41. ❤

8.1K 352 9
                                    

Tok tok tok

Suara ketukan pintu membuat gadis itu terus menutup wajahnya dengan bantal.

Sedari tadi Risa terus membujuknya untuk makan, namun Nasya tidak mau dengan alasan-tidak lapar. Padahal jika lapar saja sudah Nasya rasakan dari tadi cuma Nasya sangat malas untuk makan ditambah kondisi hatinya sedang tidak baik.

"Ish.. aku nggak mau mak-"  ucapan Nasya terhenti saat lelaki yang menggunakan kaos putih dan ceana jeans sobek bagian lututnya memasuki kamarnya.

Mulut Nasya masih terbuka lebar karena dia tidak menyangka jika manusia itu menemuinya.

Raffa yang melihatnya hanya tersenyum gemas lalu menutup mulut Nasya dengan tanganya.

"Jangan teriak-teriak nanti dede bayinya bangun," ucap Raffa ngelantur.

"Hah?"

Raffa meletakkan nampan yang berisi makanan dan segelas air putih itu kemeja dekat tempat tidur Nasya.

Tanpa izin Nasya, Raffa merebahkan tubuhnya disamping Nasya lalu memeluk perut Nasya dari samping.

Nasya berusaha melepaskannya namun Raffa malah mengeratkan.

"Diem!" Ucap Raffa membuat Nasya diam dan memainkan jari-jari tanganya.

"Ih kak Raffa lepas, nanti kalau mama liat gimana!"

Raffa akhirnya bangun lalu duduk.

Tanganya mengelus rambut gadis disampingnya dan menciumnya.

"Kenapa nggak mau makan? Nggak pengen sembuh kamu ya," tanya Raffa sedikit kesal.

Nasya hanya diam namun tiba-tiba air matanya menetes.

"Huaaa...." tangis Nasya membuat Raffa gelagapan, pasalnya dia hanya bertanya namun malah Nasya malah menangis.

"Heh kok nangis sih?" tanya Raffa lalu memeluk Nasya.

Tanpa menjawab Raffa, Nasya segera menjauhkan tubuhnya membuat Raffa mengangkat sebelah alisnya.

"Sini....ngapain ngejauh gitu coba?"

Nasya hanya menggeleng "kak Raffa masih anggap aku pacar bukan sih?"

Tuk

Raffa menyentil bibir Nasya.

"Ngomong apaan sih kamu, aku sayang sama kamu," ucap Raffa

"Aku bukan cewek normal lagi kak! Aku lumpuh. Emang kakak nggak malu apa punya pacar kaya aku, nggak bisa jalan, nggak bisa apa-apa!" Nasya kembali menangis, Raffa langsung memeluk Nasya.

"Aku tanya sama kamu, emang kita pacaran baru sehari? Dua hari? Kamu pikir aku bakal ninggalin kamu cuma karena keadaan kamu kaya gini? Karna kamu nggak bisa jalan, iya? Nggak! Kamu pikir ninggalin  kamu semudah itu. Aku sayang sama kamu, aku nggak bakalan ninggalin kamu apapun keadaannya."

"Kamu denger kan?"

Nasya masih diam.

Raffa mencubit pipi Nasya

"Ih sakit!"

"Kirain tidur,"

"Kakak kok tau aku nggak bisa jalan?" tanya Nasya lalu mendongak supaya bisa melihat wajah Raffa.

Sebelum menjawab pertanyaan Nasya, Raffa mencium kening gadisnya.

"Tau dong. Makan ya aku suapin," Raffa mengambil piring yang berisi makanan kesukaan Nasya.

"Buka mulutnya....aaa...."

Nasya membuka mulutnya menerima suapan dari Raffa.

Setelah makanan habis, Raffa mengambilkan minum dan obat yang sudah disiapkan mama Nasya.

"Nih minum dulu obatnya,"

"Gak mau, nggak enak," Nasya menutup mulutnya memebuat Raffa menghela nafasnya.

"Kalau nggak mau minum obat kapan sembuhnya,"

"Um...."

Mendengar jawaban Nasya, Raffa menaruh gelas dan obat tersebut lalu hendak pergi keluar kamar Nasya.

"Ih kak Raffa mau kemana?" rengek Nasya.

"Mau pulang,"

"Yaudah aku nangis lagi, Huaaa!!!!" tanpa diduga oleh Raffa ternyata Nasya bener menangis.

"Cengeng,"

"Biarin,"

"Makanya minum obat dulu,"

"Nggak mau!"

"Cepet minum!"

"NGGAK MAU!!!"

"MINUM atau aku paksa?"

"Paksa aja kalo bisa,"

"Kamu nantangin aku,"

"Nggak tuh,"

"Makanya minum obat dulu ya..." ucap Raffa lalu mendekati Nasya dan menghapus sisa air matanya.

Nasya mengangguk membuat Raffa tersenyum.

"Aku pengen tanya sama kakak boleh nggak?"

"Boleh dong sayang,"

"Em-itu anu...."

"Apa?"

"Kok nggak bilang kalau mau balik?"

Raffa diam sejenak lalu menghembuskan nafasnya, Raffa bingung harus jujur atau tidak. Jika dia jujur dia takut Nasya akan marah dan salah paham.

"Terus siapa yang waktu itu dirumah sakit sama kakak? Jangan-jangan...." Nasya menggantung ucapanya.

"Itu temen aku, nggak usah aneh-aneh deh," potong Raffa cepat

"Bohong!"

"Aku nggak bohong, ngapain juga bohong nggak ada gunanya,"

"Iya percaya,"

Raffa mengecup kening Nasya

"Makasih,"

"Um....."

"Bentar ya ada telfon, aku angkat dulu," ucap Raffa lalu berdiri.

"Disini aja,"










                  🍁Bersambung🍁        






                    





PACARKU ROMANTIS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang