Part 28 | imy

119 63 7
                                    

Lo jadi pacar gua itu cuman sekedar status. Jadi jangan berharap kalau gua bakalan suka, apalagi cinta sama Lo.

~ Dimas Artmezzo Sanjaya ~

______________________________________

Kringggg... Kringggg... Kringggg...

Terdengar bunyi jam weker yang berdering begitu keras di seluruh penjuru kamar hingga membangunkan Dania yang sedang tertidur lelap. Tangan gadis tersebut beralih mematikan jam yang terletak di atas nakas. Mematikannya, lalu membantingnya ke sembarang arah. Persetan dengan harga. Ia benar-benar tak tahan dengan bunyi jam weker tersebut.

"WHAT?! UDAH JAM 5?!" seru Dania sambil melihat ke arah jam dinding yang terletak di dalam kamarnya. Ia segera bergegas turun dari kamarnya lalu menuju ke dapur yang ada di rumahnya.

***

"Masak apa ya buat bekal Dimas nanti? Kemarin udah nasi goreng, masa hari ini bikin itu lagi sih?" gumam Dania ringan. Tak lupa dengan tangan yang memangku dagu nya. Menandakan, ia sedang berfikir keras.

"Gimana kalau dia, gua buatin bento aja? That's right idea!" serunya bersemangat.

Ia segera menguncir rambutnya agar tak terlalu menganggu saat memasak nanti. Tangan mungilnya beralih menyalakan kompor dan memasak satu per satu bahan makanan dengan cekatan. Tampak ia dapat melakukan aktivitas tersebut dengan sangat baik.

Terbiasa ditinggalkan oleh sang ibunda saat ada dinas di luar kota, membuat Dania mau tak mau harus bisa menguasai keahlian itu. Tentunya, selain bekal keahlian untuk dirinya bila menjadi ibu rumah tangga di masa depan.

"Gotcha! Akhirnya jadi juga. Cuman butuh waktu empat puluh lima menit ternyata buat gua nyelesain semua ini." Dania tersenyum manis. Ia sangat puas dengan hasil masakannya kali ini.

"Wah! harum sekali bau nya, kamu masak ya nak?" ujar Desti yang tiba-tiba datang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Wah! harum sekali bau nya, kamu masak ya nak?" ujar Desti yang tiba-tiba datang.

"Eh mamah. Mamah pulang kapan?" ujar Dania yang sedikit kaget dengan kehadiran sang Ibunda. Ia tak menyangka bahwa mamanya sudah pulang.

"Kemarin malam pas kamu udah tidur. Mamah nggak tega bangunin kamu yang udah tidur nyenyak banget." ujar Desti menjawab. Tak lupa dengan mengelus penuh kasih sayang rambut Dania.

Dania mengangguk. "Untung aku buat bento nya lumayan banyak. Cukup buat sarapan kita berdua, sama nanti aku bawain bekal buat Dimas. Kalau misalnya mama mau bawa ke kantor buat bekal, juga masih bisa kok."

Desti tersenyum. Kehadiran Dimas ternyata membawa dampak positif yang cukup besar di kehidupan putri tunggalnya tersebut.

"Ya udah mah, ayo kita sarapan sekarang!" Dania mengajak mamanya untuk sarapan bersama dengannya. Desti mengangguk dan segera menuruti kemauan putrinya tersebut.

THE PHILOMATH'S ✔️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang