Dua Puluh Dua

48 9 59
                                        

"I miss you so bad Baby Tae." Celine menangis manja. Dia menghambur ke depan, menubruk tubuh Taehyung dan memeluknya kencang.

Lonceng pulang baru saja berdentang lima menit yang lalu. Ketika kami berjalan keluar untuk pulang, Celine menghadang langkah Taehyung di pintu kelas.

Celine langsung memeluk Taehyung tanpa sungkan. Disaksikan semua teman satu kelas yang terhambat keluar karena wanita itu menghalangi jalan.

Ada beberapa hal yang baru kusadari dengan penampilan Celine yang kelewat seksi. Ia sudah tidak mengenakan hoodie, jadi rambut pirangnya terlihat jelas sekarang. Kemeja putihnya terlalu kekecilan memperlihatkan lekuk tubuh, pusar dan perutnya. Roknya satu setengah jengkal di atas lutut. Ia juga tidak mengenakan dasi, tiga kancing teratasnya terbuka menampakkan belahan dada.

Aku yakin sebagian lelaki di sini tidak bisa melepaskan mata dari pemandangan panas yang gratis itu.

"What the fuck is going on?" pekik Yoora kesal setengah mati. Gadis yang agak tomboy itu menggeser tubuh mungil Sohe agar bisa maju ke depan dan menyaksikan Celine yang masih bersikeras memenjarakan Taehyung dalam pelukan paksanya.

"Hei, bitch! Bisakah kau minggir? Kami tidak bisa keluar karena drama murahan yang sedang kau mainkan," umpat Yoora menatap Celine begitu tajam.

Taehyung melepaskan pelukan Celine setengah paksa. Namun masih tetap dengan cara yang sopan. Celine memanyunkan bibirnya sebal karena sikap Taehyung yang dingin dan tidak bersahabat.

"Apa kau tidak merindukanku, Tae? Aku sangat merindukanmu Baby," rengek Celine melangkah maju. Dia berjinjit dan melingkarkan kedua tangannya di leher Taehyung.

"Jangan membuat kesabaranku habis," desis Taehyung melepaskan tangan Celine dengan mudah. Lalu Taehyung menoleh ke arahku dengan tatapan bersalah. "Ayo pulang, Bae. Aku akan mengantarmu," sambungnya menarik pergelangan tanganku lembut.

"Tunggu dulu, hei! Apa-apaan ini? Tae, kau harus pulang denganku, Baby. Grandma menginginkan kita pulang bersama," tuntut Celine mencoba mengerahkan tenaga untuk menarik Taehyung agar tidak pergi meninggalkannya.

"Ewh, jijik. Centil sekali. Kau benar-benar memancing emosiku," gerutu Yoora menarik keras baju Celine agar menjauh dari Taehyung.

Aku meringis kecil. Dalam hati merapalkan doa agar tidak terjadi keributan. Tidak ada yang bisa menghentikan amukan Yoora jika dia sudah kesal setengah mampus pada seseorang.

Celine berdecak dan menggeram kesal. "Apa kau tidak tahu siapa aku?" bentaknya pada Yoora yang tidak terlihat takut sama sekali.

"Tentu saja aku tahu. Kau adalah jalang yang membuat Taehyung dan Ann putus. Aku sangat membencimu dan berharap kau segera musnah dari muka bumi," ketus Yoora melipat kedua tangannya di depan dada.

Sohe mengacungkan kedua jempolnya, takjub melihat keberanian Yoora.

"Apa katamu?" sambar Celine mendorong kasar bahu Yoora. "Jangan mencari masalah denganku, monyet!"

"Huh, si bajingan tengil ini. Kau berani menantangku ya?" balas Yoora mengamuk bagai singa yang tidak suka daerah kekuasaannya diusik. Yoora menoleh pada Taehyung. "Tae, kau pulang sekarang juga dengan Ann. Biar aku yang mengurus jalang satu ini," perintahnya memasang wajah garang.

Kegalakan Yoora mengundang sorak-sorai penonton karena pasti akan terjadi pertengkeran seru sebentar lagi. Mereka tidak sabar menontonnya.

"Tae, jangan seperti ini, sayang. Apa kau benar-benar akan pulang dengan perempuan murahan itu?" protes Celine marah sambil menunjukku sinis.

Amarah Taehyung terlihat hampir meledak saat ini juga. Namun ia berusaha menahannya untuk menjaga nama baik Hollands.

Taehyung mendekat sampai ia berdiri satu langkah di depan Celine. "Murahan adalah kata yang tepat untuk mendeskripsikan dirimu sendiri," ujarnya dingin dan begitu menusuk hati Celine sampai wanita itu mundur karena merasa tertohok. "Jangan pernah menjelekkan Ann atau kau akan menanggung akibatnya," ancamnya berdesis tajam.

Chasing You | KTH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang