03- fitting gaun

46.7K 3.6K 80
                                    

Happy reading!!

Setelah pulang sekolah, seperti biasa Echa hanya berleha-leha sekedar melepas penat setelah seharian kencan dengan mata pelajaran yang bikin pusing a.k.a belajar.

Sebenarnya nanti sore Echa akan fitting gaun pernikahan dengan Rey. Tapi Echa pilih pura-pura lupa. Jujur, Echa malas ketemu dengan Rey.

Hari semakin petang. Mamih Echa datang ke kamar lalu berkacak pinggang menyaksikan anak semata wayangnya menangis hanya karna sinetron korea yang lagi ditonton.

"Kalo ujung-ujungnya nangis mending gak usah nonton deh, buang-buang air mata tau gak?"

Echa menoleh ke arah Mamihnya. "Ini sedih banget Mamih..."

"Yaudah gak usah ditonton! Kamu kan harusnya pergi sama Rey ke butik, kenapa masih kucel gini?!"

"Ishh Mamih, mah." Rengek Echa tak terima dikatai kucel. Meski beneran kucel karena belum mandi, tapi kecantikan Echa tidak hilang kan?? Iyain aja buar cepet.

"Aku gak mau nikah Mih! Aku mau batal nerima perjodohan itu aja!"

Mamih Echa sontak terkejut dengar ucapan anaknya. Ada apa ini? Kenapa Echa mendadak berubah pikiran. Sudah bagus lalu-lalu dia mau dijodohkan.

"Yaa gak bisa gitu dong sayang, sekali pun Rey juga nolak kaya kamu, perjodohan ini tetep akan jalan. Ini kan wasiat Opa kalian,"

Echa menatap Mamihnya dengan tatapan paling nelangsa. Berharap Mamihnya akan luluh.

"Tapi Echa gak mau jadi janda muda Mih! Echa gak mau nikah! Pasti nanti Rey kaya tuh om-om yang ada di sana." Echa menunjuk layar laptopnya. "Selingkuh!"

"Secara Rey kan ganteng, banyak cewek-cewek yang deketin. Pasti nanti dia kalo nemu yang lebih cantik dari aku langsung oleng," lanjut Echa masih terisak.

Sedangkan Mamih Echa hanya bisa tercengo. Jadi lagi-lagi cuma karna sinetron korea yang bertema perselingkuhan itu?! Astaga. Mamih Echa bergeleng kepala tidak percaya.

"Gak bakal! Kamu gak usah aneh-aneh deh."

"Aku serius Mamih!! Rey itu dambaan semua cewek!" Batin Echa ingin rasanya muntah.

"Enggak! Mamih yakin Rey gak se-playboy itu. Lagian Mamih tau yah ini cuma akal- akalan kamu aja.

"Biar Mamih kepikiran terus Mamih bilang ke Papih. Terus Papih juga ikut kepikiran terus Papih nunda perjodohan kalian. Bener kan tebakan Mamih?"

Glek. Kok Mamih bisa tau sih. Sia-sia akting Echa dari tadi, capek-capek nangis ehh tetep aja bisa ke tebak.

"Mih..." rengek Echa yang bingung harus ngapain lagi agar Mamihnya mau memihak nya dan memutuskan perjodohan itu.

"Apa?!" sinis Mamih Echa. "Udah sana kamu mandi, bentar lagi Rey sampe. Kamu gak usah pake drama-drama lagi. Pusing Mamih tuh,"

"Tapi Mih..."

"Tapi apa lagi sih? Mamih baru inget dulu kan kamu ngebet banget sama Rey, kenapa sekarang giliran mau dinikahim kamu malah nolak heh?"

Echa hanya membola kan matanya, tak ada niatan untuk menjawab. Ia malas jika sudah mengungkit perasaan nya yang lalu, jadi Echa buru-buru beranjak ke kamar mandi. Dari pada membuka luka lama. Lebih baik cari aman.

"Untung anak sendiri. Sabar mih, sabar..." monolog Mamih Echa sambil terus memperhatikan pungung anak nya.

***

Rey terlihat tampan hari ini, hanya dengan kaos hitam dan jeans hitamnya saja, mampu membuat cowok setinggi 183 cm itu selalu sukses menarik semua perhatian cewek-cewek yang ada.

Senja yang PerihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang