Part 33 | Sebab Akibat (A)

115 60 4
                                        

"Semua tindakan itu ada konsekuensinya. Termasuk apa yang udah lo lakuin ke Dania dulu."

~ Renata Saputri Brahmastya ~
___________________________________________

GDUBRAKK

PRANGGG

Tampak seorang gadis yang tengah seperti kesetanan hingga membanting seluruh benda yang ada disekitarnya. Entah apa yang membuatnya melakukan hal tersebut. Ia benar-benar tak bisa mengontrol emosinya kali ini.

"ARGHH! KELUAR LO SEKARANG RETTA!" Flaretta berteriak dengan sorot mata penuh amarah. Pandangannya beredar ke seluruh penjuru kamarnya. Seolah, sedang mencari sesuatu yang sedang bersembunyi.

"Ngapain Lo nyari gua?" ujar Retta, kepribadian lain dari Flaretta. Retta muncul dengan tangan yang disilangkan di depan dadanya. Tak lupa, dengan tatapan remeh yang terlontar untuk Flaretta.

"Lo! Lo bener-bener ya!" ujar Flaretta. Ia mendorong Retta tepat ke dinding kamarnya. Lalu beralih mencekik leher Retta dengan sangat erat.

"L-lo mau ngapa-in gu-a!" ujar Retta dengan nafas terengah-engah.

"Lo tau nggak kehadiran lo itu cuman bikin kekacauan di hidup gua!" Flaretta semakin menguatkan cengkeramannya, dengan sorot mata penuh amarah. Gadis itu menatap tajam manik mata Retta. "Lo kan yang buat Dimas sama Dania kecelakaan dulu?" ujarnya menyelidik dengan tajam.

"L-lepasin gua d-dulu," ujar Retta.

Flaretta tampak tak memperdulikan ucapan Retta. Ia semakin menguatkan cengkraman tangannya pada leher Retta. Membuat Retta mati, itulah tujuannya sekarang.

"FLARETTA?! APA YANG KAMU LAKUKAN?! SIAPA YANG KAMU AJAK BICARA DARI TADI?!" ujar Fira, mama Flaretta yang muncul dengan langkah-langkah tergopoh-gopoh.

"Mama," ujarnya terkejut melihat kehadiran Fira.

"JAWAB MAMA NAK! SIAPA YANG KAMU AJAK BICARA DARI TADI!" bentak Fira.

Flaretta menatap takut Fira. Ia tak seperti mempunyai daya untuk menjawab pertanyaan dari sang ibunda.

"Nggak ada ma," ujar gadis tersebut pada akhirnya. Tetap dengan ekspresi yang menunjukkan ketakutan.

Fira mendudukkan dirinya agar sejajar dengan putrinya. Tangannya beralih mengelus pelan punggung Flaretta. "Masalah apa yang sedang menimpa kamu nak?" ujarnya dengan sedikit menurunkan suara.

Flaretta menggeleng. "Nggak ada mah, Flaretta cuman lagi capek aja," jawab gadis tersebut. Mau tak mau ia harus menyembunyikan permasalahan ini dari kedua orangtuanya. Orangtuanya tidak boleh mengetahui tentang dirinya yang mempunyai kepribadian ganda.

Fira tersenyum mendengar penuturan Flaretta. "Mama tau kok, pasti lagi ada masalah berat yang sedang menimpa kamu." Wanita setengah baya tersebut tersenyum ringan. "Kalau kamu butuh teman cerita, mama selalu ada buat kamu."

"Iya mah."

Fira menepuk pelan puncuk kepala Flaretta seraya berkata, "Mama ke kamar dulu. Jangan lupa, beresin kamar kamu lagi. Dan jangan sampai kejadian seperti ini terulang kembali."

"Iya mah," ujar Flaretta. Fira tersenyum mendengar jawaban Flaretta. Wanita itu pun segera melangkah keluar dari kamar Flaretta.

"Eh mam-ah, mau aku bantu jalannya?" ujar Flaretta menawarkan bantuan. Ia baru teringat, bahwa mamanya belum terlalu lancar untuk berjalan.

Fira menggeleng. "Nggak usah nak, kamu beresin aja kamar kamu," ujar wanita tersebut sambil tersenyum ringan. Senyuman yang selalu terlontar dari wajahnya yang bertambah anggun seiring pertambahan usia. Sekaligus senyuman yang membuat hati Flaretta merasa sakit, ketika membayangkan bagaimana tegarnya wanita itu ketika tersakiti oleh ulah kasar papanya.

THE PHILOMATH'S ✔️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang