“Tidak. Kau pergi saja ke ruang 203. Biar aku yang mengobati Tuan Taehyung.” Dokter Emma berkata tegas.
“Tidak bisa, aku lebih ahli. Aku yang akan mengobatinya,” sela Dokter Carla tidak setuju.
“Aku saja.”
“Tidak. Aku saja!”
“Astaga, menjengkelkan sekali. Kami pergi ke rumah sakit lain saja dan silahkan lanjutkan perdebatan kalian,” ucapku kesal pada dua dokter muda di hadapanku. Dari tadi mereka berusaha menarik perhatian Taehyhung dengan segala cara.
Ternyata keputusan buruk membawa Taehyung ke rumah sakit ini. Semua dokter dan perawat di sini mengenal Taehyung dengan baik karena rumah sakit ini dibeli oleh Isabella atas nama Taehyung.
Dokter Emma tersenyum masam, “Baiklah, aku akan membiarkanmu mengobatinya kali ini,” ucapnya mengalah kepada dokter Carla yang langsung senang, terlihat dari binar matanya yang bahagia.
“Aw, kau baik sekali.” Dokter Carla menepuk bahu dokter Emma gemas.
“Pastikan kau mengobatinya dengan sangat baik,” pesan dokter Emma sebelum pergi.
“Tentu, jangan ragukan kemampuanku.”
Mataku melotot ketika dokter Carla menggandeng tangan Taehyung masuk ke salah satu ruangan pasien VIP. Dia menyuruhku menunggu di luar. Dokter centil itu menutup pintunya keras tepat di depan wajahku. Raut wajahnya sangat judes dan songong. Sial.
Menarik napas kesal, aku memilih duduk di kursi tunggu. Untuk membunuh rasa bosan, aku membaca literatur bahasa Jerman selagi menunggu Taehyung selesai diobati.
Kurasa dokter itu sengaja berlama-lama. Sudah lewat hampir satu jam namun Taehyung belum juga keluar. Pesona Taehyung mungkin membuat wanita itu kehilangan akal sehatnya.
Fokus membacaku terdikstraksi karena ponselku bergetar pertanda ada pesan masuk.
Jimin: Hello sister, masih di rumah sakit?
Aku: Masih. Kenapa?
Jimin: Katakan pada Taehyung agar tidak kembali ke apartemenku. Ada Jungkook di sini.
Jimin: Aku tidak ingin ada pertengkaran babak dua, jadi bawa Taehyung ke mana saja, asal jangan ke sini
Aku: Loh? Bukannya Taehyung sudah pulang ke rumahnya ya?
Jimin: Belum sister. Dia masih jadi parasit di apartemenku. Perang dingin dengan Nyonya Isabella masih berlanjutAku: Lalu bagaimana? Aku tidak tahu harus mengantar V kemana :(
Jimin: Tinggalkan saja dia di kolong jembatan (^o^)丿
Aku: Brengsek
Jimin: Kenapa tidak ke rumahmu saja? Biar bisa sekalian hnggg 🌚🌚
Aku: Mati sana Jim 🔪
Jimin: Jangan gitu dong adik angkatku :"(
Taehyung akhirnya keluar dari ruangan itu dalam keadaan lebih baik. Beberapa bagian wajahnya yang luka diperban dengan rapi.“Maaf lama menunggu,” kata Taehyung menarik buku bacaanku, membuatku spontan berdiri dan meringis kesal karena aktifitas membacaku terganggu.
“Kenapa lama sekali? Tidak usah keluar sekalian,” omelku. Sekilas melirik sebal dokter Carla yang masih belum mengalihkan tatapannya dari Taehyung.
“Cemburu, hm?” ledek Taehyung mencubit pipiku.
Dokter Carla berdehem. “Taehyung, apoteknya ada di sebelah sana. Obatnya diminum yang teratur ya. Cepat sembuh anak manis,” katanya mengacak rambut Taehyung sok akrab. Wajahnya merona merah seperti remaja puber belasan tahun."Terimakasih Dokter," balas Taehyung sopan.
Aku memutar bola mata melihat tingkah dokter itu.Begini risiko punya pacar yang kelewat tampan seperti Taehyung. Terlalu banyak lebah yang mendekat karena dia sangat manis dan mengundang.
Eh? Tunggu. Memangnya Taehyung masih pacarku? Oh, sepertinya aku tidak berhak untuk cemburu lagi. Tolong ingatkan aku pada status kami yang belum jelas ini kawan.
“Omong-omong, aku menonton berita pertunanganmu yang dibatalkan. Aku turut bersedih.” Dokter Carla memasang ekspresi simpatik.
Taehyung tersenyum, “Tidak, jangan bersedih. Aku saja bahagia karena pertunangan itu batal dan tidak sampai ke tahap yang lebih serius.”
Dokter Carla menutup mulutnya dengan telapak tangan, pura-pura kaget. “Wah, jadi rumor itu benar? Kau tidak menyukai tunanganmu ya? Padahal menurutku Celine sangat cantik lohh,” katanya memancing.
Taehyung mengambil telapak tanganku dan menautkan jari-jari kami. “Pacarku jauh lebih cantik dan manis daripada Celine, Dokter.”
Dokter Carla tampak kaget dan tidak percaya. Ia menyipitkan matanya dan menatapku agak sinis. “Bukankah kau adalah Marianne Lee? Mantan pacar Taehyung yang genius dan kutu buku itu?” tanyanya setengah menyindir.
Sebelum aku sempat menjawab, Taehyung sudah memeluk pinggangku lebih dulu agar menempel padanya. Pria itu menjawab dokter Carla santai. “Kami tidak pernah putus, Dokter. Tolong jangan menatap pacarku dengan tatapan meremehkan seperti itu. Aku membencinya. Kau tahu kan? Aku bisa memecat dan mengusirmu dari rumah sakit ini kapan saja aku mau.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Chasing You | KTH
FanfictionTaehyung berjuang mengejar mantannya. Namun tunangannya yang abusif menghalalkan segala cara untuk memiliki Taehyung seutuhnya. ----- "Aku putus dengan Ann dan memiliki tunangan sakit jiwa. Kurang drama apa lagi hidupku?" -Taehyung ----- "Jangan be...