Dua Belas

58 11 51
                                    

“ANN! CEPATLAH, KITA AKAN TERLAMBAT!”

Aku tidak menghitung berapa kali Mom berteriak menggetarkan seluruh isi rumah untuk menyuruhku segera turun ke bawah.

Undangan makan malam keluarga Jeon sungguh membuat Mom begitu antusias dan berlebihan.

Ia bahkan menyuruhku memakai gaun putih seolah aku ini pengantin yang akan dijual dengan harga tinggi kepada calon besan. Menyebalkan.

“Jangan membuatku malu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Jangan membuatku malu. Bersikaplah yang sopan dan anggun. Keluarga Jeon adalah keluarga terhormat yang sangat menjunjung tinggi norma kesopanan,” nasehat Mom panjang lebar ketika aku berjalan di sisinya.

Aku mendengus sebal dan merotasikan bola mata. Norma kesopanan pantatku! Jungkook sama sekali tidak memiliki sopan santun dan suka semena-mena.

“Dimana Dad?” tanyaku kepada Mom.

“Sedang ada tugas operasi CABG*. Kita hanya akan pergi berdua ke rumah keluarga Jeon,” kata Mom merapihkan anak rambutku sejenak. *(Coronary Artery Bypass Graft)

Hfthh, pasti akan membosankan jika Dad tidak ikut. Selain kakakku Agust yang kuliah kedokteran di California University, Dad adalah orang kedua yang paling mengerti aku.

“Ann, aku sungguh tidak sabar melihatmu dengan Jungkook mengikat janji di altar.”

“Mom,” tegurku tidak suka. "Jangan berandai-andai hal yang mustahil terjadi."

Mom naik lebih dulu ke mobil. Lalu aku menyusul duduk di sampingnya.

“Apa salahnya, Ann? Kalian berdua sangat cocok lhohh. Genius dengan genius apabila disatukan akan menjadi sangat luar biasa,” ucap Mom heboh.

Jeda sejenak.

“Jangan habiskan waktumu mengajari Taehyung si anak bodoh dan tidak bisa apa-apa itu. Kau harus mulai menata masa depan sendiri bersama orang yang layak di sisimu. Seperti Jungkook misalnya.”

“Taehyung tidak bodoh, Mom!” bantahku tegas.

Aku tidak suka siapapun menghina Taehyung, termasuk Mom. Taehyung adalah pria paling brilian dengan sejuta ide yang membuatku terpukau karena setiap lukisannya yang begitu hidup.

Lukisannya seolah memiliki nyawa. Membuatku merasakan emosi yang teramat mendalam di setiap goretan kuasnya. Ia memadukan warna-warna dengan teliti dan penuh perasaan.

Salah besar jika Mom menganggap Taehyung tidak bisa melakukan apa-apa. Aku yang paling tahu bagaimana Taehyung begitu hebat menyulap kanvas kosong menjadi sebuah mahakarya kelas dunia.

“Wow, kau lagi-lagi membela mantanmu yang brengsek itu,” sindir Mom membuka kaca bedaknya untuk mengecek penampilannya sekali lagi.

“Taeyung tidak brengsek Mom. Kenapa Mom sangat sinis dan benci kepadanya?” tanyaku menahan rasa kesal.

Chasing You | KTH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang