"Krystal.. Sudahlah.. Jangan menangis! Apa yang kita lakukan memang hal yang wajar! Tak usah kau tangisi, iya aku akui jika memang aku yang salah, tapi Krystal itu bukan sebuah dosa. Kita sudah menikah, status kita suami istri jadi tidak ada yang salah"
Krystal masih menangis, dengan selimut tebal yang melekat di tubuhnya, dia bersandar di ranjangnya. Sedari tadi dia tak mendengarkan perkataan Kai, dia terus menangis. Jangankan untuk menatap mata Kai, melihatnya saja pun dia tidak sudi.
"Krystal.. Ayolah.. Berhenti menangis! Jangan seperti ini, Krys—"
PLAAAKK...
Krystal menampar pipi Kai dengan sangat kencang, Kai benar-benar terkejut dia menatap Krystal dengan nanar. Pipinya terasa panas dan perih hingga membuat bekas memar disana. Mata Kai berkaca-kaca, lidahnya terasa kelu. Kai tersenyum miris, dia masih menatap lekat wajah Krystal.
Dia kemudian menaikkan sedikit sudut bibirnya, menatap wajah Krystal dengan tajam. Lalu pergi berlalu meninggalkan Krystal.
Kai mengambil handuknya dan masuk ke dalam kamar mandi dengan hanya menggunakan boxer yang masih melekat di tubuhnya.
Krystal menatap lirih, dia benar-benar kecewa dengan Kai. Dia kecewa karena Kai merenggut kesuciannya secara paksa. Dia benar-benar tak sudi untuk menatap Kai lagi.
***
FLASHBACK
"Kau yakin kita tidur disini? Satu kamar?" tanya Krystal bingung.
Kai hanya mengangguk, dia merebahkan tubuhnya yang terasa sangat lelah.
"Hei bukannya menjawab tapi kau malah tidur seperti itu"
Krystal kesal saat Kai mulai memejamkan matanya.
"Aku lelah Krys.. Biarkan aku istirahat dulu tanpa harus mendengar ocehanmu itu"
Krystal hanya mendengus kesal.
"Setidaknya bersihkan dirimu dulu, dasar jorok" gerutunya.
Kai hanya tersenyum.
Dia membuka sedikit matanya, dia tersenyum saat melihat Krystal mulai mengambil handuk dan masuk ke dalam kamar mandi.
Kai bangkit dan duduk di tepi ranjangnya. Dia menggerakkan otot-otot tubuhnya yang terasa sangat pegal karena perjalanan panjangnya itu.
Tiba-tiba dia tersenyum dan muncul sebuah ide di dalam benaknya.
Dia langsung melangkahkan kakinya dan menekan tombol layanan kamar hotel pada telpon itu.
"Tolong bawakan dua minuman energi ke kamar 302 ya, terimakasih"
Kai tersenyum dia kembali merebahkan tubuhnya.
Tak lama dia menoleh saat mendengar ketukan pintu di kamar hotelnya. Dia bangkit dan membuka pintu kamar hotelnya. Dia tersenyum saat melihat seorang pelayan membawa minuman yang dia pesan.
"Terimakasih"
Pelayan itu hanya mengangguk.
Kai tersenyum, dia kemudian meminum minuman itu dan menebaknya dengan habis. Minuman dingin dan segar itu benar-benar membuat rasa dahaganya hilang.
"Hei.. Kau enak-enakan minum sendiri, mana untukku?" tanya Krystal yang tiba-tiba datang.
Kai tersenyum, dia memperhatikan dengan seksama tubuh Krystal yang hanya terbalut kimono handuk berwarna putih dengan rambutnya yang masih basah dibalut handuk di kepalanya. Benar-benar sexy dan menggoda, penampilan Krystal yang seperti itu membuat naluri lelaki Kai bangkit.

KAMU SEDANG MEMBACA
Conscience
FanfictionMereka dijodohkan, mau tidak mau mereka harus menerimanya. Krystal masih memiliki kekasih begitu pun dengan Kai yang enggan mengurusi masalah pribadi istrinya. Namun perasaan asing dirasakan oleh Kai, ia yakin jika itu cinta. Namun karena gengsi, ia...