34- makan siang

21.3K 1.7K 13
                                    

Happy 1k readers ReyEcha 💕🎉. Happy reading!!

***

"Hah!" Echa membanting badannya keatas sofa setelah beberapa puluh menit yang lalu sibuk menjadi 'mbok Inem' dadakan.

Rey pun sama, dia ikut duduk bersandar disamping Echa namun dengan keadaan yang banjir keringat.

"Semua sampahnya udah dibawa turun kan?" tanya Echa mengenai tugas Rey.

Rey menjawab sambil menyeka keringat yang ada keningnya. "Udah,"

"Terus kalo baju kotor? Dua keranjang sama kain-kain lainnya yang ada di keranjang bulet udah dianter ke laundry belum?"

"Udah nyonya,"

"Bagus..."

Rey cuman bisa menghela nafas. Percuma juga ngeluh capek habis gotong-gotong beban yang tidak ringan itu, yang ada dia malah dapat omelan daripada belaian.

Sebenarnya bukan suruhan Echa juga sih Rey harus gotong-gotong sampah, baju kotor, dan keranjang bulet dari lantai 5--tempat apartment mereka--sampai ke lobi. Tugas itu Mamahnya yang kasih.

Mamahnya Rey terlalu sayang sama menantunya, sampai-sampai rela menumbalkan anaknya. Katanya beliau sebelum pergi tadi begini;

"Kamu itu laki, Rey! Harus kuat dong, kasian kalau Echa yang gotong-gotong. Lagian juga ada lift, jangan dibikin repot,"

Dan reaksi Rey pada saat itu hanya bisa diam--tetapi membatin dalam hati--dan tidak berani membantah sekatapun. Wujud Mamahnya yang berbeda di akhir-akhir ini sangatlah menyeramkan, bisa kehilangan kepala dia jika berani membantah.

"Lo mau makan siang apa Rey?" tanya Echa membuat Rey langsung menoleh.

Mata Rey yang dari awal memang sudah  sayu karna kecapekan, menatap dalam mata Echa sehingga timbullah pikiran ajaib diotak cewek itu.

"Makan lo,"

Dan benar saja. Echa langsung tegang karna paham apa maksud makan lo yang Rey bilang tadi. Buru-buru dia membenarkan posisi duduknya agar lebih tegap. "Apaan sih. Bercandaan lo creepy banget, sumpah,"

Rey tersenyum miring lalu memejamkan matanya dengan wajah mendongak kearah langit-langit ruang tengah.

"Gak jelas ih," gerutu Echa.

Lalu cewek itu beranjak menuju kamar guna ganti baju dan ambil uang. Dia akan beli makan siang diluar tapi dibungkus dibawa pulang. Yakali makan siang diluar sendirian, dikira jombs dong.

Saat melewati ruang tengah, Rey langsung berseru, "Mau kemana?"

Echa berbalik lalu memincing kearah cowok itu. "Minggat!" candanya.

Rey terkekeh sebelum bangkit dari duduknya dan berbicara, "Gue anter. Tunggu."

Echa tidak menolak. Dia malah senang karna tidak perlu repot-repot jalan sendirian dibawah teriknya matahari.

"Ayo." Rey kembali dengan kos berbeda meski warnanya tetap sama dan juga ada kunci motor dalam genggamannya.

"Kita naik mobil kan?" tanya Echa penuh harap. Tapi gelengan Rey meruntuhkan semua harapan itu.

Rey menunjukan kunci motornya ke wajah Echa, membuat Echa mengerucutkan bibirnya.

"Naik mobil aja!"

"Kenapa? Orang deket doang,"

"Panas Rey!!! Kan enak pake mobil, adem,"

Rey diam sejenak. Dia sebenernya cuman pura-pura mikir, karna selang beberapa detik cowok itu tetap menggeleng.

Senja yang PerihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang