.
"Pulang aja ya..." pinta Raffa sambil mengelus punggung Nasya.
"Iya,"
//Sampai rumah//
Sesampainya dirumah Nasya langsung menuju kamarnya dan merebahkan tubuhnya.
"Huek huek!!" Nasya langsung menuju kamar mandi saat dia merasakan mual lagi. Perasaan Nasya tadi juga tidak makan aneh-aneh yang membuat sakit perut.
"Huek!"
Raffa yang sedang melepas jasnya lansung menyusul Nasya dan memijat leher belakang Nasya.
"Kita kerumah sakit sekarang,"
"Aku nggak papa cuma masuk angin,"
"Iya. Tapi aku juga takut kamu kenapa-napa!" ucap Raffa khawatir.
"Mau ya..."
"Iya,"
"Bentar aku ganti baju dulu,"
Setelah mengganti bajunya Raffa membawa Nasya kerumah sakit, selama dijalan Nasya terus merengek merasa mual dan tidak enak badan.
"Sayang udah ya, bentar lagi sampai," Raffa mengelus tangan Nasya.
"Pulang aja! Aku pengen tidur,"
"Apaan pulang, udah mau sampai juga," omel Raffa
"Tapi beliin eskrim!"
"Iya sayang iya, mau dibeliin berapa? Sama penjualnya juga boleh,"
"Beneran?"
"Ya nggak lah,"
"Ih!" Nasya memukul lengan Raffa
"Jangan KDRT dong sayang,"
"Kamu juga nyebelin!"
"Maaf ya..."
"Nggak," Nasya menyedekapkan tanganya didepan dada.
Karena sudah sampai, Raffa memarkirkan mobilnya dan membukakan pintu untuk Nasya.
"Masih mual?" tanya Raffa, karena Nasya hanya mual tapi tidak muntah.
"Masih,"
"Kita periksa, biar dikasih obat terus sembuh deh," Raffa mencium pipi Nasya.
.
.
.
.
."Mual aja dok, tapi nggak muntah," ucap Raffa kepada dokter yang memeriksa Nasya.
"Tiduran, biar saya periksa," ucap dokter itu.
Nasya menuruti perintah dokter itu dan berbaring, Raffa juga menemani Nasya disampingnya.
Dokter itu memeriksa perut Nasya lalu tersenyum, Nasya yang melihatnya jadi bingung sendiri begitu juga Raffa.
Raffa mengangkat kedua bahunya sambil melihat Nasya.
"Selamat, Istri anda sedang hamil dan usia kandungannya sudah 1 minggu,"
Bersambung dehhh.....
Ada yang nungguin nggak part selanjutnya?
Terimakasih buat kalian yang udah mau baca cerita ini❤
See u nextpart deh kalau gitu..
Selamat malam!
KAMU SEDANG MEMBACA
PACARKU ROMANTIS [END]
Teen Fiction[FOLLOW TERLEBIH DAHULU] Kisah tentang gadis yang baru saja memasuki masa putih abu-abunya namun sudah dipetemukan dengan kakak kelasnya yang ternyata menyukainya. Akankah kisah cinta mereka bahagia? Atau malah sebaliknya karena sifat si gadis yang...