42- perfect couple

28.4K 1.8K 9
                                    

Aw! Aw! Aw! 1300 words nih, apa tydak mabok keliann?? Xixixi 😙💜 .

Happy reading tayank!!

***

Echa yang sedang sibuk di dapur menyiapkan makan malam pun agaknya terjolak saat sepasang tangan kekar melingkar manis di pinggangnya. Echa tau siapa pelaku itu.

"Dilepas bisa gak? Ntar minyaknya kena kamu lho." Teguran Echa tidak mempan bagi Rey. Cowok itu malah semakin menyusupkan wajahnya di ceruk leher Echa seraya memberi kecupan-kecupan basah di sana.

"Jorok ih! Sana, ah jauh! Aku lagi repot, Rey..."

Mendegar Echa yang merengek lantaran kesal, akhirnya Rey pun dengan berat hati melepaskan rengkuhannya. Bibirnya mengerucut bete.

Echa yang menoleh dan melihat raut Rey seketika terkekeh. Dielusnya rambut Rey dengan rasa sayang meski hanya sekilas.

"Kan biar cepet mateng. Aku udah laper banget, emang kamu gak laper?" tanya Echa yang jiwa keibuannya semakin hari semakin ke luar.

"Laper," jawab Rey manja.

"Yaudah makanya gak usah ganggu,"

Tanpa banyak penolakan lagi Rey segera mengindahkan perintah istrinya. Tapi sebelum dia pergi dari dapur, dia sempatkan dulu berbuat usil pada Echa.

Rey menangkup kedua sisi wajah Echa tanpa disangka, lalu dibawanya mendongak dan,

CUPPPPP

Rey menekan bibir mereka dalam-dalam sampai Echa melotot merasa gila.

"Muach! Semangat masaknya, sayang!" Kerling Rey jahil lalu buru-buru kabur sebelum spatula yang dipegang Echa melayang ke wajah tamvannya. Rey terkikik bahagia.

"Dasar suami gendeng!" seru Echa dari dapur.

***

Selesai makan malam, seperti rutinitas baru mereka, Rey dan Echa kini duduk bersebalahan di sofa. Mereka menonton acara televisi dengan tujuan menghabiskan waktu malam yang tersisa sebelum tidur dan menyambut hari esok.

"Yang," panggil Rey.

"Apa?" Echa masih sibuk dengan acara lawakan yang disiarkan oleh stasiun tv swasta.

Rey berdecak merasa diabaikan. Tau, lama kelamaan Rey jadi bucin banget ke Echa. Apa karna dia gak mau kehilangan Echa lagi kali ya? Xixixixi.

"liat ke aku dong, Yang. Aku nya kan di sini, bukan di sana," rengek Rey.

Echa pun berdecak sama kesalnya. Batinnya; nih orang banyak banget mau nya sih! Tapi dia berusaha sabar. Pokoknya banyak-banyak sabar jadi bininya Rey mah.

"Kenapa, ada apa sayang kuhh?" tanya Echa gregetan dan senyum tak sampai matanya.

"Ih meuni gak iklas gitu senyumnya. Sama suami tuh harus iklas-iklas atuh, Yang,"

"Taulah! Repot banget jadi istri lo! Cari istri baru aja sana!" Akhirnya Echa pun meledak. Rey malah terkikik tanpa dosa.

"Ngeselin lo!" cibir Echa seraya mencubit perut Rey.

"Yeu ngeselin-ngeselin gini juga ganteng. Gapapa lah," kekeh Rey narsis. Sedangkan Echa hanya diam tidak menanggapi.

"Ih kok diem sih!?" protes Rey.

"Ya terus? Nge-lambe mulu gitu, kaya lo!?"

"Ya gak gitu juga omong nya, Yang. Kasar amat,"

Rey merangkul pundak Echa agar cewek itu tidak bete lagi. "Maafin atuh. Aku tuh cuman mau bilang," kata Rey setelah Echa mulai kembali pada mood baiknya.

Senja yang PerihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang