Part 40 | Akhir Kisah

247 23 12
                                    

Satu tahun berlalu dengan cepat. Kini, Dania dan kawan-kawannya telah menginjak masa akhirnya di SMA. Suka cita dan duka telah mereka lalui selama satu tahun ini. Dan disinilah mereka sekarang, aula SMA Nusantara. Menanti pengumuman kelulusan, sekaligus mengikuti acara promnight.

"Dan, kamu tau nggak satu fakta?" Dimas menoleh ke arah Dania yang duduk disampingnya.

Dania menoleh dengan cepat. "Fakta apa?"

"Ada tiga hal yang dilihat seorang pria, pada saat bertemu dengan wanita pertama kali. Kamu mau tau itu apa aja?"

Dania mengangguk. "Of course."

Dimas tersenyum tipis. Ia memegang ujung mata Dania. "Mata nya yang bersinar."

"Senyuman tulus nya ketika tertawa," ujar Dimas sambil memegang tipis ujung bibir Dania.

"Dan juga, gaya bicara nya."

Dania mengrenyit dahinya. Ia menatap Dimas dengan tatapan yang tak bisa diartikan. "Kalau itu aku juga tau lah Dim. Kamu lupa, siapa aku dulu? Kalau soal cowok jatuh cinta itu mah, tanpa perlu kamu kasih tau, aku juga pa-"

Dimas menempelkan telunjuk jarinya tepat pada mulut Dania. "Tapi aku berbeda dari cowok yang lain."

"Apa coba bedanya? Palingan kamu sama kayak cowok yang lain," sinis Dania.

Dimas tertawa ringan. Tangannya beralih mengelus puncuk kepala Dania. "Nggak lah, aku beda dari cowok yang lain."

"Buktinya, aku gak lihat hal itu semua dari awal ketemu kamu." Dimas menggenggam erat kedua telapak tangan Dania. Mata elangnya menatap dengan pancaran raut penuh kasih sayang. "Karena dari awal lihat kamu." Dimas tampak menggantungkan ucapannya.

Tangan Dimas mencium kedua telapak tangan Dania. "Aku langsung jatuh cinta sama kamu."

Blushh

Pipi Dania memerah sebab perlakuan Dimas. Gadis tersebut memalingkan wajahnya ke lain arah, karena tak kuasa menyembunyikan rasa malunya.

"UWU TEROSS! KESEL SENDIRI GUA LIHATNYA!" ejek Renata dari belakang.

"Ya mangkannya lo jangan Jomblo," jawab Dimas dengan santai.

"Lo lihat Dan? Kelakuan tunangan lo tuh! Masa ngata-ngatain gua jomblo!"

Dania tertawa ringan melihat tingkah Renata. "Tapi bener kan Ren apa yang dibilang sama Dimas?"

"Iya juga sih, tapi.... Ah dahlah! Males gua sama Lo!"

"Dan saat yang dinanti-nanti pun telah tiba. Yaitu...."

"Pengumuman hasil nilai ujian Nasional sekaligus pemberian award kepada..."

"Pasangan terbaik SMA Nusantara!" ujar Beby dan Chiko secara kompak di atas panggung sebagai MC.

Tepuk tangan meriah, dan juga sorak suara bergema di seluruh aula sekolah itu. Riuh. Sangat riuh. Pasalnya, pemberian penghargaan pasangan terbaik SMA Nusantara baru di adakan tahun ini.

"Kira-kira siapa ya Dim, peraih nilai UN tertinggi di jurusan aku?" tanya Dania.

"Aku mah yakin, itu pasti kamu. Siapa lagi coba?" jawab Dimas santai.

Dania menggeleng. "Gak mungkin lah aku. Orang satu hari sebelum UN aja kamu ngajakin aku, main ke Ancol kok."

"Tapi kalau emang kamu gimana?"

"Ya gak gimana-gimana sih..."

"Peraih nilai UN Tertinggi pada jurusan IPA tahun ini ialah..........." Chiko dan Beby tampak menggantungkan ucapannya. Membuat seluruh orang yang ada di tempat itu berdiam diri, dan merasa sangat gugup.

THE PHILOMATH'S ✔️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang