30- daebak

19.5K 1.6K 55
                                    

Udh part 30 ges!! Happy reading^^

***

"Argan, makasih udah mau nungguin lama," kata Echa sambil menyengir saat duduk disamping sang pacar yang sedang main ponsel, tadinya. Tapi begitu ada Echa cowok itu menyimpan dengan cepat benda pipih berwarna hitam itu.

"Ga apa, sayang. Aku mah setia orangnya," canda Argan yang langsung dapat kekehan sekaligus cibiran dari Echa.

"Kita mau jalan kemana?" tanya Echa seraya memakai seat belt.

"Kamu maunya kemana?"

Echa tidak lagi langsung menjawab pertanyaan Argan, dia diam sesaat untuk berpikir. "Aku mau ke mall aja, makan,"

"Cuman makan? Gak mau nonton juga?" Sebenarnya Argan ingin lama-lama jalan dengan Echa, makanya dia sedikit tak rela jika Echa hanya ingin pergi dengannya sekedar untuk makan siang.

"Em... enggak dulu deh. Soalnya aku ada urusan nanti," jawab Echa seadanya.

Argan pun mengangguki, secara terpaksa.

Sampainya di Mall dua remaja berbeda gender itu berjalan sambil tangannya bertauan. Yang mana tak sedikit mengundang tatapan penuh iri dari pengunjung Mall yang lain.

"Couple goals banget,"

"Iya, ceweknya cantik cowoknya ganteng,"

"Besok kalau nikah, bakal jadi perusahaan anak yang unggul ini mah,"

"Mau ih dapet cowok kaya gitu,"

"Andai cewek gue kaya gitu,"

Dan masih banyak lagi bisik-bisik tetangan yang sempat Echa dan Argan dengar, walau sekilas. Dan respon dari Argan hanya tersenyum tipis, karna ada rasa senang didalam dirinya.

Berbeda dengan Echa yang tiba-tiba dia justru kepikiran Rey.

"Hai babe? Kok ngelamun sihh?" seruan Argan sontak membuyarkan lamunan gadis itu.

Echa mengerjap mata beberapa kali.

"Kamu ngelamun? Ngelamun apa, hm?" tanya Argan sangat lembut membuat lagi-lagi diri Echa jadi seolah tidak punya pendirian.

"A--aku fine kok," jawab Echa sedikit tak yakin. "Gimana? Kamu mau makan apa? Aku ngikut kamu aja,"

Tanpa bersuara Argan segera membawa Echa ke sebuah restoran cepat saji. Dia diam-diam mengumpat dalam hati, karna sadar jika pacarnya sedang bohong. Dan dia bisa tebak apa yang buat Echa jadi bohong gitu.

Double shit!

***

Pukul 6 sore.

Cowok jangkung berkemeja hijau army dengan dalaman kaos berwana putih itu memasuki apartmentnya setelah beberapa jam yang lalu habis olahraga panahan.

Dia Rey, pulang ke rumah yang ternyata hanya disambut kesunyian dan kegelapan.

Rey pikir Echa sudah pulang. Dia jadi tersenyum kecut. "Betah amatt, jalan sama si bazeng," gumamnya.

Alhasil Rey segera meletakkan peralatan panahannya lalu bergegas ke dapur untuk mencari makanan.

Dalam diam dan kesendirian Rey menikmati semangkuk mie instan kuah ditambah satu telur dan sekaleng minuman soda dingin. Terlihat menggugah selera, namun tidak lagi bagi cowok jangkung itu.

Saat suapan terakhirnya masuk ke tenggorokan dan siap menuju lambung, ponsel Rey yang ada disisi kirinya berdering. Tertera nama Mamah disana.

"Halo Mah," sapa Rey yang langsung dapat semburan dari sang Mamah.

Senja yang PerihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang