Tuhan itu adil ya. Dia memberi kebahagiaan sepaket sama kesedihan.
~Dania Putri Salsabilla~
______________________________________
"Pacar? Bahkan gua nggak ngerasa punya pacar sebelum gua koma selama 3 bulan ini!"
Dania tersentak mendengar penuturan Dimas tersebut. Ia tak menyangka bahwa penantiannya selama ini berujung dirinya yang tidak diakui oleh sang kekasih. Pertahanannya runtuh. Sebulir air mata mengalir begitu deras dari pelupuk matanya.
"Kamu bercanda kan Dim? Ini aku, Dania. Pacar kamu.
Aku Dania. Yang kamu bilang perempuannya tuan Artmezzo." ujar gadis tersebut dengan senyuman pilu.
"Cih. Gua nggak pernah bilang kayak gitu sama cewek murahan kayak lo!" seru Dimas emosi.
PLAK!
"Jaga ucapan kamu Dimas! Mama tidak pernah mengajarkan kamu untuk berkata kasar terhadap perempuan. Termasuk terhadap Dania." ujar Debby sambil menampar pipi putra semata wayangnya itu.
"Dania maaf-"
"Nggak papa kok Tante. Mungkin Dimas masih shock jadinya gini. Dania bisa ngertiin Dimas kok tan." ujar Dania. Tak lupa dengan senyuman tulus yang tercetak dari wajahnya.
"Dania pulang dulu ya tan." ujar gadis tersebut sambil mencium punggung tangan Debby.
"Aku pulang dulu ya Dim."
"Bodoamat."
***
Semilir angin malam berhembus perlahan. Menerpa ringan kulit seorang gadis yang sedang berdiri di atas balkon kamarnya. Memandangi keheningan shyam metropolitan. Merasuk kedalam relung jiwa yang paling dalam.
Kalut. 1 kata yang dapat menggambarkan seluruh pikiran Dania malam ini. Antara sedih dan senang. Itulah apa yang dirasakannya hari ini.
"Tuhan itu adil ya. Dia memberi kebahagiaan, sepaket sama kesedihan." gumamnya tulus. Tak lupa, diikuti dengan nafas yang berhembus perlahan.
Tangannya beralih mengambil secangkir cokelat panas yang ia bawa sedari tadi. Meneguknya secara perlahan. Sekadar untuk menghangatkan dirinya yang sedang merasa kedinginan.
"Gua seneng. Hari ini tim gua bisa menangin Olimpiade IPS Tingkat Nasional. Perjuangan gua sama tim gua selama ini benar-benar terbayarkan." ujar gadis tersebut. Sedikit menggantung.
"Gua juga seneng. Cowok yang gua cintai akhirnya sadar dari koma." lanjutnya. Namun, diikuti dengan perubahan raut wajah yang sendu.
"Tapi kenapa Dimas nggak inget kalau gua itu pacarnya?" ujar Dania sendu. Tak lupa ia menautkan jari-jemari dari kedua tangannya. Seolah-olah, memberi kekuatan pada dirinya yang sedang bersedih sekarang.
Sebulir air mata menetes dari pelupuk matanya. Membasuh pipinya secara perlahan. Suasana malam yang dingin, ditambah kondisi batinnya yang sedang tidak baik, membuat dirinya menjadi emosional malam ini.
"Gua nggak tau. Apakah ini karma yang patut gua terima karena gua udah banyak mempermainkan hati cowok. Atau emang udah takdir." ujarnya, sedikit terisak.
"Tapi bakal sampai kapan?"
______________________________________
"DOR!" ujar Celin, sengaja membuat terkejut Dania yang sedang melamun.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE PHILOMATH'S ✔️
Ficção Adolescente[COMPLETED] PART DI PRIVATE SECARA ACAK, SILAHKAN FOLLOW TERLEBIH DAHULU✨ Ini bukanlah kisah seorang cold boy atau possesive boy mengejar cinta gadis biasa dan sebaliknya. Tapi kisah tentang Dania Putri Salsabilla, seorang Ratu Fakgirl SMA Nusantara...
