11: Menuju Gegap Gempita

429 110 18
                                    


𝟏𝟏
𝐌𝐞𝐧𝐮𝐣𝐮 𝐆𝐞𝐠𝐚𝐩 𝐆𝐞𝐦𝐩𝐢𝐭𝐚

    Wendya dan visual cantiknya kini berdiri di depan cermin full body

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wendya dan visual cantiknya kini berdiri di depan cermin full body.

Rambut? Digerai saja karena baru selesai keramas. Wajah? Dirinya tak seperti Ros yang suka gaya make-up barat super tebal, maka dari itu tata rias natural ala Korea dan lebih mengutamakan flawless selalu menjadi andalan untuk menunjang rupa wajahnya. Pakaian? Setelan kaos putih berbalut kemeja biru dan cargo pants dari Stradivarius. Tas? Sling bag berbahan kulit warna hitam dari Fossil. Sepatu? Tak lain tak bukan, yang paling favorit adalah Wakai.

"Nak, wifi di rumah macet-macetan ya?"

Wendya terkejut. Dia lupa saat ini dirinya masih telponan dengan Mama Vilove Taalea. "Nggak kok, Ma. Wendya baru aja selesai siap-siap, mau rapat ke sekolah."

Suara Taalea naik satu oktaf di ujung sana. "MAU RAPAT APALAGI KAMU!?"

Wendya sontak mengambil ponselnya yang tergeletak di nakas dan mendekatkan smartphone nya itu di dekat mulut. "Ma, aku disuruh ikut jadi panitia konsumsi buat Festival Asa minggu depan. Aku juga udah ditunjuk jadi koor divisi lho. Please, jangan nyuruh aku mundurrr," pintanya.

Taalea yang sekarang sedang ngopi cantik di Korea Selatan pun menghela napas panjang. "Huhh... Memangnya Festival Asa itu ngapain aja sih?"

"Semua ekstra yang ada di sekolahku wajib berkontribusi di festival. Entah mau bikin stan makanan, mau jadi pengisi acara, atau bikin stan yang masih ada kaitan sama ekstra mereka. Anak-anak kelas yang nggak ikut ekstra juga diperbolehin kok buat nyumbang pensi, tapi harus diseleksi OSIS."

"Waktu kamu kelas 10 dulu festival ini ada juga kan?"

"Festival Asa memang acara sekolah tiap bulan April kayak gini, Ma. Acara ini sengaja diadain lebih awal supaya anak-anak sekolahku lebih semangat buat belajar untuk PAS semester genap. Juga kata Pak Gavin supaya libur kenaikan kelas nggak keganggu."

"Eh... berarti ini festival terakhirmu
dong?"

"Iya, Ma. Mama bisa dateng, kan?"

"Mama bakal tinggal di sini lebih lama, Wen. Mungkin akhir bulan April baru balik, soalnya mama mau coba tes ombak produk Evertaste di Itaewon."

"Yah... Waktu aku kelas 10 tahun lalu mama udah nggak dateng, masa nanti nggak dateng lagi... "

Tak ada balasan lagi.

Delapan [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang