Bonus: Sudah Sewindu―Takuya Sagara.

857 114 48
                                    

Ada tiga momen tak terlupakan yang pernah dialami Takuya Sagara dan itu semua masih diingatnya sampai saat ini.

Satu, ketika Sagara masih berumur dua belas tahun.

Saat itu sepasang mata bernetra gelap milik Aga telah berbinar saat Ayah Junki tiba-tiba membuka pintu dan berkata, "Ayo kita liburan bersama. Ke pantai kesukaanmu di Bali."

Ayah memang benar. Beliau mengajaknya ke pantai, tapi... mereka tidak memakai baju kaos santai. Malah pakai setelan jas rapi.

Aga sadar bahwa ada sesuatu yang mencurigakan saat melihat pesisir Pantai Kuta sepi tanpa pedagang lumpia asongan, penjual aksesori dan penawar jasa hair braiding, serta hilangnya eksistensi bule-bule berbikini.

Yang membuat kecurigaannya berbalik menjadi kenyataan adalah saat melihat sosok Juan, Virga, dan Jimmy nampak sedang bermain. Mereka bercanda di dekat ombak laut dengan kaki telanjang yang sudah tertutup oleh lengketnya pasir pantai bercampur air asin.

Pantofel mahal mereka berakhir mengenaskan. Tiga sepatu berbeda merek disusun berbentuk segitiga. Sedangkan Juan, Virga, dan Jimmy berdiri dari jarak satu meter dengan sisa sepatu masing-masing sebagai senjata penghancur si segitiga.

Ya, jangan kaget lagi.

Itu semua adalah starter pack mereka untuk bermain tekong. Pengecualian, ini adalah versi elitnya.

"Sepatu kalian di mana!?"

Saat itu Ibu Segari berteriak pada si trio tampan yang kelak saat remaja berani bersikap bajingan.

Virga menyengir kotak dan balas berteriak di posisinya. "PAKAI MAIN TEKONG SEPATU, TANTE! THIS IS FLYING SHOES GAME!"

Dan saat Aga hendak bergabung dengan sahabat-sahabatnya, tiba-tiba seorang gadis bermata monolid memegang bahunya.

"Ini konyol," mulainya. Si gadis yang tampil dengan rambut curly dan gaun hitam langsung menyatakan inti unek-uneknya ke Sagara. "gue suka Jimmy, tapi kenapa malah berakhir sama lo sih?"

Rasanya kecewa saat sadar telah ditipu oleh orang tua sendiri.

Di umur belia sudah ditunangkan dengan klaim demi kebaikan lalu dibuat terikat oleh ketidakpastian bersama orang asing.

Tentu saja Sagara tak mau.

Dan tanpa peduli risiko bahwa ayah pasti kehilangan relasi pentingnya, hari itu Aga langsung mengiikrarkan penolakan di depan semua orang yang hadir di pesta pertunangan idiotnya dengan Sheilla Gayatri Dhitama.

Junki dan Segari pun berhasil dibuat terkejut. Ternyata anak tunggal kesayangan mereka sudah berani melawan.



Dua, setelah tragedi OSN 2015. Dampaknya berhasil mengacaukan Sagara selama bertahun-tahun.



Tiga, saat pergi ke menjemput Wendya untuk pergi bersama ke promnight SMA Pelita Asa.

Saat berbincang, Ibu Taalea memberikannya amplop kosong berlogo Mount Elizabeth Hospital. Tanpa perlu banyak bertanya, Aga sangat mengerti metode 'telling the truth' seperti ini. Bahkan saat Tuan Nakamoto sempat terdiagnosa penyakit tumor pun beliau memberi tahu ayah dengan cara yang sama.

Mengapa? Sebab mereka yang terlanjur berdarah sudah tak sanggup lagi membicarakan luka.

Sagara menyimpulkannya seperti itu. Dan yang paling tak bisa dilupanya adalah saat Ibu Taalea memintanya untuk menjaga Wendya.

Delapan [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang