Part 29

814 71 5
                                    

"Ketika kamu merasa bahwa hidupmu paling menyedihkan, cobalah untuk melihat kehidupan orang-orang diluar sana. Apakah kehidupanmu lebih parah dibanding mereka? Atau kehidupan mereka lebih parah dari kehidupanmu? Ayolah! Coba untuk mensyukuri kehidupan yang kita jalani sekarang."

~•AngkasArra•~

Happy reading🌻

Angkasa sekarang sedang berada dirumahnya. Dia terpaksa untuk datang kerumah ini, tapi apa daya? Sang Mama memaksanya untuk datang, entah apa yang mau dibahas oleh Sang Papa, hingga memanfaatkan Mamanya untuk memaksa dirinya untuk datang. Angkasa tau, Papa nya itu pasti selalu menyuruh Sang Mama agar membujuknya, karna setiap Angkasa tidak mau menuruti Sang Papa. Papa nya itu selalu menyuruh Sang Mama untuk membujuknya. Jika sudah berurusan dengan Sang Mama, Angkasa tidak bisa membatahnya lagi.

"Angkasa," ujar Sarah kepada Angkasa yang sedang duduk sambil memainkan ponselnya di sofa ruang tamu.

"Iya Ma," balas Angkasa. Sarah pun berjalan menghampiri tempat duduk Angkasa dan mendaratkan bokongnya disofa sebelah Angkasa.

"Papa mau bicara sama kamu," kata Sarah.

"Bicara apa?" tanya Angkasa.

"Mama gak tau, sebaiknya kamu langsung menghampiri Papa kamu di ruang kerjanya," jawab Sarah.

"Yaudah," ucap Angkasa bangkit dari duduknya dan langsung pergi menghampiru Ahmad Sang Papa.

Sedangkan Sarah pergi kedapur untuk menyiapkan minuman untuk kedua laki-laki yanh sangat berharga dihidupnya.

*****

"Papa dengar kamu juara satu Olimpiade Kimia, benar?" tanya Ahmad kepada Angkasa.

Saat ini Angkasa duduk berhadapan dengan Ahmad.

"Ya," jawab Angkasa, datar.

"Tumben sekali kamu mau ikut Olimpiade, biasanya kamu bodo amat mengikuti ajang perlombaan kecuali lomba basket," ucap Ahmad.

"Bukan urusan anda," balas Angkasa, cuek.

Ahmad memang tau kalau Angkasa juara satu Olimpiade Kimia, karna Ahmad merupakan salah satu donatur terbesar di SMA Tunas Bangsa. Jadi jangan heran berita itu mudah untuk sampai ditelinganya. Bukan hanya itu, Ahmad juga mengetahui kalau anak semata wayangnya itu sering mengikuti perlombaan basket dan selalu menolak jika diajak untuk mengikuti berbagai ajang perlombaan selain perlombaan basket!. Angkasa yang notabenenya pembuat onar di SMA Tunas Bangsa itu tidak mudah dikeluarkan disekolah elit itu, karna Sang Papa yang merupakan donatur terbesar di SMA Tunas Bangsa.

"Papa bangga sama kamu," ujar Ahmad.

Angkasa tertegun mendengar itu tapi sebisa mungkin dia berusah bersikap cuek. Bagaimana tidak? Ini untuk pertamakalinya Ahmad mengucapkan kalimat itu semenjak hubungan keduanya terpecah belah! Yang selama ini Ahmad selalu mengucapkan kata-kata pedas untuknya karena kenakalannya dan sekarang? Sang Papa bilang bangga kepadanya? Sungguh!! Angkasa tidak menyangka akan hal itu.

"Papa senang kamu bisa berubah," ucap Ahmad, lagi.

Angkasa berdecak. "Angkasa ikut Olimpiade itu karna terpaksa,"

AngkasArraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang