Part 31 | Dari Sudut Pandang Dimas

127 58 4
                                    

Inget! Restu orang tua udah di atas genggaman. Jadi lo nggak punya alasan buat nolak gua.

~Dimas Artmezzo Sanjaya~

Now Playing :

Rossa ~ Ku menunggu🎶

_____________________________________

"Daniel ngomong apa ngaco sih? Katanya dia ngalamin pertukaran jiwa sama Dimas? Apaan coba? Nggak masuk akal banget anjir!" gerutu Dania. Tentu saja, setelah Daniel berjalan keluar dari kafe tersebut.

Ucapan gadis tersebut membuat Dimas tertawa ringan ditempat persembunyiannya. Tentu saja lelaki itu sangat senang. Sebab jika Dania saja sudah tak mempercayai ucapan Daniel, maka akan mudah baginya untuk mendapatkan hati Dania kembali. Begitu pikirnya.

Namun sayangnya, ia tak sadar jika Dania mendengar suara tertawanya. Dan sekarang, gadis itu sudah berdiri tepat disampingnya.

"Ekhem. Lo ngapain disini? Ngikutin gua kan lo?" ujar Dania dengan sinis. Membuat Dimas menaikkan salah satu alisnya seraya berkata, "Kok lo tau sih? Jangan-jangan kita-"

"Jangan ngaco," ujar Dania menyahut ucapan Dimas. Gadis tersebut menghela nafas ringan. "Gua tanya sekali lagi. Lo ngikutin gua kan?"

Dimas menggeleng. Senyuman tipis tercetak diwajah tampannya. "Kalau iya kenapa, kalau enggak kenapa?" ujar Dimas bertanya dengan menyelidik.

"Tinggal jawab iya atau enggak apa susahnya sih?" ujar Dania dengan raut wajah yang menunjukkan kekesalan. Tentu saja tak berhenti sampai disitu ia berbicara. Hingga sekarang, mulut gadis tersebut masih setia mengomeli Dimas. Namun sayangnya, Dimas justru seperti tak memperdulikan omelan Dania. Lelaki itu justru lebih fokus memperhatikan wajah Dania yang tampak menggemaskan saat sedang mengomel.

"Lo dengerin gua ngomong nggak sih?" ujar Dania geram.

Dimas tersenyum mendengar pertanyaan yang dilontarkan gadis tersebut. Kemudian ia berkata, "Gua dengerin lo ngomong kok." Telapak tangannya beralih mengacak-acak gemas rambut Dania. "Lo nggak usah khawatir gitu, Tan."

Dania mengernyitkan dahinya mendengar ucapan Dimas.

"Tunggu, lo tadi bilang apa? Tan?" ujar Dania bertanya. Dimas mengangguk. Seolah menjawab, iya.

"Siapa itu Tan? Tania? Intan? Gebetan baru lo ya?" tanya Dania lagi.

"Bukan."

"Terus siapa dong?"

"Tan itu lo."

"Gua? Nama gua Dania. Nggak ada tuh di nama gua kata 'Tan'." ujar Dania dengan polosnya.

Dimas tertawa ringan melihat tingkah polos gadis yang sekarang menyandang status sebagai mantannya tersebut. Kemudian lelaki itu berkata, "Tan itu artinya mantan. Lo kan sekarang jadi mantan gua. Nggak salah kan kalau gua panggil lo gitu?"

Dania mengangguk. Sekarang ia paham dengan ucapan Dimas. "Btw Dim-"

Drett... Drett... Drett...

"Bentar Dan, gua angkat telpon dari bunda dulu," ujar Dimas sambil mengangkat telepon.

"Halo Bun-"

"Dimas! Kamu itu gimana sih nak? Kamu bilang mau bawa Dania kerumah hari ini? Kok sampai sekarang belum sampai juga?" gerutu bunda Dimas. Tak sengaja, Dimas memencet tombol load speaker hingga Dania dapat mendengar ucapan Debby.

THE PHILOMATH'S ✔️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang