10- berantem (lagi)

33.8K 2.6K 11
                                    

Selama perjalanan menuju apartment nya, Rey dan Echa saling diam. Tidak ada topik pembicaraan diantara mereka.

Sesekali Rey hanya melirik Echa dari ekor matanya. Tapi Echa tetap betah dalam kesibukannya.

Sampai akhirnya di basement apartment, Rey baru sadar kalo selama perjalanan Echa tidur. Cewek itu menaruh kepalanya dijendela sehingga rambutnya berjatuhan menutupi wajahnya. Pantes aja anteng.

"Bangun Cha," suruh Rey.

Namun Echa tetap diam. Tidak bangun. Bahkan tidak terusik sama sekali.

Rey pun bingung. Tak lama berfikir, akhirnya ia putuskan untuk membopong cewek itu. Masalah koper bisa diambil nanti-nanti saja.

"Buset. Berat juga ni bocah." Rey yang membawa Echa, tentu saja mengundang beberapa perhatian orang yang ada. Mungkin mereka berfikir kalo Rey ada niat jahat pada Echa.

Padahal Rey kan suaminya.

Cowok itu membaringkan tubuh Echa diatas kasur king sizenya.

Fyi, diapartemen ini hanya ada satu kamar. Dan kamar itu adalah kamar Rey yang dulu biasa dipakainya jika malas pulang ke rumah.

Jadi apartemen ini sudah ada sejak beberapa tahun silam.

Cantik.

Rey bergumam sembari menatap lemat-lamat wajah lugu Echa. Tangannya terulur menyelip kan anak rambut yang nakal.

Ntah kenapa ia baru nenyadarinya itu akhir-akhir ini. Padahal dulu Echa selalu muncul dihidupnya. Tapi Rey biasa saja.

Tak ingin pikirannya semakin jauh kemana-mana, Rey pun memilih mandi dengan air dingin. Badannya sudah terasa lengket karna perjalanan dari hotel kemari.

Sepuluh menit kemudian Rey selesai mandi. Namun Echa belum juga bangun dari tidurnya. Jam menunjukam pukul 2 siang. Pikir Rey, tidur siang enak kali yah.

Cowok berkaos abu-abu itu pun ikut bergabung, merebahkan tubuh tegap nya disamping Echa yang masih terlelap. Ia tidur menyamping menghadap pungung cewek itu.

Kalo gue peluk boleh gak sih? Batin Rey.

Persetanan dengan ending nya bagaimana--karna Rey rasa Echa akan marah padanya--Rey pun langsung melingkarkan tangannya. Seketika rasa tak terdefinisikan menjalar dalam diri cowok berjulukan most wanted SMA Patriot itu.

Mantab... Guna juga ternyata punya istri.

Rey tersenyum simpul dalam posisi merem nya. Lambat laun mata Rey ikut terpejam, terbawa suasana.

***

Nyaman.

Satu kata bagi Echa ditidur nya kali ini. Belum pernah ia senyenyak ini selama tidur. Diam-diam Echa tersenyum dibalik tidurnya.

Eh tapi... Echa mengerutkan alisnya. Ia heran begitu ada beban diarea pinggang nya. Ini apa?

Perlahan Echa membuka mata indahnya. Ia pun melirik kebawah sana dan--

"Kyaaaaaaa! Dasar mesummm!" Echa menyentak tangan kekar itu lalu berbalik guna mengetahui siapa dalang dibalik ini semua.

Rey. Ternyata Rey. Cowok itu menyipitkan matanya karna tidurnya keganggu.

"Lo apaan sih Cha?" ucap Rey sedikit kesal.

"Lo yang apaan tai! Lo ngapain peluk-peluk gue?! Segala pake sekasur sama gue lagi! Modus lu yah?!" Echa menarik selimut yang ada hingga batas dadanya. Cewek berambut hitam itu menatap horor kearah Rey.

Rey berdecak. "Lebay nya kambuh..."

"Sialan." desis Echa. Echa terus menatapi Rey yang kini mulai terduduk dari tidurnya. Lalu cowok itu duduk menghadapnya.

"Kaya gak pernah tidur bareng cowok aja." Rey tersenyum miring. "Gue bukan yang pertama kan?"

Plak!

Tangan Echa reflek mendarat dipipi cowok itu. Lagian siapa sih yang gak ber-reflek menapar jika di gituin.

Echa bergeleng kepala tak percaya. Ia cukup muak dengan kelakuan laki-laki yang satu ini. Maksud nya apa coba?! Apa belum puas yang kemarin-kemarin. Kenapa sekarang kaya gitu lagi.

"Cukup ya Rey!" Nada bicara Echa naik satu oktav. "Selama ini gue diem aja sama ucapan-ucapan gak mutu lo itu! Mau lo apa, hah?!"

Sambil mengelus pipinya yang terasa panas, Rey menjawab. "Lah bukannya bener kan? Kenapa marah?" Rey terlihat santai bak tidak merasa bersalah sama sekali. Mengingat siapa pacar Echa saat ini.

"Anjing!" Echa mengumpat tepat didepan wajah... tampan Rey. Ia tidak peduli jika dikatai tidak sopan pada suami sendiri. Toh, suami macam apa yang seenaknya jidat ngomong demikian.

"Ucapan lo gak berbukti. Asal lo tau, senakal-nakal nya gue, gue tau mana yang harus gue jaga dan enggak." Deru nafas Echa memburu. Emosinya memuncak.

Inilah puncak dari ke terdiaman nya Echa selama ini. Kemarin, mungkin ia mau mengikuti alur yang Rey buat. Tapi kini? Tidak lagi.

Sakit hati kali.

"Jadi stop mandang gue sebelah mata. Gue gak serendah itu, bangsat."

Setelahnya Echa turun dari kasur. Masih dengan muka bantalnya, Echa menyambar sling bag nya yang berada diatas sofa dikamar, lalu keluar ruangan itu.

Echa membanting pintu. Air matanya kembali menetes tanpa diperintah.

"Lo mau kemana?" Tiba-tiba Rey mencekal lengannya.

Echa sempat menggeram. Dirinya yang terlanjur marah, menyentak tangan Rey. Buru-buru Echa menghapus kasar jejak air matanya. Tanpa berbalik, Echa menjawab.

"Kemana pun asal gak ada elo."

TO BE CONTINUED.

(A/N):

Bonus pict mba Echa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bonus pict mba Echa

Gak tau ini feel nya dapet apa enggak 😣😭 Bonus satu chapter sampai tangal 9 yak.

Karna udah lama aku gak up ReyEcha, aku tuh kepikiran teros...😪🤣

Btw, makasih buat SenjaFajar026 karna udah masukin cerita ini ke reading list 😍. Aku enggak tau siapa kamu, tapi makasih banyak lhoooo :")

I hope you like it, jangan lupa tinggalkan jejak kalian. Luv 💕.

See you next chapter!!

Rammdinn 🤘





Senja yang PerihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang