28- belajar! belajar!

19.8K 1.7K 20
                                    

Mulmednya dilirik yaa 😛 itu monumen ReyEcha, ada tanggal pertamakali cerita mereka dimulai. Happy reading!!

***

Selama belanja di swalayan wajah Echa terus ditekuk. Dia masih kesal sama Rey yang menurutnya selalu bertingkah seenaknya. Padahal Echa ingin pergi sendiri, ini malah jadi diintilin sama setan.

"Mau beli apa lagi?" tanya Rey sambil mendorong trolli belanjaan dibelakang Echa.

Echa hanya diam.

"Buah udah, sayur udah, daging udah, snack udah." Rey mulai mengabsen satu-satu kebutuhan mereka. "Sabun, sampo, pasta gigi udah. Pembalut lo belom Cha,"

Tak disangka-sangka, celetukan Rey sukses membuat Echa oleng hingga kesandung sandalnya sendiri. Echa pun berbalik badan hingga berhadapan dengan Rey yang wajahnya lempeng-lempeng aja kaya tidak ada dosa.

Echa jadi gemes sendiri ingin menyakar wajah itu, tapi tak sampai hati. Alhasil dia hanya bisa mendesis, "Itu lambe jangan lamis bisa gak??" Mata indahnya menghenus tajam.

"Emang ada yang salah?" tanya Rey kelewat rese.

"Jelas ada! Makanya besok-besok gak usah ikutan belanja!"

Rey langsung bergeleng kepala beberapa kali. "Itu akal-akalan lo doang," kata cowok itu. "Lagian gue cuman ngingetin kal--

"Iya! Gak usah diingetin juga gue inget!" sewot Echa, lagi dan lagi.

Rey pun memilih mengalah, "Hmmm, serah lo dah."

Echa kembali melanjutkan langkahnya menuju rak khusus benda yang tadi suaminya ucap. Sebenernya dia malu, tapi gengsi sekedar omong agar cowok itu menyingkir terlebih dulu.

"Gak usah malu, gue laki lo kalo lo lupa." Celetukan Rey kembali mengundang delikan dari Echa. Cewek itu nencibir.

"Pret!" Lalu secara terpaksa Echa menahan rasa malunya dan mengambil beberapa bungkus pembalut yang biasa dia gunakan dengan gerakan kaku.

"Udah belom?" tanya Rey memastikan sekaligus meledek.

"Udah!"

"Galak amat, padahal nanyanya baik-baik,"

"Cerewet!"

"Gak gue kasih duit bulanan nih,"

"Bodo!"

"Gue tinggal juga lo,"

"Silahkan!"

Rey jadi mengdengus, menguatkan kadar kesabarannya untuk menghadapi sang istri tercintanya. Eh ralat, lebih tepatnya sang istri yang mulai dia belajar untuk cintai.

***

Sesampainya di Apartment Echa langsung menjatuhkan dirinya ke atas sofa. Sedangkan Rey harus membawa-bawa dulu kresek belanjaan sampai ke dapur.

"Echa!!! Ini belanjaannya ditata dulu!" seru Rey dari dapur yang dibalas tak kalah seru oleh Echa.

"Ntarrrrrr!!!"

Setelah itu Rey memilih beranjak dari dapur lalu menghampiri Echa yang sedang enak-enakan di sofa.

Perasaan gue yang nyupir, gue yang dorong trolli, gue yang angkat-angkat, gue juga yang bayar, kenapa malah dia yang kayanya capek banget??

"Lo hamil Cha?"

Echa yang tadinya terpejam kini terbelalak, dia juga reflek menggeplak paha Rey hingga cowok itu meng'aduh'.

"Mulut lo beneran minta gue cabein, hah?! Sekata-kata banget kalo omong!" cecar Echa.

"Lah abis kaya ibu-ibu hamil aja. Gak ngapa-ngapain tapi capek,"

Senja yang PerihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang