Enam

77 11 9
                                    

"YAAA, AKU BELUM SELESAI BERPAKAIAN!" Aku berteriak kencang mengalahkan bunyi lonceng kematian ketika Taehyung membuka pintu kamarku tanpa mengetuknya terlebih dahulu.

Kurang ajar. Padahal aku masih belum berhasil menarik ritsleting gaun gray tulle lace off shoulder yang membalut tubuhku.

"AKU SUDAH BILANG KALAU MAU MASUK KETUK PINTU DULU, MONYET! DASAR MESUM!" omelku kesal.

"AKU SUDAH BILANG KALAU MAU MASUK KETUK PINTU DULU, MONYET! DASAR MESUM!" omelku kesal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Shit. Taehyung pasti sempat melihat punggungku yang terekspos polos karena posisi tubuhku yang tepat membelakangi pintu.

Untung saja aku sudah hampir selesai berpakaian. Bagaimana jika tadi aku hanya mengenakan bra dan celana dalam seperti dulu? Taehyung bisa-bisa akan menerkamku.

Ck, aku memang ceroboh! Harusnya aku mengunci pintu kamar dan menyuruhnya menunggu berjam-jam sampai berubah menjadi lumut di ruang tamu.

Siapa suruh dia sok misterius menyuruhku memakai gaun dan berdandan cantik? Tidak kah ia tahu hal itu sangat merepotkan bagiku? Aku lebih suka memakai kaus putih, hoodie, dan jeans jika pergi keluar rumah.

"Let me help you with that zipper, Bae," ucap Taehyung menawarkan bantuan.

Ia berjalan santai memasuki kamarku. Gagah, dominan, dan berkharisma layaknya Pangeran Mahkota dari negeri dongeng.

"Tidak usah. Aku bisa sendiri," tolakku menatap cermin setengah frustasi. Tanganku berusaha menggapai-gapai bagian belakang gaun agar ritsletingnya bisa naik.

Memang dasar ingin menggodaku, Taehyung tetap melangkah mendekat hingga ia berdiri tepat satu langkah di belakangku dengan tatapan berkabut yang sulit diartikan.

Wangi tubuhnya tercium ketika jarak kami semakin menipis. Aroma lavender dipadu dengan chamomile serta royal musk membuat pikiranku mulai menjalar kemana-mana.

Aku mulai gagal fokus ketika tangan dinginnya meraih ritsleting dan menariknya ke atas dengan penuh hati-hati.

Mata kami saling bertumbuk kala aku melihat bayangannya dari cermin saat ia juga mengangkat kepalanya.

Damn! Aku menahan napas. Ia masih bertahan dalam posisinya dan tidak segera menyingkirkan kedua tangannya dari bahuku.

Ini berbahaya. Aku bisa mati muda jika tangan nakalnya mengusap leherku dan merayap perlahan ke —ya Tuhan maafkan diriku.

Plak!

Aku menampar kepalaku untuk mengenyahkan segala pikiran kotor. Aku sangat yakin Kakakku Agust, berserta Mom dan Dad akan terkena serangan jantung jika mengetahui putri polos mereka yang selalu memanen medali emas ini bisa juga terkadang memiliki pikiran liar.

Ya ampun, aku harus sadar diri. Kami sudah putus dan statusku saat ini tidak lebih dari teman.

"Cantik," bisik Taehyung merapikan rambut cokelat panjangku yang sengaja kugerai dengan hiasan jepit mutiara mungil di sisi kiri.

Chasing You | KTH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang