Allisya menatap Arsen yang sedang menyeka keringat nya.
Mereka sedang beristirahat setelah lari tadi, lebih tepat nya jogging.
Keringat bercucuran di dahi Arsen, lalu Allisya berinisiatif mengajak Arsen membeli minuman.
"Kak?"
Arsen menoleh kearah Allisya lalu menaikan alis nya
"Beli minum dulu yuk? Kaya nya kakak haus"
Arsen mengangguk lalu berdiri dari duduk nya, Arsen menggenggam tangan Allisya erat lalu berjalan ke warung yang tak jauh dari tempat yang mereka duduki.
"Air mineral yang dingin satu, om" Ucap Allisya setelah sampai warung yang mereka tuju.
Arsen menggeleng.
"Enggak om, air mineral biasa aja, jangan yang dingin"
Saat Allisya hendak protes, Arsen langsung memotong nya.
"Gak bagus minum air dingin kalo abis lari."
Allisya hanya menganggukan kepala nya lalu meraih air mineral yang disodorkan penjual nya.
"Berapa, om?" Tanya Arsen mengeluarkan dompet nya
"10 ribu, dek"
Arsen memberikan selembar uang berwarna biru kepada penjual itu.
"Sisa nya om ambil aja, itung itung rejeki" Ucap Arsen.
"Tapi ini kebanyakan" Ucap penjual itu.
"Enggak papa om, ya udah saya permisi" Jawab Arsen lalu menggandeng tangan Allisya.
Arsen memberhentikan langkah nya lalu membuka segel air mineral milik nya.
Allisya menatap Arsen yang sedang meneguk minuman nya, keringat yang masih bercucurah di dahi nya dan jakun nya yang naik turun saat meneguk minuman itu menambah kesan sexy, pada seorang Arsenio.
Arsen menutup botol nya dan menatap Allisya yang sama sekali tak berkedip saat menatap nya.
Arsen menyentil dahi wanita itu lalu terkekeh
"Ngapain ngeliatin gitu? Ganteng ya?" Ucap Arsen.
Allisya langsung memalingkan wajah nya malu karna sudah terciduk menatap Arsen diam diam.
"Udah ga usah malu, ngadep sini!" Ucap Arsen memegang dagu Allisya.
Arsen meraih tangan Allisya lalu mencium nya lembut.
"Sya?" Panggil Arsen
"Iya?"
"Lo gak keberatan kan kalo nunggu gue pulang dari negara orang? Kalo misalnya lo keberatan lo bisa cari pengganti gue, walaupun berujung sakit hati tapi gue berusaha buat ikhlas."
Ucapan Arsen membuat Allisya mengedipkan mata nya bingung, setelah mengerti maksud dari omongan Arsen, Allisya langsung menggelengkan kepala nya keras.
"Enggak! Aku bakal nungguin kakak sampe balik ke negara kita! Aku gak mau nyari pengganti kakak, karna emang gak ada yang bisa gantiin kakak di sini" Ucap Allisya lalu menunjuk dimana letak hati nya.
Senyuman Arsen mengembang lalu ia mencubit pipi Allisya hingga membuat wanita itu mengerucutkan bibir nya kesal.
"Pulang, ya? Nanti kita ke rumah kakek bareng bareng." Ucap Arsen.
"Kakek? Kakek Karel? Apa kakek Liam?"
Arsen menggeleng "Kakek Rivan"
Allisya memiringkan kepala nya bingung, Rivan? Siapa dia?
KAMU SEDANG MEMBACA
Arsenio [SELESAI]
FanfictionFOLLOW DULU SEBELUM BACA‼️ BUDAYAKAN VOTE DISETIAP PART DAN KOMEN DISETIAP PARAGRAF, KARNA ITU BERARTI BUAT AUTHOR. THX! Pandai pandai lah dalam membaca cerita, karena cerita ini tak sebagus yang kamu kira. [ Sequel With You✔️ ] ...