Bab 16: Romantisme di Kolam Renang

1.9K 235 20
                                    


Ares melangkah masuk ke ballroom hotel bintang lima yang sudah disulap serupa kelab paling heboh di Jakarta. Musik yang berdentam langsung menyerbu gendang telinganya. Seorang DJ cowok sedang beraksi di panggung yang terletak di bagian depan ruangan. Tangannya bergerak lincah memainkan turntable. Daftar lagu yang diputarnya mengantarkan musik meriah yang mengundang setiap orang bergoyang. Suasana di dalam ruangan semakin heboh dengan lampu yang berkelap-kelip. Semua pengunjung terlihat sangat menikmati suasana. Banyak tamu yang sibuk melantai. Menggoyangkan tubuh penuh semangat mengikuti irama musik.

Ares segera menyatu dalam keriaan pengunjung. Sambil menyapa dan melambai kepada orang-orang yang dikenalnya, dia berjalan menembus keramaian menuju bagian tengah ruangan. Langkahnya santai. Seperti biasa, Karel ikut menemani.

"Areees!" Dari pusat kerumunan, seorang cewek menjerit girang melihat kedatangan Ares. Bergegas dia melangkah cepat menyambut Ares. Dia Ella, ratu pesta malam ini. Ella menyelenggarkan pesta super meriah untuk merayakan hari ulang tahunnya yang ke-21. Ella adalah putri konglomerat yang juga menyalurkan bakatnya di dunia entertainment. Dengan dana yang tidak terbatas, pastinya inilah pesta yang ditunggu-tunggu para sosialita Jakarta. Undangan yang hadir tentu tidak sembarangan. Ella, yang juga seorang aktris, punya lingkaran pertemanan yang sama dengan Ares.

Ella tampil super bling-bling malam ini. Wajahnya glowing, hasil karya make-up artist ternama. Rambutnya ditata terurai menyentuh punggung, berhias ikal-ikal besar. Tubuhnya terlihat semakin langsing dan seksi dalam balutan gaun mini tanpa lengan berwarna biru menyala.

"Happy birthday, El. Wish you all the best." Ares menyambut pelukan Ella. Berlanjut dengan cium pipi kanan dan kiri. Ella dan Ares memang cukup dekat. Mereka pernah bermain dalam sinetron sepanjang puluhan episode pada awal karier mereka. Meski kini jarang bertemu akibat kesibukan, keakraban di antara mereka tidak pernah luntur. Gawai jadi sarana mereka untuk bertukar kabar sesekali.

"Thanks banget. Lo apa kabar, Res?" Ella masih memegang lengan Ares dengan akrab.

"Seperti yang lo lihat." Ares tersenyum. "Kabar gue super sekali," katanya bercanda.

Ella tergelak, meninju pelan dada Ares. "Beda, deh, yang udah jadi superstar. Bintang film paling ngetop. Penyanyi paling mahal. Cowok paling hot di Jakarta." Pujian dari mulut Ella keluar beruntun.

"Bukan superstar, tapi superman." Ares berlagak memamerkan bisepsnya. "Kayaknya gue cuma setuju dengan julukan cowok paling hot, yang lainnya hoaks semua."

"Geer, deh, dibilang hot. Gue tarik lagi, deh, pujian itu. Bukan hot seksi, tapi kepanasan."

"Yah, baru juga muji sekali, udah ditarik lagi. Enggak seru, ah."

"Jarang beredar lo sekarang. Enggak pernah dugem lagi."

"Masihlah. Setiap hari juga gue beredar di lokasi syuting."

Ella tergelak. "Kejar setoran?"

"Iya. Biaya kawin sekarang mahal,"

Senyum Ella makin lebar. Dia mengajak Ares duduk di sofa besar bersama teman-temanya yang lain. Ares mengangkat tangan, memberi salam kepada Rio, Meta, Adrian, dan masih banyak lagi rekan-rekan artis lainnya. Obrolan segera mengalir. Gelas-gelas minuman datang silih berganti membasahi tenggorokan yang kering. Membuat suasana lebih semarak. Tawa ria lepas di sana sini. Seluruh problema seakan menguap ke langit bersama embusan asap rokok yang mengepul tebal.

"Turun, yuk!" ajak Ella. "Sebagai tamu kehormatan, lo mesti nemenin gue melantai."

Ares tertawa dan mengikuti langkah Ella. Melemaskan tubuh di lantai dansa. Tubuh mereka bergerak sesuai irama musik.

[CAMPUS COUPLE] Dewi Muliyawan - Love ScenarioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang