🌻HAPPY READING🌻
"Peduli sama orang lain boleh, bego jangan! Jangan sampai kepedulian lo, ngebuat lo lupa ngebahagiain diri sendiri."
~ Retta Anastasya ~
______________________________________
KRINGG
Suara jam weker berdering sangat keras di kamar seorang gadis cantik bernama Flaretta. Ia segera meraba-raba tangannya di atas nakas untuk mematikannya.
Tak menunggu lama, ia segera melangkahkan kaki ke arah kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Hanya butuh waktu sepuluh menit baginya, ia sudah berdiri lagi di depan cermin kamarnya. Tentunya, untuk memberi sedikit riasan pada wajahnya.
"Semangat amat kelihatannya." ujar Retta yang muncul dari pantulan cermin tersebut.
Flaretta tak menggubris ucapan Retta, kepribadian ganda nya yang selalu muncul setiap saat. Entah ini hanya halusinasinya atau tidak, ia seperti bisa merasakan kehadiran Retta secara nyata. Bahkan, dapat berkomunikasi dengannya secara langsung.
Retta yang merasa kehadirannya tidak dianggap pun, memetikan jari di depan mata Flaretta. Ia bertanya, "Woe! lo nggak bisu kan?"
"Emang kalau gua semangat, gua lesu, jadi masalah buat lo?" ujar Flaretta menjawab pertanyaan Retta, dengan pertanyaan pula.
Retta tertawa sinis. "Hahaha, lo pasti seneng karena lo pikir masalah lo udah selesai kan?" ujarnya.
Lalu, ia menunjuk ke arah badan Flaretta seraya berkata, "Dan pastinya seneng dong, karena gua nggak jadi ambil alih tubuh lo!"
"Gak segampang itu sayang." Tandasnya.
BRAKK
Badan Flaretta tersungkur dari kursi di depan meja riasnya. Seperti ada sesuatu yang menghantam tubuhnya dengan sangat keras.
"ARGHHH!" Teriaknya, ia merasakan ada sesuatu yang terjadi pada tubuhnya. Namun, ia tak dapat mendeskripsikannya. Tapi ia yakin, ini adalah ulah Retta, kepribadian lainnya yang berusaha untuk mengambil alih tubuhnya.
"See? Sekarang gua yang ada di tubuh ini! Selamat tinggal Flaretta yang lemah."
Ia menatap kembali cermin riasnya, "Gua bakal ambil alih tubuh ini cuman untuk sementara waktu."
"Ya mungkin, sampai dendam gua ke Dania terbalaskan."
Smirk khusus tercetak di wajahnya, kemudian ia berkata, "Dan buat Flaretta yang asli, di mana pun lo berada sekarang. Gua cuman mau ngingetin."
Ucapannya terhenti untuk beberapa saat.
"Peduli sama orang lain boleh, bego jangan! Jangan sampai kepedulian lo, ngebuat lo lupa ngebahagiain diri sendiri!" Sambungnya, lalu meninggalkan kamar tersebut.
______________________________________
Kondisi koridor pemisah kelas 11 IPS dan IPA di SMA Nusantara pagi ini tampak sepi. Hanya terlihat, seorang gadis bernama Dania, yang sedang melihat jam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya.
Gadis itu tampak menghembuskan nafasnya, kemudian berkata, "Tuh kan gua datang kepagian."
"Ngapain coba Dimas jemput gua sepagi ini. Kelas kan pasti masih sepi. Ini masih jam enam woe!" omelnya.
"Hash, udahlah mending gua ke kelas aja." putusnya lalu berjalan ke arah kelasnya.
Jangan lupakan hawa dingin yang merasuk kulit ditambah kesunyian pagi ini, membuat Dania berjalan dengan cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE PHILOMATH'S ✔️
Teen Fiction[COMPLETED] PART DI PRIVATE SECARA ACAK, SILAHKAN FOLLOW TERLEBIH DAHULU✨ Ini bukanlah kisah seorang cold boy atau possesive boy mengejar cinta gadis biasa dan sebaliknya. Tapi kisah tentang Dania Putri Salsabilla, seorang Ratu Fakgirl SMA Nusantara...
