THE PHILOMATH'S ✔️

Part 20| Kepribadian lain Flaretta

🌻 HAPPY READING🌻

"Karena kesalahan di masa lalu orang tua kita, seharusnya nggak berpengaruh ke persahabatan kita sekarang."

~ Dania Putri Salsabilla ~

______________________________________

(FLASHBACK ON)

.

Seorang gadis bernama Flaretta melangkahkan kakinya ke arah pintu rumah Dania. Niat awalnya untuk mengembalikan mobil yang dipinjam dari sahabatnya itu terhenti, saat ia mendengar suara percakapan Dania dengan orang lain didalam rumah itu.

"Apa mah? Dia papah ku? Kemana saja dia selama ini?" Ucapan Dania yang terdengar begitu keras, membuat Flaretta mau tidak mau dapat mendengarkan pembicaraan mereka.

"Iya nak, tenang dulu!"

Flaretta merasa kalau apa yang ia lakukan sekarang tidak pantas. Karena, ia tidak seharusnya ikut campur dalam urusan pribadi keluarga sahabatnya. Ia pun memutuskan untuk melangkah pergi dari rumah itu.

Namun, langkahnya terhenti saat melihat seorang lelaki yang tampak ia kenal berada didalam rumah itu.

"Papah.." gumamnya tak menyangka.

Ia sebenarnya tak sanggup lagi melihat, dan mendengar kenyataan pahit, yang terlontar dari mulut orang yang ia harapkan, dapat menganggap nya sebagai putri kandungnya.

Namun, ia tetap berdiri didepan rumah itu agar semua rasa penasaran yang muncul didalam pikirannya dapat terjawab.

"Hingga saat kamu berumur 1 tahun, perempuan yang sangat ingin dijodohkan oleh ayahmu itu sengaja menjebak ayahmu. Sehingga perempuan itu mengandung anak dari ayahmu. Dan karena itu, mama, dan ayah bercerai." Ucapan Mama Dania terdengar jelas di telinganya.

Degg.

Seluruh tubuhnya terasa bergetar mendengar kenyataan pahit itu. Ia tak menyangka, kalau alur hidupnya akan serumit ini. Air mata yang tertahan di pelupuk matanya sedari tadi pun, akhirnya keluar dengan begitu deras.

Ia tak sanggup lagi mendengar seluruh pembicaraan mereka, sehingga ia segera pergi dan berlari dari rumah itu.

Mama nya. Ia harus segera menanyakan kebenaran ini kepada Mama nya.

***
.

Mama Flaretta menyambut kepulangan putri tunggalnya itu, dengan senyuman hangat dari atas kursi roda. Tak lupa beliau berkata, "Nak kamu sudah pulang? Gimana sekolahnya?"

Sayangnya, bukan jawaban manis yang ia dapat. Putri kesayangannya itu justru menghampirinya dengan langkah tergesa-gesa, tak lupa dengan sorot amarah yang tampak dari matanya.

"Mah, jelasin apa yang terjadi sama mama, papah, dan keluarga Dania dulu!" Seru Flaretta.

Ia terdiam, tak dapat menjawab pertanyaan putrinya itu. Walaupun, cepat atau lambat, kebenaran tentang masa lalunya akan terungkap.

Flaretta menggoyangkan tubuh mama nya seraya berkata, "Mah, jawab pertanyaan aku!"

"Apa bener, aku adalah anak yang terlahir dari kesalahan mamah di masa lalu?"

"Jawab mah!" Ujar Flaretta kembali menggoyangkan tubuh mama nya.

Ia menghembuskan nafas panjang. Hatinya tercabik-cabik melihat putri tunggalnya itu tampak diselimuti rasa amarah.