Dua Puluh

55 9 32
                                        

“Makanan sebanyak itu untuk apa?” tanya Mom ketika aku sibuk di dapur menutup kotak bekal.

“Untuk Taehyung,” jawabku memasukkan semua bekal ke dalam tote bag hitam.

Alis Mom menukik tajam, keningnya mengerut, “Ya ampun, untuk apa membuat dirimu sendiri repot demi si Anak Bodoh itu?”

“Dia tidak bodoh Mom,” sanggahku menahan kesal.

"Masih saja membela dia. He's your ex, Ann. Be smart and move on!"

"Moving on from Taehyung is an impossible thing."

Mom mendengus malas mendengar perlawananku. Ia merapihkan blus motif bunga daisynya yang dipadukan dengan rok warna krem. “Cepat selesaikan sarapanmu, Jungkook sudah menunggumu di depan,” kata Mom santai.

"Uhuk!" Aku tersedak saat mengunyah roti panggang. Mataku melebar. “Hah, Jungkook?” tanyaku tidak percaya.

Mom mengangkat tangannya, tersenyum penuh kemenangan sambil menunjukkan kunci mobilku yang sengaja diambilnya. “Hari ini kau berangkat dengan Jungkook. Mobilmu Mommy sita.”

“Untuk apa dia menjemputku? Aku bisa berangkat sendiri,” sungutku berdecak jengkel.

“Mommy yang memintanya menjemputmu, Sayang. Hubungan kalian tidak menunjukkan kemajuan sama sekali, terpaksa Mommy menjalankan siasat.”

“Mom, apa ini tidak berlebihan?” gerutuku lelah.

Kenapa sih orang tua zaman sekarang sangat suka ikut campur urusan anak muda? Menyebalkan.

“Tidak boleh protes. Sudah sana pergi! Kasihan dia menunggu terlalu lama," kata Mom tersenyum girang.

“Aku tidak mau. Lebih baik aku menelepon Hoseok untuk menjemputku,” tolakku bersikeras.

Mom berjalan mendekat, memasang ekspresi serius. "Mommy terpaksa ikut campur agar kau lebih dekat dengan Jungkook. Kau tahu sendiri, dia itu anak yang cerdas dan populer. Kalau kau tidak bergerak cepat untuk mendapatkannya, gadis lain akan mendahuluimu lebih dulu.”

“Aku tidak menyukainya Mom,” dengusku jengkel.

Ini sungguh sebuah awal yang buruk untuk memulai hari. Aku jadi tidak berselera lagi memakan rotiku. Masih pagi, tapi Mom sudah mengajak ribut dan merusak mood-ku.

Well, Mommy tidak peduli kau suka pada Jungkook atau tidak. Yang jelas, dia menyukaimu. Mommy juga menyukainya kalian bersama."

Aku meraih gelas berisi jus orange dan meneguknya sampai habis.

"Kedua orang tua Jungkook sangat menyukaimu, Ann. Satu-satunya kendala hanya ada pada dirimu,” omel Mom. "Kenapa kau tidak tertarik padanya? Dia anak yang genius dan berkharisma," kata Mom memuji Jungkook.

Aku meniup poniku gerah. Genius, genius, dan genius! Hanya itu saja yang ada di pikiran Mom.

“Sudah sana berangkat. Kau tidak ingin terlambat masuk kelas kan?” tanya Mom mengukir senyum puas.

Ok. Aku kalah kali ini.

Dengan terpaksa, aku pamit pada Mom, mencium pipinya sekilas.

Berjalan keluar, aku menghampiri Jungkook yang sudah berdiri bersandar di mobil putihnya dengan senyum sok ganteng. Membuatku seketika ingin mengumpat meratapi nasib.

Good morning Princess,” sapa Jungkook menunjukkan gigi kelincinya.

Mengabaikan sapaaan Jungkook, aku masuk ke jok belakang dan membanting pintu dengan kesal. Semua orang sepertinya sedang bekerja sama untuk merusak hariku hari ini.

Chasing You | KTH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang