13✨||Ngedate

282 22 5
                                    

"Lo mau makan apa?"Tanya Arsen.

"Ih kak kan aku udah bilang, bisa gak sih kalo ngomong jangan pake lo-gue. Aku kan ga bisa ngomong pake itu."Jawab Allisya kesal. Memang, entah sudah berapa kali Allisya megatakan hal yang sama pada manusia disebelah nya ini.

"Lah itu tadi lo ngomong lo-gue."

"Ya kan.... Ish yaudah lah terserah!'Final Allisya kemudian berjalan dengan langkah cepat ke salah satu cafe yang berada di mall itu.

"Allisya pelan pelan!"

"Bodo!"

Allisya bersedekap dada sembari mencebikan bibir nya.

"Dih kunyuk ngambek"Ucap Arsen yang tak dihiraukan oleh Allisya.

"Cie kunyuk ngambek cie.."

Arsen menoel noel dagu Allisya dan itu membuat...... Allisya geram dengan tingkah Arsen.

Allisya menepis tangan Arsen. "Jangan pegang pegang!"

"Dih ngambek"

Allisya diam, bodoamat, males, ngambek, kesel, sama orang disebelah nya ini. Dari tadi gak berhenti ngoceh! Bayangin, setiap langkah udah ada 500 kata yang dikeluarin. Pusing gak sih kalian kalo jadi Allisya. Sampe sampe Allisya berpikir gini. Ini yang disebelah ku orang apa alien sih?

"Sya"

"Sya"

"Sya"

"Sya-yang"

"Apasih diem!"Sahut Allisya kesal.

"Dih ngambek!"

"Udah tau ngambek kenapa masih diajak ngomong!"Jawab Allisya.

"Abisnya lo kalo ngambek lucu, kan gue jadi tambah sayang"

"Gombal!"

"Dih siapa yang gombal? Eh-pipi lo merah Sya!"Goda Arsen.

Allisya cepat cepat memalingkan wajah nya.

"Sumpah pipi lo merah! Kaya tomat busuk!" Nah kan. Baru aja bikin Allisya terbang tinggi tinggi, eh tiba tiba dijatohin. Saket woi!

"Allisya kalo diem aja gak jadi gue traktir lah!"

"Dih, yaudah, aku pake uang aku sendiri. Emang ya ka Arsen tuh ga modal! Cuma nraktir cewe nya aja ga mampu."Cibir Allisya.

"Hah? Apa? Kamu bilang apa?!"Sahut Arsen. Arsen merogoh kantong nya dan mengeluarkan sebuah kartu dan itu.. Black card?!

Tunggu, jangan percaya jangan percaya.. Karna itu sudah pasti bukan punya Arsen. Allisya sempat berdecak kagum, bahkan ia saja tak memiliki kartu itu. Namun, kedua orang tua nya memiliki kartu itu masing masing.

"Itu punya kakak?"Tanya Allisya.

Arsen menggelengkan kepala nya, "Bukan"

"Lah terus punya siapa?"Tanya Alisya bingung.

"Punya papi hehhehehehehehe"Udah salah. Cengengesan pula, entah kenapa Allisya jadi malu sendiri jalan sama Arsen yang notabe nya pacar nya.

Allisya menghela nafas kesal lalu meninggalkan Arsen.

Lah kok pergi. Batin Arsen.

Allisya berlari menyusul Allisya hingga sampai lah ia di cafe yang bisa dibilang tak terlalu mewah. Arsen berjalan mendekati Allisya yang sibuk dengan ponsel nya.

"Hai cewek!"Sapa Arsen seperti.. Anak anak nakal kalo ketemu cewe cantik gitu..

Allisya diam tak menggubris Arsen. "Kok diem sih?"

Arsenio [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang