24- ÷/#@*:

26.7K 2K 14
                                    

Masih hangat. Ditulis dan langsung dipublish 🙃. Happy reading!!

***

21:00 wib. Di apartment Kenzy.

Dua gadis un-normal sedang maraton sinetron korea di ruang tengah. Bukannya belajar untuk persiapan ujian, mereka sudah kaya berasa otaknya encer aja seperti pak BJ Habibie.

Parahnya rencana Felia akan ngungsi sampai hari tenang habis.

"Kalah seru kalo gak ada si Maisaroh," celetuk Felia. Tiba-tiba dia rindu sama salah satu kawannya.

"Iyalah. Dia biang keroknya," sahut Kenzy.

"Ehh, tapi si Malih kemana yah? Gue telponin dari kemarin malem gak dia angkat cuy! Sombong dia mah. Masa iya dinner sampe gak on sampe paginya," cerosos Felia panjang kali lebar.

"Bukannya sombong. Dia pundung sama lo monyet. Karna lo ejekin," canda Kenzy lalu memasukkan snacknya kedalam mulut.

Felia jadi mendengus dan menonyor kepala Kenzy. "Sialan lo,"

"Palingan juga dia sama Rey."

Bukannya apa-apa, cuman Kenzy cukup hafal kebiasaan kawannya yang satu itu. Echa tidak mungkin tidak on ponsel kalau tidak ada urusan yang mendesak sekali.

"Yahh..." Felia mendesah lesu. "Apa dia ikut ke Bogor yah--

Ting nong... Ting nong...

Belum selesai Felia berbicara, tiba-tiba bel apartment Kenzy berbunyi. Keduanya pun  secara bersamaam beranjak dari sofa.

Kenzy membuka pintu. Dan langsung diserbu pelukan dari Echa. Kenzy jadi mengeryit bingung sekaligus khawatir.

Echa terisak dipelukan Kenzy.

Sedangkan Felia, dia melirik cowok dibelakang Echa. Lalu Felia menaikan dagunya, bermaksud bertanya 'kenapa Echa'

Aldi hanya bisa mengangkat bahu tak tau.

"Aduhh, masuk dulu yuk Cha. Kesian ntar tetangga si kanji keberisikan. Suara lo kan kek babon," kata Felia pada Echa.

Echa semakin nangis kejer karna ulahnya.

Sontak saja Kenzy menampol lengan Felia hingga Felia menyengir kuda. Lalu Kenzy menggiring Echa masuk kedalam apartmentnya meninggalkan Aldi dan Felia.

"Lo ngapain disini?" tanya Aldi langsung.

"Menurut el?"

"Kok gak bilang-bilang. Gue aja bilang kalo mau ke Bogor." Aldi sebal.

"Ambekan," kekeh Felia. "Lah lo ngapain balik kesini kalo emang lagi di Bogor?? Segala bawa Echa lagi."

Aldi tidak langsung menjawab. Matanya justru mengerling jail seraya menaik turunkan kedua kalinya. "Cemburu yahh liat gue bareng Echa??" goda Aldi dengan kepedean yang sudah tingkat akhir.

Sontak Felia bergaya pura-pura muntah.

"Gue tadi disuruh Rey susulin Echa yang mewek. Eh taunya Echa minta anter ke sini dong... Alhasil deh gue turutin. Padahal baru nyampe aku tuh babe, di Bogor.... Emang sialan tuh si Rey biadab."

"Oh,"

"Astaga. Cuman oh doang? bukannya dipeluk kek, dicium kek, ini malah oh doang. Tega kamu ih," ujar Aldi mendramalisir.

"Lambemu. Itumah maunya lo doang!" sahut Felia. "Udalah sana balik ke rumah. Berangkat ke Bogornya besok pagi aja," katanya lagi seraya membenarkan tatanan rambut Aldi yang sedikit berantakan. Jujur Felia kasian melihat Aldi sekarang.

"Acie, khawatirin aku yahh," lagi-lagi Aldi menggoda Felia. Cowok itu sengaja mencondongkan badannya dan membungkuk hingga tinggi keduanya jadilah sepadan.

Felia yang sebel lantas menggigit kencang pundak Aldi, hingga cowok itu mengerang kesakitan dan kembali berdiri tegak.

"Ganas amat si babe." Aldi mengusap-usap pundaknya, memelas.

"Bodo!"

"Kalo ntar malem pertamaan bakal seganas ini juga gak??"

What?

"RENALDI SIALAN! MINGGAT LO TAI!!!"

***

Selang dua jam kemudian, Echa baru selesai menangisnya. Air matanya sudah tidak ber-produksi, makanya dia berhenti.

Felia melempar lagi sediaan akhir tisu yang ada. Dengan sigap Echa menerimanya.

"Jadi lo nangis bombai gini karna apa nih," kata Felia sudah tak sabar lagi ingin tau apa penyebabnya.

Kenzy mendelik kearah Felia. Bermaksud untuk jangan tanya macam-macam dulu pada Echa yang baru tenang.

"Apaan lo lirik-lirik, emang lo gak kepo sama penyebabnya??" sewot Felia.

Kenzy meringis. "Kepo sih,"

"Bangke!" ejek Felia terkekeh.

"Tapi kan gue ngerhargai si Echa. Kalo emang dia belum siap cerita yaa jangan dipaksa dong!!" Kenzy membela diri.

"Si Echa gak bakal cerita kalo enggak kita paksa bambank. Makadari itu--

"Gue laper gaes," sela Echa tiba-tiba.

Sontak saja Felia dan Kenzy menatap Echa dan detik selanjutnya mereka berdua menyoraki Echa yang tak berahlak.

"Sini udah khawatir, sampe mempertaruhkan harga diri. Taunya lo cuman minta makan. Ke laut aja sana lo Cha," timpal Kenzy sebelum beranjak dari sofa.

Echa hanya menyengir tanpa dosa.

Begitu Kenzy teriak bahwa makanan sudah siap, Felia dan Echa buru-buru berlari ke dapur. Mereka bertiga pun makan malam bersama meski menunya cuman mie instan kuah.

"Tadi Rey bilang kalo dia cemburu sama Argan, gaes," cerita Echa disela makan mie nya membuat dua curutnya tersedak kuah dari mie instas tersebut.

Felia yang pertama berseru. "Lo ngada-ngada ih!!"

"Gue seriusan. Makanya gue diajak ke Bogor dengan alibi mau ke makam Mamah. Ternyata itu rencana si Rey biar gue gak dinner bareng Argan,"

Felia yang masih tidak percaya dengan ceritanya Echa, sedangkan Kenzy, setelah minum air putihnya dia langsung berseru heboh.

"ALHAMDULILLAH SEPATU BRANDED GUE NAMBAH SATU LAGI YA ALLAHHHHH!!!"

TO BE CONTINUED.

(R/N): hai! Adakah pertanyaan untukku??🙋😋

Btw, aku sengaja kasih judulnya
^×%!# (Enggak jelas) karna memang isinya enggak jelas 😝 random banget.

*Ehehehe.

Mana cuman 700+ words doang. I hope you like it. See you next chapter! Luv 💕.

Rammdinn 🤘







Senja yang PerihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang