Dua bulan berlalu semenjak kejadian itu.
Arsen masih belum menghubungi Allisya, lelaki itu dilanda kecemasan selama dua bulan penuh.Drrtt drrtt
Arsen menatap ponsel nya berdering lalu menggeser tombol hijau.
"Hal—"
"K-kak, Kinar boleh ke apart kakak sekarang?" Tanya Kinar di seberang sana dengan nada gemetar.
"Gue sibuk, Nar"
"B-bentar aja kak, i-ini penting"
Arsen menghembuskan nafas pelan lalu meng-iyakan ucapan Kinar.
Arsen melempar ponsel nya secara asal lalu meraup wajah nya frustasi.
"Sya..gue butuh lo" Lirih Arsen lalu memejamkan matanya berharap saat ia membuka mata semua masalah nya akan hilang begitu saja.
✨✨✨
"Kak Arsen, hiks" Allisya terus menangis dikamar nya semenjak minggu terakhir ini.
Arsen tidak mengabarinya sama sekali, bahkan pesan yang ia kirimkan pun tidak dibalas, jangankan dibalas, dibaca pun tidak.
"Allisya makan ya?" Ucap Abey mengelus rambut Allisya pelan.
Allisya menggeleng.
Abey menghela nafas, Allisya sangat keras kepala.
"Kamu bisa sakit"
Allisya tetap menggeleng.
Abey menghela nafas pasrah lalu beranjak pergi dari kamar putri nya itu.
Abey berpapasan dengan Bara yang sedang membawa makanan untuk Allisya.
"Biar aku yang suruh dia makan"
Abey mengangguk. Bara membatalkan semua jadwal nya di rumah sakit demi Allisya.
Sudah satu minggu ini Allisya mogok makan.
Dan itu membuat Bara takut setengah mati, bukan hanya Bara, Abey dan Arion pun juga sama takut nya seperti Bara.Bara tersenyum saat Allisya sedang duduk sembari memeluk boneka kelinci nya.
"Allisya" Panggil Bara.
Allisya hanya menoleh singkat lalu kembali menatap kosong dinding di depan nya.
Bara berjalan mendekat kearah Allisya dan mengelus rambut anak itu.
"Makan ya?"
Allisya menggeleng tanpa mengeluarkan suara.
"Kamu mau sakit?"
Allisya menggeleng.
"Makan ya?"
Allisya menghela nafas pelan lalu mengangguk membuat Bara mengembangkan senyum nya.
✨✨✨
"Apa? Ngapain lo kesini?" Tanya Arsen.
Kinar memberikan satu benda tipis berbentuk persegi panjang itu pada Arsen.
Arsen mengerinyitkan dahinya bingung lalu menerima benda itu. Nafas nya tercekat saat melihat dua garis merah tertera disana.
"L-lo?"
Kinar menundukan kepala nya dan menangis.
"Orang tua lo tau?"
Kinar mengangguk.
"Mereka kecewa"
Arsen menghela nafas pelan lalu berdiri dari duduk nya.
"Kemasin barang barang lo, besok pagi kita berangkat ke Indonesia." Ucap Arsen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arsenio [SELESAI]
FanficFOLLOW DULU SEBELUM BACA‼️ BUDAYAKAN VOTE DISETIAP PART DAN KOMEN DISETIAP PARAGRAF, KARNA ITU BERARTI BUAT AUTHOR. THX! Pandai pandai lah dalam membaca cerita, karena cerita ini tak sebagus yang kamu kira. [ Sequel With You✔️ ] ...