08- first night

40K 2.8K 69
                                    

Happy reading!!

Rey menghempas tubuh tegap nya keatas kasur. Lelah dan pegal campur jadi satu setelah acara resepsi selesai. Tepat pukul 12 malam cowok itu baru bisa merasakan kenikmatan empuk nya pulau yang satu ini.

Ngomongin resepsi, Rey jadi bawaan nya ingin ketawa terus. Bayang-bayang Echa yang malu-malu kucing sukses membuat nya gemas. Apalagi waktu denger Echa ngerengek di dada nya. Semua berjalan sesuai harapan.

Eh btw ini malem pertama gue yak?!

Rey melirik Echa yang sedang menghapus make up nya di meja rias. Echa sedang sibuk sendiri. Seketika penggalan film biru yang pernah ia tonton jadi terlintas.

Anjeng. Gue mikir apa coba!

Buru-buru Rey memejamkan matanya dan berguling memunggungi cewek itu, berharap bayangan sialan tadi bisa hilang. Setidaknya bukan Echalah yang menjadi bahan halusinasi nya.

Lambat laun Rey pun masuk dalam dunia mimpinya dan baru terbangun saat Echa melempar bantal tepat mengenai wajah.

Rey mendelik tajam.

"Mandi," ucap Echa yang kini sudah berganti kostom. Namun hal tersebut mengundang pertanyaan dalam benak Rey.

"Mau kemana lo?" tanya Rey seraya menggaruk kepala nya yang gatal, Echa tidak menggubris. Ia menyibukan diri dengan tatanan dress nya.

"Gue tanya sekali lagi, lo mau kemana?!"
Nada bicara Rey pun mulai terdengar tidak snatai. Serius. Bahkan cowok berkemeja putih itu bangkit dari tidurnya dan duduk menghadap sepenuhnya pada Echa yang kini berstatus istri sah nya.

"Ck. Lo gak perlu tau." Dengan acuh Echa beranjak dari kursi rias dan bersiap keluar kamar, namun belum juga sempurna ia menggapai knop pintu Rey lebih dulu mencegah nya.

Rey menarik paksa lengan Echa hingga kini berbalik menghadap nya.

"Kenapa? Apa karna lo mau ngejalang jadi nya gue gak perlu tau?"

Deg.

Sumpah demi apapun. Echa muak dengan segala tuduhan tak berbukti itu. Sempat berfikir untuk tidak peduli karna semua tidak betul, namun hati kecil nya menolak. Batin nya justru berkata,

Kalo emang ini penilaian lo terhadap gue,

"Iya! Mangkanya awas, jangan halangin gue!"

Echa semakin nyalang saat cowok didepan nya tertawa remeh lalu melepas cekalan nya.

"Tapi inget, kalo hamil jangan minta tanggung jawab gue,"

Brakk.

Tak ingin mendengar ucapan nyelekit itu lebih banyak lagi, Echa segera berbalik dan membanting pintu kamar hotel terus berlari menuju tempat tujuannya; kamar Felia dan Kenzy.

Echa memang cuma ingin ke kamar sahabatnya itu, tidak kemana-mana. Masalah ia pakai dress yang menggoda ini karna emang rata-rata baju Echa modelan nya begitu. Kurang bahan semua. Rey nya aja yang sok tau!

Gini amat nasib malem pertama gue. Hiks.

Sesampainya Echa dikamar Felia dan Kenzy, ia langsung menjatuhkan badan langsing nya pada dua sahabatnya yang sudah tidur. Echa meniban Kenzy dan Felia dan tiduran di tengah-tengah.

"Ck! Sialan! Ganggu banget sih ni monyet! Minta gue sate apa?!" Felia mendumel kala tidur nya terusik.

Sedangkan Kenzy ia hanya membuka matanya sedikit lalu mengelus pungung Echa karna tau sahabatnya itu pasti sedang menangis. Terdengar ada suara isakan.

Senja yang PerihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang