Part 32 | Dari Sudut Pandang Daniel

119 59 7
                                    

Apakah gagal move on adalah sebuah kesalahan?

~ Daniel Putra Rahardian ~
______________________________________

Daniel menghembuskan nafasnya dengan kasar. Netranya beredar menatap ke segala arah kamar tidurnya. Huh! Sudah lama rasanya ia tak menginjakkan kakinya di rumah ini. Namun tiba-tiba, pandangannya berhenti tepat disuatu titik. Tepatnya pada arah pigura lama yang masih terpajang di dinding kamarnya. Didalam foto tersebut, tampak dirinya yang sedang tertawa lepas bersama Dania.

Lelaki itu tersenyum ringan saat menatap foto tersebut. Entah apa yang dipikirkan Daniel, hingga tiba-tiba isi otak lelaki tersebut berkelana tepat membidik suatu memorinya bersama Dania dahulu.

(FLASHBACK ON)

"Raja, Ratu mau permen kapas itu! Yang warna pinkk. Beliin Ratu ya. Please.." ujar Dania kecil dengan raut wajah memohon. Jangan lupakan puppy eyes yang tercetak jelas diwajah polosnya.

Daniel tersenyum melihat ekspresi menggemaskan dari Dania. Sang Ratu hatinya. Tangan bocah itu beralih mengacak-acak gemas rambut Dania. "Iyaa, Raja beliin kok. Ratu mau berapa?"

"Hmm," Dania tampak berfikir. "Ratu mau satu aja deh."

Daniel mengangkat salah satu alisnya. Menatap keheranan ke arah Dania. Kemudian bocah itu berkata, "Beneran satu doang? Nggak kurang?"

Dania menggelengkan kepalanya. "Enggak. Satu aja deh."

"Beneran? Nanti kurang manis lagi."

"Beneran kok. Lagian Ratu nggak mau makan yang manis-manis lagi."

"Kenapa?"

"Ratu takut diabetes," jawab Dania dengan raut wajah polosnya

Daniel tertawa ringan mendengar penuturan Dania. Bagaimana ia bisa memiliki pikiran seperti itu.

"Ratu ada-ada aja deh. Kita kan masih SMP, mana mungkin bisa kena penyakit diabetes? Kalau misalnya Ratu mau makan permen kapasnya lebih dari satu juga nggak papa kok." ujar Daniel.

"Ish, Raja. Ratu serius tau. Kita itu nggak boleh terlalu banyak makan makanan yang manis. Nanti bisa diabetes," gadis tersebut tampak menggantungkan ucapannya. "Sebenarnya Ratu lihat senyum Raja aja, Ratu bisa diabetes. Saking manisnya. Apalagi kalau makan permen kapas nya banyak-banyak."

"Ratu sekarang udah pinter ngegombal ya," Daniel mencubit perlahan hidung mancung Dania. "Ya udah, Raja beliin permen kapas pink buat Ratu dulu. Ratu duduk disini dulu ya."

Dania mengangguk mantap. Gadis tersebut menatap penuh binar kepergian Daniel. Raja hatinya.

Kedua insan itu kini tengah berada di pasar malam yang diadakan di tengah kota Bandung. Malam minggu, adalah malam yang tepat bagi mereka untuk memadu kasih asmara. Mungkin bagi sebagian besar orang, hubungan mereka berdua hanya sekadar cinta monyet biasa. Namun, mereka tak memperdulikan pandangan orang lain terhadap mereka berdua. Maklum, dua buah remaja yang baru saja mengalami pubertas dan mengenal cinta.

"Ini permen kapas spesial untuk Ratu hati Raja yang paling cantik. Ratu suka?" Daniel tiba-tiba datang dan memberikan segenggam permen kapas untuk Dania.

Dania mengangguk. Sebuah lengkungan senyum terbentuk di wajah anindya nya. "Makasih Rajaa. Ratu tambah cinta deh sama Raja. Nggak bohong" ujar Dania dengan polosnya. Daniel hanya tersenyum untuk menanggapi ucapan Dania tersebut. Ia menepuk pelan puncuk kepala Dania.

THE PHILOMATH'S ✔️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang