“Minggir, Kook!” bentakku pada Jungkook yang masih mencengkeram bahuku.
Jungkook menggeleng tegas. “Aku akan minggir setelah aku selesai menghukummu,” ucapnya tersenyum licik.
Sial. Kenapa harus ada spesies seperti Jungkook di dunia ini? Seandainya aku adalah penyihir hebat, aku akan mengubah Jungkook menjadi tikus.
Jungkook mengangkat tubuhku dengan mudah dan mendudukkanku di atas wastafel. “Dengarkan tiga kesalahanmu baik-baik,” titahnya bagai raja.
Aku berdecak marah dan memberontak. Namun ia menahanku dengan lengan kekarnya hingga aku tidakk berdaya melawannya.
Keparat! Dia benar-benar tukang pemaksa yang menginginkan semuanya terjadi sesuai kemauannya tanpa memikirkan perasaan orang lain.
Pria itu mulai menghitung kesalahanku, “Pertama, kau sudah lancang merekomendasikan Lucas kepada Mr. Siwon untuk menggantikan aku olimpiade Fisika tanpa meminta persetujuanku. Kedua, kau menggangguku bersenang-senang dengan Kate. Dan kesalahan terakhir, kau memandangku dengan tatapan jijik seolah-olah aku adalah kuman. Kau pikir kau siapa?” tanyanya menatapku dengan sorot nyalang.
Menyingkarkan tangan Jungkook sekuat tenaga, aku membalas kata-katanya tak kalah kesal. “Pertama, aku tidak merekomendasikan Lucas. Aku hanya mengatakan pada Mr. Siwon bahwa kau tidak bisa ke Swiss karena pertandingan baseball besok siang. Mr. Siwon yang memilih Lucas berdasarkan voting. Kedua, aku tidak sengaja mengganggumu bersenang-senang dengan Kate, lagipula salahmu sendiri karena bercinta di toilet perempuan. Apa tidak ada tempat yang lebih elit? Dan yang terakhir, aku tidak memandangmu seolah-olah kau kuman, kau lebih hina dari kuman, tolol!” ucapku mendorong dadanya menjauh.
Jungkook berdesis marah dan melotot lebar. “Kau berani mengataiku tolol?” tanyanya tak percaya.
“Kenapa tidak berani?” tantangku. “Kau sangat tolol karena meskipun kau memiliki IQ 160 seperti Albert Einsten, kau tidak memakai otakmu dalam hal pemilihan tempat. Orang bodoh mana yang bercinta sembarangan di toilet? Kurasa hanya kau.”
“Kau sangat berani dan frontal, Anny. Aku suka.” Jungkook menahan lenganku dengan senyuman menakutkan.
Satu tangannya terangkat menyentuh wajahku dan jari-jarinya mengusap daguku.
Tatapannya seperti menilai setiap inchi wajahku. “Aku harus mengakui ini. Kau sangat menarik. Benar kata Jimin, ada sesuatu dalam dirimu yang membuat semua pria tertarik namun berpikir dua kali untuk mendekatimu. Taehyung beruntung karena pernah pacaran denganmu,” ucapnya menekan bibirku dengan jempolnya.
Aku menendangnya dan berusaha melepaskan diri dari belenggu bedebah sialan itu. Tapi ia sangat kuat menahanku.
“Jangan macam-macam, Kook! Lepaskan aku, bajingan!”
“Sssttt, diam. Semakin kau memberontak, tanganmu akan sakit. Aku tidak ingin menyakitimu, Baby. Jadi, jangan banyak bergerak,” bisiknya menarik dasiku hingga aku tertarik maju. Membuat jarak wajah kami menipis sampai tinggal satu senti.
Jari-jarinya bergerak lihai melepaskan dasiku, kemudian mengantongi dasi biru bergaris putih itu. Ia berbisik tajam. “Aku akan menyita dasimu sampai kita lulus. Ini untuk membayar tiga kesalahan yang kau lakukan hari ini,” katanya melempar senyum kemenangan.
Ia membawa satu tanganku pada dada bidangnya yang terekspos karena tiga kancing teratasnya terbuka. Tanganku menempel pada dadanya dan merasakan irama jantungnya yang berdetak cepat.
“Ini pertama kalinya,” katanya bergumam takjub. “Ini pertama kalinya jantungku berdebar secepat ini di dekat wanita! Anny, kurasa aku mulai menyukaimu,” ucapnya menunduk menemukan wajahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chasing You | KTH
FanfictionTaehyung berjuang mengejar mantannya. Namun tunangannya yang abusif menghalalkan segala cara untuk memiliki Taehyung seutuhnya. ----- "Aku putus dengan Ann dan memiliki tunangan sakit jiwa. Kurang drama apa lagi hidupku?" -Taehyung ----- "Jangan be...