Special Chapter: Cinta Isabel

1.6K 185 25
                                    

Senyum Isabel terkembang saat melangkah ke lobi salon. Langkahnya anggun tertata, seperti saat dia melangkah di atas catwalk. Tanpa rasa bersalah karena sudah membiarkan Aidan menunggunya lebih dari empat jam untuk menata rambut dan merias wajah, dia menghampiri cowok itu.

Sudut mata Aidan menangkap kehadiran Isabel. Segera dia menoleh. Matanya melebar mengagumi pesona Isabel. Cewek yang memang sudah sangat cantik itu tampak kian menawan dengan riasan bernuansa pink. Wajahnya yang putih terlihat semakin segar merona. Rambut pendek Isabel berwarna cokelat terang, seperti pigura emas yang membingkai wajahnya yang tirus.

Tidak percuma Aidan mengorbankan waktunya untuk menemani Isabel ke salon. Tidak ada protes yang keluar dari mulut cowok itu walau harus membatalkan rencananya bermain basket dengan sahabat-sahabatnya. Tidak ada rasa kesal terpancar di wajahnya meski harus duduk berjam-jam di lobi. Aidan memang rela melakukan apa pun asalkan bisa berada di dekat Isabel. Padahal, banyak cewek lain yang mengharapkan cinta Aidan. Penampilan Aidan mampu membuat hati para cewek meleleh. Tubuhnya tinggi dan atletis. Wajah Aidan yang tampan akan semakin rupawan saat tersenyum. Dia selalu memperlakukan lawan jenis dengan baik. Sayang, dari sekian banyak cewek yang mengaguminya, belum ada yang mampu mengalihkan hati Aidan dari Isabel.

Di depan Aidan, Isabel berputar pelan. "Gimana?" tanyanya sambil berpose. Tubuhnya bergerak lentur, hasil tempaan bertahun-tahun berprofesi sebagai model.

"Wow!" Aidan berdiri dan mengacungkan dua jempol. "Cantik banget!" Dia memang tidak pernah menutupi kekagumannya terhadap cewek itu.

"Terima kasih ...." Isabel sangat menikmati curahan perhatian dan pujian dari Aidan.

"Tapi ...." Sekilas kening Aidan berkerut. Ini kan hanya pesta ulang tahun biasa. Aidan tahu Isabel adalah ratu pesta, tetapi sepertinya dandanan Isabel kali ini sangat istimewa. Mungkinkah karena yang berulang tahun adalah Claudia, sepupu Isabel?

"Tapi kenapa? Ada yang kurang?" Isabel berputar lagi. Kali ini lebih lambat.

"Ah, enggak, kok." Setitik rasa heran yang muncul di benak Aidan langsung menghilang saat jemari lentik Isabel membelai lengannya.

"Udah siap, 'kan?"

Cepat, Aidan menangkap jari Isabel, lalu meremasnya lembut. "Udah, Sayang," bisik Aidan di telinga cewek itu. Tangan Aidan merangkul pinggang ramping Isabel, menariknya lebih dekat. Aroma parfum Isabel memenuhi rongga dada Aidan, menerbitkan sensasi yang menyenangkan. Aidan tampak kecewa saat Isabel malah menjauh. Tawa Isabel terdengar menggoda kala menyadari raut wajah cowok itu.

"Yuk, berangkat sekarang. Aku enggak mau kita telat. Pesta Claudia malam ini bakal jadi pesta paling hit sepanjang tahun." Isabel menggandeng tangan Aidan, menarik cowok itu keluar dari salon.

Aidan mengikuti Isabel sambil menggaruk kening. Isabel-lah yang menghabiskan empat jam di salon dan sekarang dia malah mengeluh tidak mau terlambat?

***

Di dalam mobil, berkali-kali Aidan melirik Isabel. Menikmati keelokan wajah pujaan hatinya. Aidan yakin pekerjaan make-up artist langganan Isabel sangat ringan. Tidak perlu bekerja keras untuk mempercantik wajah tersebut.

"Kamu kok cantik banget sih malam ini?" puji Aidan jujur.

"Emangnya sehari-hari aku enggak cantik?" Isabel pura-pura merajuk. Bibirnya kelihatan semakin sensual saat cemberut seperti itu. Kalau saja tidak sedang menggenggam setir, pasti Aidan akan memeluk dan mencium pipi Isabel.

"Setiap hari juga cantik, kok," sahut Aidan sambil memutar kemudi. Sejenak, dia berkonsentrasi pada jalanan di depan. Begitu jalanan kembali lurus, dia kembali mencuri-curi pandang. "Tapi, malam ini beda. Kamu jadi cantik bangeet. Emangnya pesta malam ini istimewa banget, ya?"

[CAMPUS COUPLE] Dewi Muliyawan - Love ScenarioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang