39✨||Epilog

415 23 10
                                    

3 hari berturut turut mereka masih berada di rumah duka, tepat dihari ketiga ini Allisya akan dikebumikan secara kristiani.

"Arsen bareng siapa kesana nya?" Tanya Ona.

Arsen menatap Kinar sebentar. "Bareng Kinar"

Sedikit demi sedikit Arsen mulai memenuhi janji nya pada Allisya.

Ia akan belajar menyayangi dan mencintai Kinar seperti ia mencintai Allisya.

"Kinar nya jangan kecapean"

Arsen mengangguk lalu pandangan nya terfokus pada jenazah Allisya yang sudah berada di dalam peti mati.

Jujur saja, Arsen masih belum percaya semua ini. Ia masih berharap ini semua mimpi.

Suasana disini sangat berduka, tentu saja. Putri satu satu nya yang berada di keluarga Samudra meninggalkan mereka semua.

Arion menggunakan kaca mata hitam untuk menutupi mata sembab nya. 3 hari 3 malam ia terus menangis tanpa henti.

Arsen menghela nafas lalu mengusap wajah nya.

Kinar mengusap lengan Arsen pelan membuat lelaki itu menoleh.

Kinar tersenyum membuat hati Arsen menghangat.

Dengan ragu Arsen meraih tangan Kinar dan ia genggam.

"Janji itu harus aku tepati" Ucap Arsen membuat Kinar mengangguk walaupun ia tak tau janji apa yang dimaksud Arsen.

✨✨✨

Tangis semua orang semakin pecah saat peti Allisya ditutup.

Arsen menghapus air matanya lalu menggandeng Kinar menuju parkiran.

Ia akan berangkat menggunakan mobil sendiri ke pemakaman nya.

Saat mereka sampai di pemakaman, mereka langsung melangkahkan kaki nya menuju tempat dimana Allisya dikuburkan.

Kinar menggenggam erat tangan Arsen memberikan semangat untuk lelaki itu.

Arsen menghela nafas lalu berjongkok disebelah Arion, Bara, dan Abey.

Mereka mulai menaburkan tanah diatas peti mati Allisya. Setelah selesai mereka menaburkan bunga diatas gundukan tanah itu.

Arsen mengusap foto Allisya yang diletakan disana, dan lagi lagi air matanya menetes.

"Gue gak nyangka lo pergi secepet ini" Batin Arsen.

Setelah menaburkan bunga, mereka berdiri dan mendoakan Allisya supaya tenang di sana.

✨✨✨

Arsen menatap kotak kecil yang diberikan Allisya tepat saat hari pernikahan nya.

Dengan ragu tangan nya membuka kotak itu, Arsen melihat fotonya dan foto Allisya terpampang jelas di dalam kotak itu.

Lalu ada satu kalung berbentuk salib, ada ukiran nama 'Arsenio' di belakang kalung itu.

Sudut bibir Arsen terangkat lalu tangan nya beralih menatap seracik surat yang berada di kotak itu.

Ia mengambil surat itu dan mulai membaca nya.

Hai kak, maaf ya cuma bisa kasih ini.
Oh ya, selamat buat pernikahan nya. Semoga kakak selalu bahagia yaa!!

Hari ini aku mau pamit, aku mau lanjut sekolah di Jerman.
Kakak jaga diri baik baik ya?

Makasih untuk 3 tahun nya.
Makasih udah buat Allisya mengerti arti sabar.
Dari sini aku belajar gak semua cinta berakhir bahagia, dan dari sini aku belajar bahwa cinta tidak harus memiliki.

Arsenio [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang