Comfortable

566 59 0
                                    

Kai masih termenung di ranjangnya, kedua tangannya dilipat di perutnya, pandangannya kosong. Dia terus memikirkan perkataan Krystal kepadanya. Hatinya benar-benar perih.

CEKLEK..

Suara pintu kamar mandi terbuka. Krystal sudah rapi dengan pakaian tebalnya, Kai hanya menatapnya lirih. Krystal bersikap cuek dan mengacuhkan Kai, dia mengambil tas kecilnya.

"Kau mau kemana?" tanya Kai seketika.

Krystal menoleh dan tersenyum sinis.

"Untuk apa kau bertanya? Aku muak jika terus menerus berada disini berdua saja denganmu, lebih baik aku pergi jalan-jalan keluar"

Kai menarik nafasnya dalam.

"Di luar akan turun salju Krystal.. Lebih baik kau tetaplah disini"

Krystal tak memperdulikan ocehan Kai, dia langsung pergi keluar dari kamar hotelnya.

Kai hanya menatap lirih kepergian istrinya itu.

***

"Mengapa mereka semua tak mengerti bahasa Korea? Astaga! Bahkan aku tak tau lagi harus kemana lagi melangkah"

Krystal celingak-celinguk, dia kehilangan arah, dia tersesat.

"Bagaimana ini?"

Di saat dia sedang bingung, salju tiba-tiba turun. Krystal menatap kagum, butiran-butiran kecil salju yg turun, benar-benar indah. Tubuh Krystal berputar dengan tangan yang menengadah.

Sangat menyenangkan!

"Akhirnya aku bisa merasakan salju"

Dia terus memutar-mutar tubuhnya di tengah salju. Dia bahagia dan tertawa, dia benar-benar merasakan beban di hidupnya hilang.

***

"Kemana dia? Mengapa sudah tiga jam dia tak kembali juga?"

Kai mulai gelisah di kamar hotelnya, dia menyalakan televisi.

Dia terkejut saat pembawa berita itu mengatakan jika salju akan turun sangat lebat dan tak tau kapan akan berhenti. Dan akses jalan hampir tertutup karena terhalang oleh gumpalan salju.

Kai gelisah, dia memikirkan istrinya itu. Krystal-nya itu tak tahan dengan suhu dingin, Kai memutuskan untuk pergi, dia mengambil jaket tebal dan kupluknya.

***

"Kemana lagi aku harus mencarinya?"

Bola mata Kai berputar melihat keadaan jalanan dan mencari keberadaan Krystal. Matanya tertuju pada sekelompok orang yang sedang berkerumun di sebrang jalan.

Kai menjadi sangat khawatir, dia langsung berlari menuju kerumunan itu.

"Excuse me, what happen?"

Dia terus menerobos masuk di tengah kerumunan itu. Matanya membulat saat melihat Krystal tengah tergeletak di jalan dengan bibir yang membiru dan tubuh yg menggigil.

"Krystal" teriaknya.

Kai langsung bersimpuh dan menggendong tubuh Krystal.

"She is my wife"

Seluruh orang yang disana hanya mengangguk. Kai pergi dengan membawa Krystal.

"Ku mohon bertahanlah"

Krystal masih menggigil, tubuhnya terasa sangat dingin.

***

"Bagaimana dokter?" tanya Kai.

"Pasien dampaknya demam, suhu badannya sangat dingin. Dia benar-benar tak tahan dengan udara dingin"

Kai hanya mengangguk.

"Sebaiknya kau bawa saja istrimu kembali ke hotel dan rawat dia dengan baik, untuk saat ini sampai beberapa hari ke depan jangan mengajaknya keluar dulu karena suhu disini sedang dingin sekali"

Kai mengangguk mengerti, dia menoleh ke arah Krystal yang sudah terlelap tidur.

***

Kai terus menjaga Krystal di sampingnya, dia tidur dengan mendekap tubuh Krystal. Dia kini tak peduli lagi jika nantinya saat Krystal terbangun ia akan langsung menghajar Kai. Dia pasrah dengan apa yang nantinya dilakukan oleh Krystal, yang dia inginkan istrinya bisa segera pulih.

"Aku sangat mencintaimu Krystal, entah bagaimana rasa ini tiba-tiba muncul, aku sangat mencintaimu"

Kai mengecup kening Krystal dengan lembut, dia kemudian memejamkan matanya.

***

Cukup lama Krystal tertidur, dia terusik saat merasakan hembusan nafas yang berhembus di dekat wajahnya, dia perlahan membuka matanya. Dia terkejut saat melihat Kai tidur sangat dekat dengannya. Dia juga merasakan tangan kekar Kai melingkar di pinggangnya.

Krystal berusaha untuk melepaskan dekapan Kai namun tak bisa. Dia hanya bisa pasrah, dia menatap wajah Kai yang sedang tertidur dengan damainya.

Wajah Kai benar-benar polos saat tertidur, membuat Krystal menyunggingkan senyumannya saat melihat Kai tertidur.

Krystal kembali menepis pikirannya, dia kemudian kembali menutup matanya dan membiarkan Kai tetap mendekapnya seperti itu, entah mengapa dia merasakan nyaman saaat berada sedekat itu dengan Kai.

To be continued...

ConscienceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang