Part 19A | Ich Liebe Dich❣️

171 55 0
                                    

🌻 HAPPY READING 🌻

Kita adalah intuisi senja yang dipersatukan oleh rasa yang sama. Tak perlu sejuta kata untuk mengungkapkan perasaanku kepadamu. Cukup 3 kata sederhana, Ich Liebe Dich.

~ Dimas Artmezzo Sanjaya ~

______________________________________

KRINGGG KRINGGG

Terdengar suara jam weker dari kamar Dimas yang sudah berkali-kali berbunyi. Namun, Dimas masih saja menggeliat di atas kasur nya. Ia sepertinya benar-benar mengantuk sebab pulang terlalu larut kemarin. Bunda Dimas yang tak sanggup lagi mendengar suara jam itu pun mendatangi kamar putra kesayangannya, dan...

BYURR

Beliau, menyiram Dimas dengan segayung air dingin agar putranya segera terbangun dari pelayaran di pulau kapuk. Untung saja, Dimas segera bangun dengan ekspresi kaget lalu berseru, "Bunda kok gebyur Dimas sih!"

"Lihat jam!" Perintah beliau.

"Udah jam 6, kenapa bunda nggak ngebangunin Dimas dari tadi sih? Dimas kan mau jemput Dania." Omel Dimas sambil berjalan ke arah kamar mandi dengan tergesa-gesa. Sedangkan ibundanya hanya melihat kelakuan putra tunggalnya itu dengan mengelus dada.

Beliau sepertinya bersyukur sebab dengan adanya Dania membuat putranya tidak mempermainkan hati perempuan lagi.
______________________________________

Sementara di sisi lain, Dania sedang menunggu kekasihnya di depan pagar rumahnya. Ia berkali-kali melihat jam tangan yang bertengger di tangan indahnya, memastikan apakah mereka akan terlambat atau tidak.

Setelah penantian selama 20 menit lamanya, orang yang ditunggu pun tiba. Orang yang sangat amat ia cintai dan sekarang sudah menyandang gelar sebagai kekasihnya.

"Maaf ya lama, aku tadi kalau nggak digebyur air sama bunda nggak bangun." Ujar Dimas jujur sambil mematikan motornya.

Melihat penjelasan Dimas yang jujur, ditambah ekspresi penyesalan diwajah laki-laki itu, membuat Dania tertawa lalu bertanya, "Kamu digebyur? Hahaha"

"Ish! Udahlah. Ayok berangkat!" Ujar Dimas, sambil menyerahkan helm yang ia bawa untuk Dania.

"Let's go pangeran!" Seru Dania.

Motor Dimas pun melaju dengan sangat cepat membelah kemacetan ibu kota. Ia tampak tak memperdulikan dengan omelan orang-orang di sekitarnya. Namun, setelah menempuh perjalanan selama 10 menit, motor sport itu tiba-tiba berhenti.

"Aduh! Kok ban motornya pakai gembos sih?" Ujar Dimas geram melihat situasi yang ia alami sekarang.

Dania yang mengerti situasi itu, segera turun dari motor Dimas, seraya berkata dengan raut wajah kebingungan, "Waktu kita tinggal 10 menit sebelum gerbang ditutup. Gimana dong?"

Dimas melirik Dania dengan tatapan yang sulit diartikan, lalu bertanya, "Gimana kalau kamu naik ojek online aja? Aku nggak usah sekolah." Sepertinya ia mempunyai tujuan khusus dibalik pertanyaan tersebut.

Tak seperti kebanyakan perempuan lain yang mungkin akan menjawab iya, Dania justru menjawab, "Nggak usah. Kita kan berangkat bareng, jadi kalau terlambat ya terlambat bareng."

"Jadi?" Tanya Dimas.

"Ya kita dorong bareng-bareng motornya." Jawab Dania.

"Beneran? Kamu gak malu gitu?" Tanya Dimas, lagi.

THE PHILOMATH'S ✔️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang