WLS;40

55 9 13
                                    

LavenderWriters Project III Present

We Love Story © Group 6

Part 40 — Created by restianjani993

▪▪▪

Part : 40 - Cemburu.

Sore ini Sadam dkk dan Elisa dkk sudah siap dengan barang-barang yang akan mereka bawa pulang. Mereka akan pulang ke jakarta sore ini. Sebelum masuk mobil mareka pamit sama mpok dan suami nya.
Setelah pamit mereka masuk kedalam mobil masing-masing.

Mobil mereka sudah jalan dari tadi. Di pandu oleh mobil Akbar didepan. Diikuti oleh Sadam, dan Askar. Di dalam mobil Sadam, hening tidak ada pembicaraan di antara mereka.
Sadam, Elisa dan Rana pun menatap bingung kearah Rafiq yang sadari tadi diam tak bersuara. Rana juga bingung kenapa Rafiq tidak protes soal cepolanya. Sedangkan Elisa dan sadam saling tatap seperti bicara lewat mata.

Rafiq sang empu masih asik melihat ke luar, bukan, dia bukan sedang melihat pemandangan melainkan memikirkan pembicaraan antara dirinya dan Rafa tadi. Ia bingung keputusan apa yang akan ia ambil.

"Fiq tumben diam?" tanya sadam memecah lamunan Rafiq. Lama diam Rafiq menoleh ke arah sadam yang sedang menyetir.

"Gak papa, gue capek aja," Rafiq memaksakan senyuman nya. Hal itu tak luput dari pandangan Elisa. Elisa juga bingung dengan sikap sepupunya, ia jauh lebih mengenal Rafiq, tapi ia tak pernah melihat Rafiq bisa adem ayem kek sekarang.

"Rafiq sedang ada masalah apa ya, apa ada hubungannya dengan Rana," bingung batin Elisa melihat kearah Rana, Rana sadari tadi juga memandang Rafiq bingung.

"Ekhem lu nggak kayak biasanya," Rana berani membuka suara tapi tak berani menatap Rafiq ia memilih mengalihkan penglihatan nya ke alam luar. Rafiq yang melihat itu pun baru sadar ternyata rambut Rana di cepol.

"Hah bisa kah gue ninggalin lu disaat kayak gini, lu terlalu bandel untuk nurut kata-kata gue, terlalu berat buat gue ninggalin lu disaat seperti ini, kalau gue pergi sebentar aja mungkin lu bakal nemu seseorang yang lebih dari gue, gue takut, tapi gue juga bingung dengan perasaan gue sendiri." kata-kata itu hanya bisa lolos dibatin Rafiq, ia tak berani untuk mengatakan nya lansung.

" Kenapa Rafiq jadi beda, apa dia ada masalah?" Rana masih bergulat dengan batin nya, banyak yang membuat dia penasaran dengan sosok Rafiq. Tapi apa boleh buat, ia terlalu gengsi untuk bertanya.

"Hadeh kalian ngapa sih, emang gue kenapa, gue baik-baik aja kok cuma capek aja," ujar Rafiq yang di akhiri oleh kekehan nya, garing? Itu lah suasana yang bisa mengambarkan kondisi didalam mobil sadam, Rafiq yang terkekeh pun berhenti melihat raut wajah Elisa, sadam yang hanya diam.

"Lu nggak usah cerita, kan kita bukan teman lu," kata yang keluar dari mulut Sadam membuat Rafiq menghentikan kekehan nya. Rafiq menghembuskan nafasnya ini bukan lah waktu yang tepat untuk membicarakan itu pikir Rafiq, karena masih ada Rana disini.

Diam-diam Rafiq mengeluarkan HP nya dan mengetikan sesuatu disana. Setelah itu ia buru-buru memasukkan HP nya sebelum Rana dan Elisa mengetahui nya. Sadam yang sedang menyetir mengeluarkan HP nya karena Rafiq mengodenya lewat mata.

Rafiq
gue bakal cerita, tapi nanti, kalau udah ga ada Rana.

Itu lah pesan yang dikirim Rafiq pada sadam, sadam melihat kearah Rafiq sekilas sebelum memasukan HP nya kembali, Elisa yang melihat sadam mengeluarkan HP nya tadi pun bertanya.

06;We Love story✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang